Review Buku Excuse Moi

Excuse Moi, Permisi!

Judul Buku : Excuse Moi
Penulis : Margareta Astaman
Penerbit : Kompas
Jumlah Halaman : 138 Halaman
Harga : Rp. 35.000
ISBN : 9789797095451

Setelah suka dengan tulisan Margie di buku sebelumnya, After Orchard, saya langsung beli Excuse Moi. Awalnya, saya rasa saya cuma tertarik dengan cara Margie bercerita dalam bukunya, tapi selanjutnya saya menyukai apa yang Margie bahas dalam buku ini, yaitu semua kesan yang ia terima sebagai kaum minoritas.

Sebagai warga keturunan Cina, Margie membahas dengan tuntas semua yang menjadi unek-uneknya, hingga Suami saya yang baca duluan buku ini bilang, “Itu isinya curhat semua”. Iya sih, saya melihat Margie memang lebih ke curhat dalam buku ini, tapi ga cuma itu, dia menambahkan semua hal yang berhubungan dengan hal yang ia ceritakan sampe kita mengangguk setuju.

Dengan darah campuran 50% Cina, 25% Jawa dan 25% Betawi, Margie merasa ia bukanlah sepenuhnya orang Cina, apalagi sejak kecil keluarganya tidak pernah mengajarinya bahasa Mandarin. Lah, wong keluarganya ga pake bahasa itu kok, ya jelas aja Margie ga bisa ngomong Mandarin. Tapi secara fisik, jelaslah jika Margie sudah terlihat Cina. Lagi-lagi saya mengeluh untuk mengetikkan kata ‘cina’, karna saya sendiri ga suka, terlalu rasis sepertinya.

Dari mulai kesulitas surat menyurat, ga bisa jadi presiden sampe di-Cina-Cina-kan diceritakan Margie dengan lugas. Saya mengerti sampe paham betul bagaimana perasaan Margie. Saya punya banyak temen-temen keturunan Cina karena SMP dan SMA di sekolah multiagama, multikultur, malah sebagai pribumi muslim, orang seperti saya menjadi minoritas di sekolah itu. Teman-teman saya yang keturunan tidak pernah membedakan saya dengan yang lain, kami bersatu sebagai orang Indonesia, walau pada kenyataannya diluar sana masih saja atau bahkan masih banyak yang mengkategori orang dari suku mana dia berasal.

Klo dalem hati saya suka bilang ‘hari gini masih rasis?’ tapi tidak dengan kenyataan yang ada. Orang Cina memang dianggap minor, berbeda, tapi menurut saya bukan untuk dibedakan.

Ah, saya suka dengan cara Margie menyampaikan luapan unek-uneknya dalam buku ini. Mengalir dengan khasnya :)
Eh, tapi saya beli buku ini karena deket2 Imlek loh. Menurut saya, buku2 dari penulis favorit, saya mesti baca. Covernya yang semakin ciamik, dengan dasar putih banyak gambar-gambar yang identik dengan Cina, seperti barongsai ada disana, juga naga yang panjangnya sampe dibuat cover memanjang seperti itu. Saya lebih-lebih suka sekali dengan gambar yang ada dalam buku ini. Lucu. Kayak gambaran sendiri, yang dibuat agar kita bisa mengimajinasikan kira-kira ceritanya seperti apa dengan lebih menarik.

Contoh gambar

Tidak ada yang salah menjadi berbeda. Namun, kita harus banyak belajar untuk tidak membedakan :)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.