Verifikasi Hoax Dengan Bantuan Komunitas

Hoax atau kabar bohong sepertinya udah jadi hal yang tiap hari kita dengar akhir-akhir ini. Menyebarnya cepat sekali, kalah deh virus flu. Yang paling mudah karena dengan sekali klik forward (di aplikasi pesan singkat), reshare/retweet/repost dari media sosial bisa langsung tersebar ke mana-mana.

ilustrasi dari hipwee.com

Hoax banyak diartikan berita bohong, tapi sebenarnya berita sendiri itu sudah benar, kalau bohong ya bukan berita namanya. UNESCO sudah mengklasifikasi menjadi tiga yaitu misinformasi, disinformasi dan malainformasi. Mari kita cek apa beda ketiganya ;

  1. Misinformasi : informasi palsu tetapi tidak dibuat dengan maksud menyebabkan kerugian
  2. Disinformasi : informasi palsu yang sengaja dibuat dengan maksud membahayakan seseorang, kelompok sosial, organisasi atau negara
  3. Malainformasi : Informasi yang didasarkan pada kenyataan, digunakan untuk menimbulkan kerugian pada seseorang, kelompok sosial, organisasi atau negara.

Setiap negara punya caranya sendiri dalam memerangi hoax ini, Indonesia juga seperti itu. Ada Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) yang konsen mengurusi hoax ini. Ada juga Jabar Saber Hoax yang dibentuk Pak Ridwan Kamil untuk menghantam hoax.

Mafindo sendiri punya metode klasifikasi hoax yang disebut klasifikasi ganda yaitu klasifikasi umum (salah dan benar informasi tersebut) dan klasifikasi akademis (diambil dari versi FirstDraft). Nah First Draft sendiri mengelompokkan ada 7 tipe mis dan disinformasi, yaitu :

  1. Satir / Parodi : tidak ada niat jahat, namun bisa mengecoh.
  2. False Connection : judul berbeda dengan isi berita, dst.
  3. False Context : konten disajikan dengan narasi konteks yang salah.
  4. Misleading Content : konten dipelintir untuk menjelekkan.
  5. Imposter Content : tokoh publik dicatut namanya.
  6. Manipulated Content : konten yang sudah ada, diubah , untuk mengecoh.
  7. Fabricated Content : 100% konten palsu.

Banyak ya macem-macemnya. Saya mengapresiasi sekali bagaimana Mafindo mengerahkan relawan untuk ngurusin hoax ini, juga dengan tim @jabarsaberhoax yang dengan cepat bisa verifikasi hoax. Saya merasa daerah lain juga bisa menduplikasi hal serupa, setidaknya untuk menangkal hoax berkembang lebih besar kan bisa dimulai dari tiap daerah.

Sebenarnya sebagai pengguna internet aktif, sosial media aktif, kita semua bisa memverifikasi sendiri apakah kabar yang kita terima atau kita dapat atau yang kita baca itu hoax atau bukan. Caranya dengan membaca keseluruhan informasinya, lalu pikir apakah informasinya sesuai dengan gambar yang mungkin terlampir di dalamnya. Lanjut jika masih ragu, bisa cek dengan menggunakan Google Images, unggah gambar yang diterima dan telusuri beritanya. Cek maricek ini memang diperlukan, sehingga kita bisa mengetahui informasi itu benar atau salah.

Cara lain yang bisa teman-teman ikuti adalah melibatkan komunitas. Setiap komunitas sekarang hampir semuanya punya WhatsApp Grup (WAG) kan, nah coba verifikasi hoax bareng-bareng di WAG tersebut. Saya bersama teman-teman di WongKito misalnya, hampir tiap hari ada aja yang berbagi informasi. Kami terbiasa mencari tahu apakah informasi tersebut hoax atau benar sebelum dibagikan kembali. Ada yang mengecek dipencarian online, ada yan cari tahu dari jejaring yang dipunya, sampai akhirnya nanti ada kesimpulan apakah informasi itu hoax atau memang benar.

Verifikasi hoax semacam ini juga termasuk hal yang baik dilakukan. Teman-teman yang sibuk (atau malas) bisa membaca saja hasilnya, jika memang benar ya bisa dibagikan jika terbukti hoax ya bisa dikasih tahu ke grup yang lainnya juga bahwa berita tersebut hoax. Dengan begitu kita bisa memperkecil kemungkinan hoax yang ada beredar di masyarakat dan juga biar gak makin berkembang jauh.

Lagian, saya juga heran kenapa ada yang sempat-sempatnya bikin hoax. Walaupun ada tujuan tertentu tetap aja, menyebarkan kebohongan apalagi kebencian itu tidak pernah baik adanya.

6 thoughts on “Verifikasi Hoax Dengan Bantuan Komunitas

  1. Di salah satu grup WA angkatan, saya secara tidak resmi didapuk jadi pemeriksa setiap ada info yang agak aneh

    Bahkan kadang teman-teman sampai japri untuk meminta klarifikasi apakah sebuah kabar benar atau hoaks.

    Lah? Siapalah saya ini? :D

  2. Agak capek juga berurusan sama hoax apalagi di WA group dan di FB. Belum cek-ricek sudah disebar kemana-mana. Sudah gitu yang terima main komen dulu tanpa verifikasi. Bener-bener deh ini yang suka bikin hoax.

  3. Memang memprihatinkan soal hoax ini ya mbak. Harus pinter2. Kadang kita klarifikasi pun, org yang nyebar dah defensif duluan. N hoax ini pun nyerangnya banyak… gak cuma kalangan bawah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.