Sering Belanja Online?

Belanja sekarang sih apa-apa dah bisa online. Cukup duduk, liat pc/laptop/tablet/smartphone, browsing, dapet barang yang dicari, beli, lakukan pembayaran dan tunggu barangnya sampe di rumah. Gampang emang (selagi duitnya banyak), cuma seberapa banyak yang kamu bisa beli secara online?

gambar : blog.cabananights.com

Kalo ditanya ke diri saya sendiri, ya katakanlah saya lumayan sering belanja online. Beli apa aja? Kalo dulu zamannya Alaya masih bayi, segala perlengkapan bayi yang lucu dan pakaiannya. Trus beli buku sih yang paling sering banget. Karena biasanya bukunya gak ada di Palembang atau karena memang pengen punya bukunya duluan sistem pre order atau diskon yang menggiurkan.Beberapa barang yang kayaknya saya gak beli online adalah sepatu, sendal gitu karena takut aja gak pas.

Banyak barang emang bisa di beli secara online, malah hampir semua kali ya. Mau beli pakaian dsb fashion item, banyak buanget toko onlinenya, mau beli gadget juga banyak, beli kebutuhan rumah sehari-hari pun ada jualannya. Beberapa dari kita silakan milih aja lebih suka beli secara online atau masih suka ke toko benerannya.

Read more

Lawan Tulisan Dengan Tulisan

Sebenarnya sudah seminggu tulisan Damar Juniarto tentang Pengakuan Internasional Laskar Pelangi di Kompasiana itu diterbitkan. Saya membaca tulisan panjang itu, dan disanalah saya juga baru tahu nama asli Mas Amang (atau @scriptozoid ) begitu dia dikenal di kalangan Goodreads.

gambar : leverage-pr.com
gambar : leverage-pr.com

Terlepas dari Mas Amang dekat dengan teman-teman Goodreads, saya merasa tulisannya di Kompasiana itu begitu bagus, begitu lengkap, tentunya dia gak akan nulis begitu kalo memang dia gak tahu bener gimana gimananya soal buku penulis ngetop, Andrea Hirata itu.

Saya sendiri penyuka karya Andrea Hirata, silakan buka halaman Goodreads saya disana terlihat penulis favorit saya ya salah satunya Andrea Hirata. Saya kaget ketika kemarin pagi timeline Twitter heboh jika Andrea Hirata memperkarakan tulisan Mas Amang tersebut. Saya gak menyangka langkah tersebut yang diambil oleh Andrea Hirata atas sebuah tulisan tentang karyanya.

Read more

Seberapa Perlu Yang Jualan Pake Media Sosial?

Seberapa banyak keperluan, punya aja dulu juga gak apa kok!

Gambar dari : blog.thoughtpick.com

Di era digital seperti sekarang, hampir semua yang berjualan (entah itu jualan produk barang maupun jasa) punya yang namanya akun media sosial. Mau itu baru dimulai pake Facebook, Twitter, Instagram, Pinterest sampe punya web sendiri. Bener-bener keren lah!

Dengan adanya akun media sosial yang jualan ini, akan mudah bagi kita, si pengguna/calon pembeli barang/jasa untuk mengetahui banyaknya info ini dan itu terkait dengan sebuah produk. Yang gak tau, minimal jadi tau ada yang namanya toko A, B, C dan seterusnya. Soal harga juga bisa liat dari rekomen temen-temen yang udah duluan menggunakan produk mereka. Otomatis kita si calon pengguna produk tersebut jadi lebih mudah memutuskan mau beli barang atau menggunakan jasa yang mana.

Read more

Yok Ke Festival Pembaca Indonesia 2012

Teman-teman tercinta, tahun ini Goodreads Indonesia (GRI) kembali menyelenggarakan Festival Pembaca Indonesia yang telah sukses digelar 2 tahun belakangan.

IRF 2012

Saya sendiri tahun lalu menghadiri Festival Pembaca Indonesia atau juga yang disebut Indonesian Reader Festival (IRF). Banyak yang bisa saya lihat dan bisa dapatkan dalam event buat para pembaca Indonesia itu. Saya sendiri seneng lah bisa bertemu dengan teman-teman Goodreads, berkenalan dengan banyak penulis dan juga orang-orang dari penerbitan buku.

Tahun ini, temanya ‘Luaskan Dunia Membacamu’. Bagi yang merasa gak punya semangat baca, silakan berkenalan dengan teman-teman GRI, dijamin kalian paling gak jadi punya semangat baca lagi deh.

Read more

Dewan Pers, Jurnalis, Blogger dan Media di Bali Media Forum 4

Lagi. Ngomongin etika.

Namanya juga forum ya, isinya memang ngomong dan diskusi. Kali ini Bali Media Forum (BMF) mengambil tema Ethical Journalism and Citizen Media: Giving People a Voice in Support of Democracy. Acara ini masuk dalam rangkaian acara Bali Democracy Forum yang diselenggarakan di Nusa Dua, Bali 7-9 November 2012 oleh Dewan Pers didukung oleh Thomson Foundation dan Institute of Peace and Democracy.

bmf4-2012
Bali Media Forum

Yang hadir dalam BMF ke 4 tahun ini yaitu perwakilan dewan pers, jurnalis dan media dari berbagai negara ditambah dengan para blogger Indonesia, termasuk saya dan beberapa teman lain. Baru kali ini sepertinya BMF mengundang para blogger dan dari social media, karena sesuai dengan tema yang diangkat.

Dalam 2 hari BDF diisi dengan sharing dari para perwakilan berbagai negara, baik dari dewan pers ataupun media dan dari jurnalis tentang bagaimana situasi terkait media dan jurnalisme di negaranya masing-masing baik itu media mainstream juga social medianya. Menarik mendengar banyak cerita dari Malaysia, Philipina, Vietnam, Thailand, Myanmar, Srilanka, Australia, Pakistan, China, Norwegia hingga Timor Leste.

Read more

Blogger Itu Pejuang HAM

Teman : Bahasanmu berat Nik, soal HAM. Mbok ya yang ringan-ringan aja gitu.
Saya : Gak kok, Saya mah nulisnya yang ringan kok, ya dibuat ringan deh :)

Kalo denger HAM atau Hak Asasi Manusia, ngerasa bahasan berat aja gitu ya. Padahal hal-hal yang selama ini kita tulis yang ringan-ringan pun kadang menyangkut HAM lho sebenernya.

gambar : http://www.government.se

Rabu, 31 Oktober kemarin sebelum acara ID-IGF itu, Saya dan temen-temen blogger bertemu dan ngomongin soal HAM di beskem Internet Sehat. Berkenalan lah dengan Mas Isnur dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta. Lalu kita diskusi, satu-satu temen blogger ngomong soal HAM yang mereka tau, pernah gak nulis soal HAM dan apa ajalah yang mau ditanyain terkait HAM.

Mas Isnur jelasin soal HAM yang fundamental dengan santai dan enak banget. Jadinya bahasan ini gak seberat yang banyak orang kira. Hampir semua temen-temen menjawab HAM adalah hak yang dibawa dari sejak lahir dan negara lah yang bertanggung jawab atas penegakan HAM. Saya yang sebenernya males bener nyimak soal hukum dan segala pasal hukum, akhirnya juga mau gak mau mesti tau :p

Jaminan terhadap hal atas kebebasan berpendapat dan berekspresi ada dalam Deklarasi Umum Hak-Hak Asasi Manusia (DUHAM), lebih khusus pasal 19 yang bunyinya begini :

Read more

Bagaimana Baiknya Menulis Keluhan Tentang Pemerintahan Dalam Blog?

Sebenarnya saya kadang bingung, bagaimana sebaiknya kita sebagai blogger menulis keluh kesah tentang pemerintahan negara ini?

Ada banyak keluhan yang terjadi, mungkin kaitannya tentang tindakan korupsi misalnya, tentang kekhilafan polisi yang menerima suap atau tentang birokrasi dari orang-orang pemerintah yang biar cepet mesti dikasih duit, berikut juga tentang layanan publik yang menjadi tanggung jawab pemerintah.

Rasa-rasanya hal ini banyak banget kejadian, hanya saja gak banyak yang mau menceritakan, menulis atau apalah namanya kepada banyak orang, melalui blog misalnya. Saya pribadi kadang juga takut kejadian kayak Pak Musni yang menceritakan dugaan kasus korupsi di salah satu sekolah atau kayak 3 blogger Vietnam yang masuk penjara gara-gara mengkritik pemerintah di negaranya.

Katakanlah saya banyak gak ngerti sama urusan politik negara ini (atau gak mau ngerti) yang njelimet tiada tara, tapi saya juga cuma seorang blogger yang kadang gemes pengen nulis sesuatu yang berbau kritik pada pemerintah. Namun, beberapa kasus yang bermunculan membawa sebagian besar blogger memilih berada di zona aman, dengan dalih ‘ya daripada kena kasus’.

Saya pikir kebebasan berpendapat/berekspresi menjadi omong kosong jika kita  tidak bisa benar-benar ngomong/menulis tentang banyak hal dan berada dalam ketakutan. Takut terjerat UU ITE misalnya, takut dipolisikan atas pencemaran nama baik contohnya. Uhg…. saya mah beneran jadi takut, liat polisi aja saya males apalagi urusan sama pengadilan.

Jadi, kira-kira menurut teman-teman bagaimana sebaiknya kita sebagai blogger bisa menuliskan keluhan atas pemerintahan dengan bebas tanpa rasa takut?