Perantau dan Tradisi Mudik

Menjadi perantau tak ada yang salah.

Mungkin saya memang bukan perantau karena belum pernah tinggal lama di daerah lain selain Palembang. Lahir dan besar di Palembang, sampe sekarang sudah menikah pun belum ada kepikiran untuk tinggal di kota lain. Beda halnya dengan beberapa teman yang sudah biasa sedari kuliah tinggal di sini, menikah nanti di sana dan ada yang harus pindah ke sana sini karena pekerjaan. Tentu saja saya gak pernah merasakan yang namanya tradisi mudik, pulang kampung pas hari raya gitu. Yang ada saya pernah ke kampung halaman ibu bapak saya itu pun gak pada saat hari raya dan karena jauh (sekitar 8 jam perjalanan darat) saya biasanya udah males duluan.

Beberapa hari lalu, di grup chat teman saya bercerita bagaimana perjalanan mudik ala mereka. Walau melelahkan seorang teman bercerita serunya mudik keluarganya ke kampung suaminya di Jogja menggunakan kereta api. Mereka menggunakan berbagai transportasi apa aja sebenarnya, pernah pakai pesawat, bawa mobil juga. Demi memberikan pengalaman baru buat anak-anak dipilihlah tahun lalu menggunakan kereta. Dia cerita dari nyari tiket kereta api mudik, menyiapkan segala macem kebutuhan keluarga sampe ngerasain penuhnya stasiun pada saat mau mudik. Rame tapi tetap menyenangkan katanya. Anak-anak juga tetap bisa happy.
Read more