Menua, Mengingat dan Melupakan

Things we want to remember, we forget. Things we want to forget, we remember…

Semalem, saya baru nonton film Thailand, judulnya Best of Times. Bagi saya yang tidak terlalu setuju pada apa kata IMDB, saya merasa film ini bagus buat ditonton. Dan, memang bagus walau memang tipikal film drama yang banyak dialognya. Gak kayak film romantis Thailand yang lain, film ini justru kuat karena tokoh pasangan kakek Jamrus dan nenek Sompit.

Silakan bagi yang pengen nonton film ini, bagus buat nemenin nunggu hujan. Saya gak akan cerita tentang gimana cerita filmnya, tapi pengen bahas soal alzheimer yang disinggung dalam film ini.

Bukan cuma film Best of Times sebenernya yang menyinggung alzheimer, yang pernah juga saya tonton dan ingat sekali itu di serial Grey’s Anatomy, ada juga CSI: NY, saat Adam mendapati ayahnya punya penyakit ini dan juga beberapa film lainnya.

Cepat atau lambat, setiap orang akan lupa, hanya saja bagi orang dengan alzheimer, mereka akan lebih cepat melupakan. Mulai dari lupa mau kemana, udah minum kopi apa belum, hingga yang paling menyedihkan yaitu lupa siapa pasangan dan anak-anaknya.

Read more

The Best I Never Had

Bersenang-senanglah karna waktu ini yang kan kita rindukan di hari nanti….

Saya ingat betul waktu perpisahan SMA lagu ini adalah lagu yang paling berasa dan juga satu lagu lagi lagunya Project Pop.

Jika tua nanti kita tlah hidup masing-masing, ingatlah hari ini….

10 Years

Hal yang menyenangkan ketika lulus SMA. Perasaan bahagia memasuki masa kuliah dan beranjak dewasa. Tapi lirik di kedua lagu itu benar adanya, saat-saat di sekolah, menjadi saat-saat yang saya rindukan sekarang, padahal belum genap 9 tahun dari kelulusan SMA. Kerinduan itu bisa bertemu dan berbagi banyak cerita di sekolah dulu bersama teman. Syukurnya, kami masih sering mengetahui banyak cerita. Thx to BBM dan Facebook :)

Kemaren saya sempet nonton film, judulnya 10 Years. Sebenarnya film biasa, tentang reuni 10 tahun sejak masa mereka SMA. Tapi justru cerita mereka yang bikin saya jadi ikutan kangen masa-masa SMA. Tentunya udah banyak yang menikah dan punya anak. Ada yang jadi lebih gendut, ada yang jadi musisi, ada yang tambah cakep.

Read more

Memaknai ‘Saling Melengkapi’

Apa tujuan Anda menikah?

Jika jawaban kalian ‘untuk mempunyai keturunan’ maka cobalah untuk menonton film Test Pack karya Monty Tiwa, sekarang filmnya lagi tayang di seluruh bioskop Indonesia.

Tidak ada yang salah dengan jawaban ‘ingin mempunyai keturunan’, hanya saja mungkin seharusnya jawaban itu akan menjadi urutan kesekian dalam suatu niatan menikah. Jika jawaban tersebut menjadi urutan pertama dalam niat menikah, maka ketika mendapati pasangan kalian infertil?

Test Pack the movie (gambar : istribawel.com)

Isu ini yang menjadi tema dalam film Test Pack, dari buku yang berjudul sama karyanya Ninit Yunita. Bukunya saya baca udah lama sih ya, sekitar tahun 2006, masih cover awal. Sekarang sih udah dicetak ulang dengan cover berbeda. Menurut saya bukunya sih bagus tapi dapet visualisasi Reza Rahadian – Acha Septriasa ini yang lebih komplit.

Tata (Acha) dan Rahma (Reza) telah menikah selama 7 tahun namun belum dikarunia anak. Keinginan sangat besar dari Tata untuk bisa mempunyai anak diperlihatkan dengan usahanya melakukan banyak hal, dari mulai makan toge mulu untuk menambah kesuburan, baca buku-buku kesehatan reproduksi hingga periksa ke dr. Peni S (Oon Project Pop) dan disarankan untuk melakukan suntik hormon.

Setelah melakukan banyak cara dan belum menampakkan hasil, dr Peni menyarankan agar Rahmat juga melakukan test kesuburan. Rahmat begitu terpukul saat mengetahui hasilnya tidak sesuai keinginan.

Apa yang terjadi dengan Tata setelah mengetahui kondisi Rahmat? Baiknya temen-temen nonton saja lah. Saya merekomendasikan film ini ditonton tidak hanya untuk pasangan yang sudah menikah, yang belum menikah pun bagus juga kalo nonton film ini. Bahwa ternyata menikah bukan cuma mendengar ‘SAH’ saksi ijab qobul aja, tapi lebih dari itu, bagaimana satu sama lain bisa menerima kekurangan dan melengkapinya dengan kelebihan masing-masing.

Read more

Linimassa 2 : Ketika Orang Biasa Melakukan Hal yang Luar Biasa

Semua orang, tidak terkecuali sebenarnya mampu melakukan perubahan.

Iya, ini tentang film dokumenter kedua dari Linimas(s)a. Bagi yang belum pernah menonton film ini, bisa kok diliat langsung dari Youtube atau kalo yang mau unduh, bisa langsung unduh di webnya Linimassa.

Kalo di film Linimassa 1 ada banyak tokoh di dalamnya, yang rata-rata sudah banyak dikenal, seperti Bibit-Chandra soal korupsi, Prita Mulyasari dengan kasus pencemaran nama baik, Harry van Yogya si tukang becak yang ngehits itu, juga bagaimana JalinMerapi dan juga Blood4Life membantu sesama. Nah, Linimassa kedua ini lebih banyak mengangkat hal-hal di daerah yang dilakukan oleh orang biasa tapi menjadi hal yang luar biasa.

Nonton Bareng Linimassa 2 #FGD2012

Saya beserta teman-teman blogger juga aktivis informasi lain berkesempatan menonton pemutaran perdana film Linimassa 2 pekan lalu. Sepuluh menit pertama, mata penonton disuguhi dengan cerita Ambon. Diceritakan bagaimana Almas juga teman-teman disana berusaha memberi informasi tentang keadaan Ambon kala itu, dimana media-media mainstream dengan hebohnya memberitakan kerusuhan di Ambon. Disaat Ambon sudah mulai membaik, media mainstream berulang kali menayangkan berita yang hanya membuat banyak orang panik.

Almas dkk memberitakan kejadian langsung dari Ambon melalui social media yang membawa kelegaan dari para pembaca. Saat itu, pelan-pelan social media justru menjadi media yang lebih dipercaya. Belum lagi tayangan keindahan Ambon di film itu ditambah dengan lagu Ambon Manise dari Glenn Fredly membuat saya menyesal kenapa waktu itu gak jadi ikut ke Ambon :D

Ada lagi tentang Kampung Cyber, dimana sekampung itu sudah melek internet, mereka warganya sudah bisa menggunakan internet untuk peluang usaha mereka. Ada juga seorang ibu yang rela mengajar PAUD di sebuah desa tanpa mikirin bayaran, dia buat sebuah kelas untuk belajar dengan bambu dan beratap terpal.

Masih ada lagi Mbak Ayu dari Koalisi Aids yang bercerita bagaimana ia berusaha membantu mensosialisasikan HIV AIDS dengan bantuan web, twitter, FB. Saya pribadi salut dengan Mbak Ayu dengan semua cara yang dia lakukan agar banyak orang tahu bagaimana HIV AIDS itu.

Eh, iya ada juga Bunda Yati, nenek berusia 72 tahun yang aktif belajar ngeblog untuk mengisi banyak waktunya lho, beliau tergabung di Kumpulan Emak-Emak Blogger. Daaaann… ternyata di film tersebut, ada penampakan diriku, dikit sih (malu juga kalo banyak) paling juga 2-3 detik gitu deh :D

Ah, ternyata masih banyak orang-orang biasa yang mampu melakukan hal-hal luar biasa seperti ini ya.

Tanpa bantuan siapapun kita sebenarnya bisa melakukan perubahan ~ Shita Laksmi

Bagi yang mau nonton filmnya, yang sabar ya. Linimassa 2 akan segera didistribusikan. Bagi yang mau ikut nyawer untuk film ini masih boleh lho, cek aja infonya disini ya.

Rewind dan Kembali Ke Masa Lalu

Ketika tombol rewind dalam hidup itu tidak pernah ada.

Rewind

Saya sadar tidak semua orang menyukai masa lalu yang dia punya. Mungkin saja ada banyak hal yang rasanya ingin kita ubah agar tidak membawa penyesalan saat ini atau nantinya. Tapi, tombol rewind dalam hidup itu tidak pernah ada kawan, sebesar apapun usahamu untuk mengubah masa lalu, tidak akan pernah bisa.

Oke, kita coba liat case 2 film berikut ini ya :

1. Operation Proposal (serial Korea)

Operation Proposal

Saya gak suka K-Pop, tapi saya harus akui saya suka film-film Korea khususnya serial dramanya. Bagus aja sih, lucu, romantis dan juga ada pesannya. Sama seperti serial ini.
Jadi cerita intinya, si cowo, Kang Bae Ho namanya, suka banget sama cewe yang udah dari umur 8 tahun temenan sama dia. Tapi dia gak pernah punya kesempatan (mungkin juga keberanian) untuk bilang bahwa dia suka sama tuh cewe. Sampe akhirnya si cewe nikah sama orang lain. Padahal si cewe suka banget dari dulu sama dia. Akhirnya ada malaikat yang bisa membawa dia ke masa lalunya, sebagai kesempatan agar dia bisa mengubah sesuatu yang terjadi saat nanti. Sekeras apapun dia berusaha mengubah masa lalu, dia mendapati dia gak mengubah apapun di masa datang.

Oke cerita intinya gitu ya. Coba kita simpen dulu cerita pertama ini, lanjut dulu ke film kedua.

2. Medley (film Indonesia)

Medley (sumber: wikipedia)

Mungkin banyak yang belum pernah nonton film ini ya. Ini film Indonesia, tapi menurutku film ini punya pesan yang bagus banget. Adalah Aditya (diperankan oleh Yosi Project Pop, iya… dia bisa akting kok) yang punya istri dan 1 anak. Suatu hari dia merasa berada di waktu tersulit dalam hidupnya, dia melihat temannya lebih sukses dan juga bertemu dengan mantan pacarnya dulu yang membuat dia merasa sepertinya kalo dulu dia gak melakukan kesalahan dengan menghamili istrinya yang sekarang, dia bisa lanjut sekolah keluar negeri, lebih kaya dan punya istri yang lebih cantik (mantannya itu maksudnya).

Hingga akhirnya, dia bisa kembali ke masa lalu, dia mencoba mengubah semuanya yang dia sesalkan, tapi ternyata hidupnya pun tidak semudah dan sehebat yang ia prediksikan. Aditya menyadari bahwa hidupnya yang nyata bersama istri dan anaknya sekarang itu jauh lebih membahagiakan.

Read more

Puncture, Lawyer dan Mike Weiss

Puncture

Apa sih yang membuat kamu pengen nonton sebuah film?
Ceritanya menarik? aktornya keren?
Semata-mata karena Chris Evans-lah saya beli dvd film Puncture ini. Bisa dikatakan saya salah satu fans beratnya Chris Evans deh. Tapi ternyata, filmnya beneran bagus kok.

Puncture ini adalah sebuah film yang diangkat dari kisah nyata tentang Mike Weiss, seorang pengacara muda Houston dan pengguna obat-obatan. Mike Weiss bekerja bersama temannya, Paulus Danziger untuk menangani kasus tentang bahaya jarum suntik plastik. Vicky, Seorang perawat UGD tertusuk jarum suntik yang terkontaminasi saat melakukan pekerjaannya, yang menyebabkan Vicky terkena virus yang sama dengan yang diderita pasien tidak lama setelah kejadian tersebut.

Jadi, sekitar tahun 90-an di Amerika itu kebanyakan Rumah Sakit (RS) menggunakan jarum suntik plastik yang ternyata bahaya sekali untuk para perawat. Dikatakan ada 80rb kasus jarum suntik yang terjadi tiap tahunnya. Ternyata disisi lain sudah ada produsen pembuat jarum suntik aman (difilm ini diperlihatkan jarumnya langsung masuk ke dalam setelah digunakan) tetapi ditolak untuk diproduksi secara massal karena biaya produksinya yang mahal, padahal si pembuat ini butuh donatur untuk bisa memproduksi jarum suntik yang aman ini.

Read more

Mantra Man Jadda Wajada dan Film Negeri 5 Menara

Negeri 5 Menara

Dengan best seller-nya novel karya uda A.Fuadi, Negeri 5 Menara yang terkenal dengan mantra ‘man jadda wajada’, akhirnya dibuatlah sebuah film dengan judul sama seperti novelnya. Novel ini sebenarnya buku pertama dari trilogi Alif Fikri. Buku keduanya, Ranah 3 Warna saya rasa justru lebih menarik dari pada buku pertama. Entah bagaimana buku puncak dari trilogi ini. Karenanya, saya tidak terlalu berekspektasi terlalu tinggi akan film ini. Nyatanya, seperti yang sudah saya duga.

Negeri 5 Menara mengisahkan beberapa orang anak laki-laki usia SMA dengan sentral cerita si Alif Fikri, orang Padang yang merantau ke Pondok Madani dalam rangka mengikuti keinginan sang ibu agar dia bisa jadi santri. Dengan enggan akhirnya Alif tes dan akhirnya diterima di Pondok Madani. Bertemanlah dia dengan beberapa kawannya antara lain Raja, Baso dan Atang. Mereka semua menyebut diri mereka Sahibul Menara, dengan cita-cita perjalanan mereka masing-masing menaklukkan belahan dunia mana. Silakan kesini buat yang mau baca review bukunya, udah pernah saya tulis soalnya.

Berangkat dari rasa ingin tahu seperti apa novel ini difilmkan, saya nyempetin nonton film ini. Seperti yang saya bilang diawal, entah kenapa saya merasa film ini amat datar. Man Jadda Wajada seakan-akan hanya keras diucapkan para pemainnya namun tidak terlihat secara nyata. Scene dimana kepergian Baso yang harusnya menjadi satu cerita dramatis, terlihat biasa saja. Saya menginginkan film ini lebih bisa menampilkan usaha para sahibul menara yang berusaha keras bukan cuma keras meneriakkan ‘man jadda wajada’.

Read more