Jurnal Syukur

Katanya kita harus banyak bersyukur, biar dilingkupi bahagia dan selalu mujur.

Ya, katanya makin banyak kita bersyukur, akan makin banyak limpahan rezeki yang datangnya dari yang di Atas. Mungkin saya lebih percaya, bahwa jika kita banyak bersyukur, maka setidaknya kita merasa selalu mencoba baik-baik saja dengan itu, mengupayakan banyak hal dengan semua ucap syukur, melihat semua dari sisi positif. Itu kali yang membuat kita jadinya resilien atau setidaknya bisa berjuang meneruskan hidup dengan lebih baik.

ilustrasi nyomot dari invajy.com

Dalam drama Korea berjudul Daily Dose of Sunshine, ada seorang perempuan muda berprofesi sebagai perawat. Dia baru aja pindah melakukan tugasnya di departemen kesehatan jiwa dan ternyata menemukan beragam masalah kejiwaan pasien. Nonton drakor ini saya perlu waktu lama baru selesai, karena nontonnya menurutku harus dalam keadaan perasaannya baik, biar gak terpicu sesuatu pada saat menonton. Saya bahkan sering kali mengambil napas panjang saat menonton dan gak jarang ikut menangis. Ya, melow memang. Banyak hal yang membuat tokoh utama perempuannya ini belajar banyak dari memahami pasien, bahkan bisa dibilang baper-an gitu. Di sisi lain ingin membantu tapi juga di sisi lain jadinya harus profesional sebagai perawat saja. Sampai akhirnya dia malah menjadi salah satu pasien karena depresi.

Dalam cerita drakor itu ada beberapa proses penyembuhan pasien dengan gangguan kejiwaan. Dalam kasusnya si Mbak Da-Eun (nama tokohnya) dia diajak untuk menulis jurnal. Dalam jurnal yang ditulis tiap hari itu, dokternya melihat perasaaan atau emosi mana saja yang muncul dalam tiap harinya Da-Eun. Lalu dokter itu meminta untuk menandai emosi positif dan negatifnya mana aja dan menilai banyakan yang mana. Berjalan hari untuk semakin baik seharusnya banyak memperlihatkan emosi positif dan juga rasa syukur.

Dari sana, saya berpikir, betul juga ya. Menarik juga punya semacam jurnal yang menuliskan rasa syukur tiap hari, apa yang membuat kita hepi tiap hari. Tujuannya apa? ya biar kita makin bisa menilai bahwa hidup yang kita jalani tiap harinya itu bermakna, punya arti dan hidup kita patut dijalani dengan sebaik-baiknya.

Saya sendiri akhirnya memulai mengisi jurnal syukur (gratitude journal) dari bulan Oktober lalu. Ada buku catatan kecil lucu yang saya beli di Bandung, mini banget seukuran 8x8cm gitu dan sekarang kalo berangkat ke mana-mana saya bawa terus. Saya isi tiap harinya apa saja yang membuat saya hepi tiap harinya. Apa saja contohnya? Ya sesederhana bisa menyelesaikan baca buku, beli pulpen baru dan main timezone bareng anak.

Walau tiap hari itu gak selamanya selalu hepi, tetap saja, ternyata ada banyak hal yang menurut saya itu hari yang biasa saja, tapi ternyata ada yang selalu bisa dituliskan sebagai bentuk rasa syukur. Walau ada saja hari dari pagi moodnya jelek, tapi segelas kopi dingin kadang cukup membuat hari bisa dilalui dengan baik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.