Kedewasaan = Kemapanan

Berpasangan

Beberapa waktu lalu saya sempat chat dengan seorang teman baik (laki-laki) dan dia bercerita banyak sampe saya musti tidur jam 1 pagi demi dengerin ceritanya *sekalian-saya-juga-lagi-instal-ini-itu-juga-sih*.

Saya : Kenapa akhirnya putus sama si ***?
Teman : Dia bilang, aku kayak anak kecil, ga dewasa, ga berpikir masa depan, ga punya masa depan cerah.
Saya : Lah, kok bisa gitu, kalian kan udah 3 tahun lebih pacaran kan ?
Teman : Ga jaminan. Dia malah udah punya pacar baru yang kerja di bank ***.

Itu sedikit curhatan temen saya. Saya bener-bener ga bermaksud untuk mempublish cerita orang, tapi pengen buat suatu ajang diskusi dan tukar pikiran (walau saya sudah lebih dulu diskusi sama suami). Saya kenal betul temen saya itu dan saya juga kenal mantan pacarnya. Teman saya itu bekerja di salah satu perusahaan media di Palembang dengan posisi yang bagus. Dari keluarga baik-baik dan berkecukupan, kendaraannya sehari-hari pake mobil. Entah kenapa dia merasa dikalahkan dengan seorang laki-laki yang kerja di salah satu bank besar entah posisinya apa.

Saya tidak mau menghakimi seseorang. Saya tidak mau men-judge seseorang begini dan begitu. Tapi yang saya tanyakan, apa ukuran kedewasaan laki-laki dinilai dari kemapanannya? Mapan itu erat ya kaitannya sama materi, harta, jabatan yang saat ini dipunyai. Saya pikir kedewasaan tidak bisa diukur dari kemapanannya.

Oke, kita bahas satu per satu, kedewasaan. Tidak ada tolak ukur kedewasaan sebenernya, ga ada parameternya. Tiap orang punya cara sendiri menilai kedewasaan. Menurut saya, dewasa itu dimana seorang laki-laki :

– mampu bertanggung jawab atas apa yang dia lakukan, atas apa yang dia pikirkan untuk saat ini dan masa yang akan datang
– menghargai setiap usaha yang telah dilakukan dirinya dan orang lain
– tau prioritas dalam hidup
dan lain-lain yang sama sekali tidak dapat dilihat mata tapi dirasakan dengan mengenal orang itu lebih jauh.

Kemapanan, saya rasa parameternya bisa sama tiap orang, selalu dijawab dengan mapan = punya rumah, mobil, gadget terkini, uang banyak, posisi bagus di sebuah perusahaan. Berbalik dengan kedewasaan, kemapanan ukurannya dilihat dengan mata.

Entahlah, kenapa sekarang banyak perempuan yang bilang kalo dia mau cari pasangan yang mapan. Malah, ukuran seperti orangnya pecinta keluarga, mau menerima kita apa adanya, jauh di deretan yang mungkin diperhitungkan.
Tambah lagi, ada temen laki-laki yang bilang kalo dia mau nikah, kalo udah punya rumah sendiri, mobil sendiri, posisi bagus di tempat kerja. Saya lantas bilang, ‘wah, kalo cowo kayak gitu, cewe semua bisa ndeketin. Kalo udah punya semua gitu, kita ga bisa tau, apa dia mau waktu kita susah, lah wong yang diliat pas udah kaya aja’.

Balik ke curhatan temen saya diatas, saya cuma bisa ngingetin:
kalo apa yang kita punya itu sifatnya sementara, rumah, mobil, uang banyak, perhiasan, jabatan, bahkan suami/istri, anak pun milik Yang Maha Pemilik Segala. Kapan pun Dia bisa mengambilnya kembali. :senyum:

Yang penting terus berusaha lebih baik, perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik pula. :)

15 thoughts on “Kedewasaan = Kemapanan

  1. meminjam quote hari ini: Sebenarnya, mereka yang selalu merasa selalu kurang lah yang miskin (Ust. Yusuf Mansur).

    dewasa seorang pria ternyata tidak mudah dipahami pasangannya. wallahu’alam :)

  2. yaah kalo pertanyaanya jatuh ke aku, aku bilang engga, karna ada yang mapan banget tapi sikapnya jauh dari yang namanya dewasa…. Hal itu ngga bisa dijadikan acuan untuk menilai tingkat kedewasaan seseorang, karna yang namanya kedewasaan itu kompleks, berhubungan dengan pengalaman, umur, dan waktu
    .-= Raffaell´s last blog ..Coba tulis yang bukan tentang cinta ? =-.

  3. sayangnya gak banyak wanita yang mau di nikahi karena kesiapan mental saja, jadinya para lelaki musti siap materi juga untuk bisa di laksanakan dengan jenjang yang lebih baik yaitu pernikahan, maaf sotoy saya. hehe…
    .-= hanif IM´s last blog ..Menulis Dengan Rasa =-.

  4. nice … masalahnya, orang tua, khususnya ibu … lebih berpikir kepada yang pertama … jadi mesti pinter2 memutuskan sendiri apa yang kita harapkan ke depannya, dan bertanggung jawab dengan keputusan itu :tanya: *bener kan ya?*
    .-= Fenty´s last blog ..Ada apa dengan saya waktu itu … =-.

  5. waktu kali pertama mengenal perempuan yg sekarang menjadi isteri saya, bukan materi yg menjadi andalan. saya tak banyak punya harta. jangankan rumah, kendaraan saja saya tak punya. apalagi posisi dan pangkat yang tinggi. kemana-mana selalu naek angkot. sedang wajah alakadarnya …

    pekerjaan saya kala itu adalah instruktur komputer honorer dengan penghasilan tidak terlalu besar. saya harus mengajar mulai dari jam 8 pagi hingga jam 9 malam dari senin sampai sabtu hanya demi bisa menonton berdua di hari minggu.

    saat rencana menikah saya utarakan kepada orang tua, mereka jelas kaget. secara materi, memang saat itu saya tak punya. namun kami berdua sepakat bahwa semua itu adalah ibadah. tidak ada yg sulit bila urusannya adalah ibadah. dan terbukti, tuhan kasih jalan. kami bertemu sodara jauh isteri saya yg punya suami bule. dia sering berpergian entah itu ke singapura, malaysia, holland, paris, dan negara eropa lainnya.

    saat itu terlintas saja untuk berjualan. kami titip barang2 dari luar yg sedang “sale”. sejak itu, di kala tak ada kelas mengajar, kami berdua berjualan apa saja dari rumah ke rumah mulai dari baju, celana, tas, sepatu, parfum, hingga assesoris lainnya.

    jatuh bangun kami rasakan bersama. yang namanya roda kehidupan, kadang di atas kadang di bawah. dari sisi materi kami pernah punya kelebihan, dan kami pun pernah kehilangan semuanya. di sinilah, pengalaman hidup punya andil besar dalam membentuk kedewasaan tak hanya buat seorang pria.

    belajar dari kehidupan rasul, dia memiliki isteri dengan beragam tingkat baik itu usia, pendidikan maupun latar belakang sosial dan ekonomi. rasul telah mencontohkan bagaimana harus bersikap bila memiliki isteri yg lebih dewasa dan berharta, menghadapi isteri yg punya ekonomi pas-pasan, menghadapi isteri yg masih kekanakan, menghadapi isteri yg taat beribadah, dan sebagainya. jadi, jangan dilihat isterinya yg banyak, tapi contohlah bagaimana beliau memperlakukan wanita.

    sekarang … lihatlah perempuan yg ada di depan kita atau yg hendak kita persunting menjadi isteri. lihatlah tingkah lakunya. pahami sifatnya. rasakan emosinya, rengkuh egonya, dan sentuhlah hatinya. sesungguhnya karena wanita ingin dimengerti. jangan pernah membuat perempuan menangis ! itulah kedewasaan …

  6. robert kiyosaki tuna wisma sampe umur 36 thn. istrinya setia walaupun ngeliat usaha kiyosaki gagal melulu selama bertahun-tahun dan tinggalnya pun pindah2. umur 40, bisnis kiyosaki meledak dan dia kaya raya. saya jamin kiyosaki sangat cinta istrinya dan begitupun sebaliknya.

    laki2 dan perempuan yg ideal utk dinikahi ya yg seperti itu. dewasa dan penuh rasa syukur. kemapanan? materi itu bisa dateng kpn aja kok selama kita terus berusaha..

  7. :) Lagi nyari-nyari bahan pelajaran tentang kedewasaan,.. akhirnya mampir dech, di halaman ini. Terima kasih untuk senantiasa berbagi :)

    Salam,

  8. kedewasaan menurutku brawal dari polapikir dan penyikapan setiap hal yang ada di hadapan kita, apa yang terjadi di lingkungan kita juga berawal dari sebuah pemikiran-pemikiran yang terbayang pada benak kita tersadari atau tidak.,
    ketegaran, penyikapan serta penyesuaian diri di setiap menyelesaikan masalah bisa sebagai tolak ukur kedewasaan kita,.,
    apa yang terjadi dan terlihat sekilas tidak selalu menggambarkan keadaan kedewasaan seseorang tapi kedewasaan seseorang tersembunyi dan akan muncul disaat ada terdorong oleh sesuatu hal tanpa disengaja untuk dikeluarkan..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.