Judul Buku : Love in Rainy Days
Penulis : Ifa Avianty
Penerbit : Lingkar Pena
Jumlah Halaman : 360 Halaman
Harga : Rp. 57.500
ISBN : 9786028851121
Setelah tahun lalu sangat menyukai Facebook on Love, alhamdulilah tahun ini Mbak Ifa mengeluarkan buku baru, Love in Rainy Days. Setelah lama menunggu dan sempat kecewa dengan Cinta Semusim, akhirnya saya menemukan kembali ke-khas-an mbak Ifa dalam buku ini.
Kali ini Mbak Ifa menulis dengan latar belakang keluarga yang multiagama, maksudnya satu keluarga tapi berbeda-beda agama. Saya lantas mengingat beberapa teman yang keluarganya seperti ini. Ya, kebebasan memeluk agama kan memang diatur sama undang-undang jadi wajar aja kalo ada keluarga, anak sama orang tua dengan agama berbeda. Tapiii…. saya menemukan cerita itu justru di sepertiga halaman akhir dari buku ini.
Cerita kehidupan Zita. yang katolik dan Indra yang muslim. Mereka telah bersahabat lama sejak TK sampai mereka tumbuh dewasa, keduanya menyimpan perasaan untuk tetap menjadi sepasang sahabat. Namun, benar kata orang-orang, kalo satu perempuan bersahabat dengan seorang laki-laki, biasanya ga bisa hanya jadi sahabat, tapi semakin lama kenal maka akan semakin dekat lebih dari sahabat. Itulah yang terjadi anatara Zita dan Indra, merekapun akhirnya menikah. Tapi, tidak mudah bagi Zita untuk dapat memasukidan dekat dengan keluarga Indra yang merupakan pengusaha ternama.
Sejak, Ibunya Indra meninggal, Ayahnya lantas menikah lagi dengan Mama Asti yang hanya terkait 15 tahun lebih tua dari Indra, si sulung dari 5 bersaudara. Indra yang semakin beranjak dewasa dengan ketampanannya mampu menggugah hati banyak wanita, termasuk Mama Asti. Zita tidak hanya harus berhadapan dengan mertuanya itu, tapi juga dengan kenyataan Zita belum memberikan keturunan di usia pernikahan mereka yang menginjak 10 tahun.
Ah, saya tidak mampu spoiler *eh, itu diatas udah spoiler banget kan ya* :D
Sayang, Mbak Ifa menulis dalam berbagai sudut pandang tokohnya dengan font yang sama dalam buku ini. Jadi, kadang suka mikir dulu, ini yang cerita si Zita, apa Indra, apa Mama Asti, atau siapa lagi gitu. Coba kalo dibedain fontnya, jadi akan agak lebih mudah mengenali dari sisi tokoh mana yang sedang bercerita.
Alur cerita yang maju mundur agaknya juga membuat pembaca, khususnya saya merasa agak ribet, tapi saya lantas mengerti kenapa penulis membuatnya menjadi alur maju mundur. Untungnya, ada keterangan tahun, sehingga pembaca jadi tau ini untuk bercerita untuk bagian masa lalu.
Saya merasa kembali menemukan jiwa tulisan mbak Ifa dalam buku ini setelah sebelumnya terkagum-kagum dengan Facebook on Love. Rasanya, saya memberikan 4,5 bintang dalam buku ini tapi lantas dibulatkan menjadi 5 karena saya suka sekali dengan ending cerita dalam buku ini.
Eh, apakah buku ini akan dibuat lanjutannya? karena sepertinya masih bisa dilanjutkan :p