Review Buku Rindu Purnama

Rindu Purnama

Judul Buku : Rindu Purnama
Penulis : Tasaro GK dan A. Fuadi
Penerbit : Bentang Pustaka
Jumlah Halaman : 348 Halaman
Harga : Rp. 54.500
ISBN : 9786028811194

Rindu hanya bermimpi pohon anggur hidup di halaman rumahnya,
Rindu pergi meninggalkan Emak dan Asep,
hingga suatu saat kembali dan membawakan Asep buah anggur yang enak itu.

Setelah kabar bahwa film berjudul Rindu Purnama akan tayang di bioskop, saya langsung tertarik.
Bukan. Bukan karena filmnya terlihat menarik, tapi justru karna film itu diadopsi dari sebuah novel, ‘Novel Keluarga’ berjudul sama, Rindu Purnama.
Lantas, apa menariknya novel itu?
Pertama, baru kali ini saya menemukan label ‘Novel Keluarga’.
Kedua, liat dong siapa penulis buku ini, Tasaro dan A. Fuadi.
Tasaro bisa dibilang penulis favorit saya, beberapa bukunya saya punya dan saya suka, ditambah dengan A. Fuadi si penulis Negeri 5 Menara dan Ranah 3 Warna ini ga kalah keren tulisannya.
Dan, buku yang menjadikan kedua penulis itu berjudul…. Rindu Purnama.

Sebenarnya namanya Imas.
Hanya saja setelah bertemu Bang Gaj, Imas berubah menjadi Rindu.
Rindu pun berubah menjadi Purnama oleh Pak Pur.
Dan, dengan kreatifnya orang Indonesia dalam hal panggilan nama, menjadi Rindu Purnama.

Imas meninggalkan kampung untuk membantu Emak rela menjadi loper koran di ibukota, juga akhirnya ngamen karena akhirnya perusahaan korannya bangkrut. Bersama teman-teman kecilnya Imas ditampung di Rumah Singgah Bondan hingga akhirnya Gaj datang mengajari Imas menggambar lalu mengubah namanya menjadi Rindu.
Setelah beberapa waktu, Bang Gaj akhirnya meninggalkan Rindu dan berganti dibimbing Bu sarah. Sampai, kamtib datang dan membuat Rindu tertabrak mobil Pak Surya dan akhirnya mengalami lupa ingatan.

Gaj yang ingin menikahi Sarah harus rela memendam perasaannya pada kenyataan bahwa Sarah sudah bertunangan. Lalu Surya yang menjadi karyawan terbaik perusahaan akhirnya bertemu lagi dengan Monique, si presenter talk show yang ingin diakui bisa ber-multitasking dengan pekerjaannya di perusahaan Ayahnya.
Rindu mempertemukan kembali Gaj dan Sarah.
Rindu membuka arti kebahagiaan bagi Surya dan juga Monique.

Sepertinya tokoh utama dalam buku ini tidak cuma 2 orang, tapi bisa jadi 4 atau 5 orang. Karena ada 2 kisah berbeda, yaitu kisah Gaj dan juga kisah Surya yang akhirnya dihubungkan dengan seorang anak perempuan bernama Rindu.
Kalo dibilang tokoh sentral dalam buku ini adalah Rindu, saya setuju, karena Rindu yang mempertemukan kisah dalam buku ini. Memang yang lebih menarik adalah kisah Gaj dan Sarah. Walaupun diceritakan dengan alur maju mundur, novel ini memang terasa sekali kesan religi dan banyak pesan moralnya. Mungkin inilah kenapa disebut ‘Novel Keluarga’ karena banyak sekali pesan mmoral yang bisa kita ambil dari perjalanan Rindu ini.

Ada kesan religi? Iya.
Tasaro kan memang penulis yang bisa dibilang selalu mengambil tema religi walau mungkin tidak terlalu spesialis seperti Kang Abik.
Lalu dimana tulisan Fuadi dalam buku ini?
Fuadi hanya menulis bagian interlude-nya saja, yang bisa kita temui dalam bagian terpisah yang diselipkan antara beberapa bab dalam buku ini. Interludenya mantap saya kira. Mengena sekali, ditambah dengan contoh yang mudah kita pahami, bagian ini jadi terasa juga tidak kalah penting walau sebenernya tidak bagian ini tidak harus dibaca urutan. Maksudnya, kalau mau baca ceritanya dulu kayak saya dan interludenya belakangan juga gak mengurangi kesannya kok :)

Hanys saja, rasanya ceritanya tidak berujung seperti yang saya kira.
Pembaca sepertinya diminta untuk bisa menebak sendiri bagaimana akhir perjalanan Rindu, hubungan Gaj dan Sarah juga apa yang dilakukan Surya serta Monique selanjutnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.