Judul Buku : Sisters Red : Dua Saudari Bertudung Merah
Penulis : Jackson Pearce
Penerjemah : Ferry Halim
Penerbit : Atria
Jumlah Halaman : 432 Halaman
Harga : Rp. 55.000
ISBN : 9789790244641
Masih inget dengan cerita dongong Si Tudung Merah dan serigala?
Iya, yang ceritanya si Tudung Merah ingin mengunjungi Neneknya dan akhirnya si Nenek dimakan sama serigala jahat.
Nah, dari sanalah sepertinya cerita ini berasal.
Dengan pengembangan cerita yang begitu menarik Sisters Red ini, saya baru menyadari begitu banyak cerita dongeng yang bisa diangkat dan berkembang menjadi begitu menarik dan seru oleh tangan-tangan penulis seperti Jackson Pearce.
Sisters Red yaitu duo kakak beradik, Scarlett dan Rosie March, si pemburu Fenris (serigala) di Ellison yang selalu menggunakan tudung merah sebagai sarana memancing Fenris. Scarlett, sang kakak berusaha keras untuk bisa menjaga adiknya, Rosie dari keganasan Fenris. Dibantu oleh Silas, yaitu teman Scarlett sejak kecil yang berprofesi sebagai pandai kayu, Scarlett memburu Fenris yang akhir-akhir ini banyak menampakkan diri dan mencari dari Ellison ke Atlanta.
Rosie yang akhirnya beranjak dewasa dan menyadari bahwa ia berhutang nyawa pada kakaknya, ingin segera mengikuti jejak sang kakak sebagai pemburu Fenris. Namun, Rosie selalu menjadi bayang-bayang Scarlett karena belum sepenuhnya dibolehkan berburu sendirian. Scarlett yang kehilangan sebelah matanya menganggap berburu Fenris adalah hidupnya, hingga Silas kembali dalam kehidupan dua kakak beradik itu. Hubungan Rosie dan Scarlett menjadi retak ketika mengetahui Rosie mencintai Silas. Scarlett sedih, tapi ia jauh lebih khawatir saat ia tau bahwa Silas adalah umpan yang selama ini ia cari.
Saya kira buku ini hanya novel fantasi tentang serigala yang dengan ganasnya membantai para gadis muda, tapi ternyata saya salah. Buku ini membawa saya mengikuti lebih jauh kehidupan Scarlett dan Rosie March yang sangat menarik. Scarlett yang menyayangi adiknya, berusaha keras untuk bisa menjadikan dia sebagai tameng bagi Rosie, agak adiknya tidak sedikitpun mendapat luka yang sama yang membuat Scarlett terlihat aneh di depan banyak orang. Rosie yang memimpikan kehidupan yang tidak melibatkan serigala tapi juga merasa dia berhutang nyawa pada kakaknya sehingga belajar mati-matian untuk mengetahui lebih banyak tentang serigala, si Calon, tentang kawanan Koin, Lonceng, dll. Saya rasa itulah yang terjadi pada banyak saudara perempuan yang saling menyayangi satu sama lain. Si kakak untuk selalu menjadi pahlawan si adik, tapi terkadang lupa bahwa si adik juga berhak memiliki kehidupan lain.
Cover buku yang terkesan minimalis tapi ‘dapet’ sama tema buku ini, membuat buku ini seperti terlihat misterius dan juga bikin penasaran pembaca :D apalagi mata serigalanya itu loh, tajeeeem banget ya :)
Untuk terjemahannya, saya rasa Penerbit Atria, sudah hebat memilih banyak penerjemah yang berkompeten, seperti terlihat kalau kita baca-baca banyak buku Atria yang kebanyakan terjemahan, buku ini pun demikian. Menurut saya, hampir tidak ada masalah. Sayangnya, saya merasa di bagian awal buku ini terkesan sedikit membosankan, tapi mulai di bagian tengah sampai akhir, mulai deh keseruannya muncul.
Bagi kalian yang suka dongeng, coba baca deh buku ini.
Bagi yang suka sama cerita serigala, buku ini wajib dibaca!
asyik bgt cerita’y :senyum: