Sebelum masa jabatan pertama Presiden Jokowi selesai, pengumuman soal ibukota baru Indonesia sudah ditetapkan yaitu di pulau Kalimatan, tepatnya di Kalimantan Timur, sebagian Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara. Pasti banyak pro dan kontra entah dari masyarakat Kaltim sendiri atau masyarakat daerah lainnya, cuma ya mungkin memang sudah sebaiknya ibukota pindah dari Jakarta.
Suami lahir di Samarinda tapi keluarganya pada saat itu tinggal di Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kaltim karena bapak mertua harus bertugas di sana hingga suami menginjak usia SMA baru pindah ke Palembang. Sebagai orang yang kecil dan besar di Kaltim, dan saya belum pernah ke Kalimantan, suami sering bercerita pada saya bagaimana Kalimantan itu khususnya Kaltim, tentang semua yang dia ingat dari kecil. Kalo om dan tante yang di Kaltim dateng ke Palembang selalu cerita deh sekarang perkembangan kotanya bagaimana. Catatan yang paling besar adalah juga soal transportasi publik.
Jika dari Palembang mau ke Tenggarong, Kutai gitu perjalanannya panjang, ya bisa dibilang seharian buat perjalanan pergi saja. Pesawat dari Palembang transit dulu ke Jakarta, lanjut nanti pesawat dari Jakarta ke Balikpapan. Nah dari Balikpapan lanjut perjalanan darat dengan menggunakan mobil. Ada travel bus gitu tapi ya gak banyak, jadi harus pas banget waktunya. Kalo mau lebih fleksibel ya dengan rental mobil di Balikpapan, bisa kapan saja dan lebih enak juga nyaman kalo bawa keluarga dan bawa banyak barang. Soalnya om dan tante kalo dari Palembang bawaannya pada buanyak gitu deh, ya pempek, ya kerupuk, ya kadang juga buah duku. Belum lagi kalo ke mari itu sekeluarga kan rame jadinya.
Perjalanan yang panjang itu membuat saya dan anak-anak belum sempat melihat kampung halaman suami, waktunya memang belum pas gitu untuk melakukan perjalanan agak lama, padahal kepengennya udah sejak lama, dan kepengennya juga bisa ke sana pas ada Festival Erau. Nah justru pas festival itu ada aja jadwal lain dan si Alaya sedang gak libur sekolah, kan ya susah jadinya. Info dari sepupu yang bulan lalu pulang dari Kaltim, sekarang udah lumayan enak karena udah ada pesawat Palembang – Samarinda jadi perjalanan daratnya agak lebih dekat daripada dari Balikpapan.
Sejak pengumuman akan dipindahkannya ibukota, saya sih senang aja gitu, Kalimantan akan lebih dipercepat pembangunan infrastrukturnya, akan lebih diperhatikan soal transportasi publiknya. Sepupu juga bilang kalo di sana itu gak ada bis dalam kota (kayak transjakarta, transmusi, transjogja), ya jalan satu-satunya punya kendaraan sendiri kalo mau cepat ke tujuan. Untungnya sudah ada transportasi online, setidaknya lumayan membantu masyarakat kan ya. Semoga aja pas Kalimantan bisa segera punya banyak transportasi publik, bisa ada bis dan ada kereta ke beberapa kota di Kalimantan. Kan enak tuh kalo bisa ke kota-kota di Kalimantan dengan naik kereta, kayak di pulau Jawa gitu.
Saya juga belum bisa membayangkan apakah nanti setelah ibukota udah resmi pindah ke sana akan seramai Jakarta juga kah, orang-orangnya juga kesempatan kerja untuk mengejar banyak mimpi yang selama ini ada di Jakarta. Apa Jakarta pelan-pelan akan ditinggalkan juga oleh orang-orang yang selama ini mencari kerja di ibukota? Ah, saya rasa Jakarta tetap akan menjadi pilihan banyak orang untuk tinggal, karena sebagian merasa sudah kadung beli properti di sana.
Kalimantan akan tetap punya pesonanya sendiri, entah bagaimana nanti setelah menjadi ibukota yang baru, mungkin pesona itu akan lebih gemerlap dan orang berduyun-duyun mencoba banyak kesempatan baru di sana. Kita lihat saja nanti.