Hari gini masih gak bisa menerima penilaian orang? Gak ngerti lagi deh saya.
Pagi ini seperti biasa kalo buka laptop saya akan buka Goodreads, biasa lah buat ngeliat feed, apa yang lagi dibaca kawan-kawan trus gimana bukunya trus penilaiannya terus reviewnya. Dari sana biasanya saya nemu aja gitu buku yang akhirnya pengen saya beli dan saya baca.
Hari ini liat ada seorang kawan yang bales komentar di salah satu buku yang direviewnya. Awalnya saya pikir biasa lah bales komen biasa, tapi ternyata pas dicek lagi ternyata ada yang komen bilang kalo kawan tersebut bukan siapa-siapa, bukan kritikus dan bilang kalo reviewnya serampangan. Sebelum liat balasan sang kawan saya ketawa dan membatin ‘orang begini masih ada yang zaman sekarang?’ :D
Sebenarnya sudah seringkali saya melihat komen-komen bernada serupa yang ditulis oleh entah katakanlah fans si penulis atau penulisnya sendiri. Iya, beberapa penulis juga masih ada yang gak terima kalo bukunya dikasih nilai bintang 1 atau 2 di Goodreads. Mengerikan lagi kalo udah ditambah komen bahwa si pembaca gak punya kemampuan mengartikan atau menilai sebuah buku yang baik/bagus. Sedih gak sih ada penulis yang masih mikir begini?
Saya rasa kita harus mengembalikan bahwa semuanya soal selera, soal penilaian pribadi yang dipengaruhi oleh banyak hal. Bisa aja si pembaca memang tidak menyukai genre buku itu, moodnya pas baca buku itu jelek, gak bisa memahami pesan sebenarnya dalam sebuah buku atau menilai buku itu dari sudut pandang si pembaca sendiri. Nah dalam hal ini semua bisa menilai macem-macem, berbeda-beda sesuai apa yang dirasakan sendiri oleh pembaca. Ya penulis harusnya menerima saja hal itu, ya mosok harus memaksakan penilaian yang sama dari penulis?
Bagi kawan-kawan yang biasa menulis review yang dimuat di koran atau media mana saja gitu, ya itu karena memang review yang ditulis mereka biasanya menarik dan dinilai memang pantas untuk dimuat. Tapi ya balik lagi, mereka manusia biasa yang punya penilaian pribadi. Kalo di Goodreads kita bisa kasih bintang sebuah buku, beda sama review yang dimuat di media biasanya hanya menampilkan review sebuah buku.
Saya pun begitu terbiasa dengan Goodreads, beberapa tahun terakhir saya tidak lagi membeli buku tanpa melihat rating dan reviewnya di Goodreads. Ya segitu memang. Saya akan dengan mudah membeli sebuah buku hanya karena melihat reviewnya bagus-bagus dan ratingnya tinggi. Penilaian itu gak salah, karena buku-buku yang biasanya ratingnya tinggi memang beneran bagus. Walau ya kembali lagi ke selera, saya gak akan memaksakan diri saya membaca mana yang saya kurang suka walau ratingnya tinggi. Saya pun pernah memberi rating bintang 2 padahal kawan-kawan yang lain memberinya bintang 4.
Menyebalkan betul kalo hari gini masih aja ada yang kesal, marah lalu merasa berhak mengatai-ngatai si pemberi rating/review hanya karena bukunya atau buku idolanya tidak sesuai dengan apa yang dia harapkan. Itu sungguh manusia yang tidak bisa menerima perbedaan dan merasa diri paling benar.
Sesungguhnya saya dan kawan-kawan pastilah punya daftar nama-nama penulis yang agak susah menerima rating kecil dari pembaca. Cukup tau saja sih. Beberapa orang malah menghindari baca buku-buku penulis dalam daftar tersebut karena udah malas duluan.
Jadi, seperti kata Teguh dalam komentarnya “Selowlah menanggapi komentar orang lain atas sebuah buku“.
Karena sudut pandang orang yang membaca buku juga berbeda, selowlah dalam menerima pendapat atau review hehehe