Keduanya Sehat, Ya… Ibu dan Bayinya

Pagi ini saya mendapat kabar seorang teman baru saja kehilangan bayinya yang baru beberapa hari dilahirkannya.

Saya bisa merasakan bagaimana rasanya hal itu. Bayinya lahir prematur alias kurang bulan, 8 bulan kehamilan dengan berat hanya 1,6kg saja. Saya langsung mewek mendengar berita ini. Saya yang lagi nyuapin sarapan Alaya langsung lemes dan ya mewek.

Masih bisa saya merasakan bagaimana perjuangan saya melahirkan Alaya, sakitnya masih bisa saya ingat betul dan langsung terobati ketika melihat Alaya lahir, seketika semua kesakitan lenyap setelah lahir. Haru… jelas. Saya menangis ketika itu. Dan… saya bisa merasakan bagaimana teman saya harus rela kehilangan bayinya yang baru beberapa hari ia pandangi. Sedih pastinya, tapi semuanya harus dilalui.

Sebagai anak yang lahir dalam keadaan prematur (dulu saya lahir 8 bulan dengen berat 2,4kg) saya rasanya pengen peluk mama saya kenceng dan alhamdulilah tidak kurang suatu apa. Saya yakin tidak ada seorang pun ibu di dunia ini mau melahirkan dalam keadaan kurang bulan atau belum seharusnya dilahirkan. Meskipun sejak usia kehamilan 7 bulan, si dedek bayi dalam perut ibu sudah lengkap tapi belum sepenuhnya berkembang sempurna. Itu makanya si bayi dilahirkan perlu menunggu 9 bulan 10 hari kata orang-orang, atau 40 minggu menurut kedokteran. Biasanya bayi udah bisa dilahirkan ketika memasuki usia 36 minggu. cmiww ya. Saya melahirkan Alaya pun 36 minggu.

Seorang teman saya bercerita setelah dia melahirkan putra pertamanya yang lahir 7 bulan dengan berat 1,7kg, dia bilang anaknya itu terlahir dengan satu kelopak matanya susah kebuka, itu dikarenakan memang bayinya belum sempurna. Tapi alhamdulilah, setelah lahir pelan-pelan sudah mulai membaik.

Kalo liat perjuangan ibu yang melahirkan itu yang antara hidup dan mati, ya memang kita patut mendoakan semua ibu yang sedang mengandung agar persalinannya lancar (mau lahir normal atau pun sesar sama aja, tetap sakit juga lho), ibu dan juga bayinya sehat. Saya trenyuh membaca curahan hati Matt Logelin yang istrinya meninggal setelah melahirkan Maddy. Saya juga berkaca-kaca membaca curahan hati Quinie di blognya waktu kehilangan Adrian.

Dalam data yang saya baca dari Kompas ini, tingkat kematian ibu dan anak di Indonesia sudah menurun, walau masih relatif tinggi, itu berarti Indonesia sudah lumayan baik dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Berarti juga sudah banyak ibu-ibu dan juga bapak-bapaknya yang sudah paham akan pentingnya menjaga kesehatan ibu, kehamilannya.

Doa saya untuk semua ibu di Indonesia bahkan di dunia, semoga setiap anugerah kehamilan yang diberikan Tuhan selalu diberikan kelancaran, dan keduanya sehat. Ya… ibu dan anaknya sehat semua.

Sesungguhnya, Tuhan selalu memberikan semua indah pada waktunya :)

ilustrasi : istockphoto.com

4 thoughts on “Keduanya Sehat, Ya… Ibu dan Bayinya

  1. kehilangan kakak perempuan terbaik adalah cerita terburuk bagiku. dia meninggal saat melahirkan anak ketiga. bayinya meninggal duluan. ibunya menyusul beberapa jam kemudian.

    sejak itulah aku tahu sendiri, kematian mmg amat dekat ketika seorang ibu sedang melahirkan bahkan sejak si bayi dalam kandungan..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.