Menjadi Perempuan dan Ibu Pekerja

Semalem timeline twitter ramai membicarakan tuitnya sang ustad mualaf @Felixsiauw. Masih tentang perempuan dan masih tentang bagaimana perempuan itu seharusnya.

Setelah beberapa waktu yang lalu beliau membandingkan ibu yang jadi karyawan, apakah masih bisa disebut ‘ibu’. Kali ini lanjut tentang bagaimana perempuan itu (dalam hal ini seorang ibu) seharusnya mengurus rumah tangga saja dan patuh terhadap suaminya.

Saya tidak mengikuti twitter beliau. Tapi banyak aja gitu yang sering ReTweet, otomatis ya kebaca juga.

Saya seorang ibu yang memang tidak kerja kantoran yang harus nine-to-five di kantor. Saya tetap ‘bekerja’ dengan cara saya, di rumah dan masih bisa mengurus rumah tangga juga suami dan anak. Saya rasa pun ibu bekerja yang jadi karyawan kantoran pun masih bisa kok mengurus rumah tangga mereka dengan baik. Tapi saya rasanya kurang sreg dengan si ustad ini.

1  Felix Siauw  felixsiauw  on Twitter

Twit beliau semalam yang menyebutkan ada hadist yang mengatakan salah satu ciri perempuan penghuni surga adalah banyak anak. Heummm…. terus terang saya setelah melihat twit beliau tersebut saya langsung diskusi sama suami saya. Dan kami pun sepakat untuk menyepakati apa yang telah kami rencanakan bersama, gak banyak tapi cukup 2 atau 3 aja, itupun kalo Allah titipkan pada kami.

Read more

Keduanya Sehat, Ya… Ibu dan Bayinya

Pagi ini saya mendapat kabar seorang teman baru saja kehilangan bayinya yang baru beberapa hari dilahirkannya.

Saya bisa merasakan bagaimana rasanya hal itu. Bayinya lahir prematur alias kurang bulan, 8 bulan kehamilan dengan berat hanya 1,6kg saja. Saya langsung mewek mendengar berita ini. Saya yang lagi nyuapin sarapan Alaya langsung lemes dan ya mewek.

Masih bisa saya merasakan bagaimana perjuangan saya melahirkan Alaya, sakitnya masih bisa saya ingat betul dan langsung terobati ketika melihat Alaya lahir, seketika semua kesakitan lenyap setelah lahir. Haru… jelas. Saya menangis ketika itu. Dan… saya bisa merasakan bagaimana teman saya harus rela kehilangan bayinya yang baru beberapa hari ia pandangi. Sedih pastinya, tapi semuanya harus dilalui.

Read more

Ibu Tetaplah Ibu, Bagaimanapun itu….

Mau working-mom, mau working-at-home-mom, mau stay-at-home-mom, ibu tetaplah ibu, itu saja!

ibu (gambar : istockphoto)

Seorang teman mengupdate di status Facebooknya, yang intinya bilang jika banyak ibu yang jadi pemales karena gak ngasih ASI ke anaknya. Oke, sampe sini aja ya, coba kalo kita update status FB/Twitter itu mbok ya dipikir dulu. Ada banyak hal yang mungkin mempengaruhi seorang ibu yang akhirnya secara terpaksa tidak memberikan ASI kepada anaknya.

Seorang teman bercerita bahwa sebegitu keras ia mencoba memberikan ASI kepada anaknya dengan cara apapun itu, tapi ternyata gak bisa karena alasan kesehatan si ibu. Akhinya mau gak mau diberikan susu formula untuk si anak. Bukan inginnya si ibu kan ya? :)

Saya termasuk ibu yang beruntung bisa memberikan ASI pada Alaya hingga dia 2 tahun lebih, nyapihnya pun gak susah. Tapi saya pikir kita harus bisa menghargai semua keputusan para ibu, apapun pilihannya. Saya yakin, tidak ada yang tidak mau yang terbaik buat anak-anaknya.

Seperti juga alasan untuk bekerja dan tidak bekerja. Kenapa banyak ibu lalu seperti membanding-bandingkan satu sama lain, lebih baik bekerja atau lebih baik di rumah saja. Semuanya baik menurut saya, silakan aja pada pilihan setiap ibu. Mau bekerja baik adanya, bisa membantu perekonomian rumah tangga, mau kerja di rumah juga baik, bisa sambil kerja bisa sambil ngeliatin anak, atau mau di rumah aja kayak saya juga saya rasa baik juga, bisa ngurus anak secara penuh dari dia bangun sampe tidur.

Semua punya kelebihan sendiri yang hanya bisa dirasakan sendiri. Walo saya stay-at-home-mom tapi untuk selalu menggali informasi dan belajar banyak hal itu penting. Ya untuk tahu banyak hal, agar bisa selalu diajak berdiskusi tentang apa aja. Lah kan ya udah ada internet yang bisa ngajarin dan ngasih kita info tentang banyak hal.

Saya percaya tidak ada ibu yang tidak menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya. Ibu tetaplah ibu, bagaimanapun itu.

Bertemu dengan Emak2Blogger

Siapa bilang blogger perempuan itu biasa aja? Mereka itu luar biasa!

Saya pernah cerita kan ya, kalo saya bantuin para ibu-ibu (perempuan dalam arti lebih luas) untuk sama-sama nulis di emak2blogger.web.id. Karena saya tau dari awal para perempuan yang tergabung dalam Kumpulan Emak Blogger (KEB) ini semua pada nulis. Januari akhir lalu saya, Mbak Mira, Mbak Sary dan Mbak Indah sepakat untuk mengajak para ibu-ibu itu untuk menulis reramean di web, gak cuma nulis di blognya masing-masing. Dan ternyata, responnya baik sekali.

Makmin istilahnya

Di bulan Februari lalu kita coba buat kontes nulis di KEB, hadiahnya bisa dibilang kecil lah ya cuma barang-barang gitu, tapi amazing saya ngeliat responnya, ternyata ada 62 tulisan gitu cuma dalam waktu 1 minggu. Saya kaget campur seneng banget, ternyata semangat para ibu-ibu untuk berbagi itu luar biasa besar.

Karena itu, saya ngajak untuk bisa bikin kopdar gitu dibalut namanya gathering  gitu deh. Minggu (29/04) kemaren akhirnya dibuatlah acara ini. Awalnya kita mengajak banyak para emak untuk bisa hadir, tapi ternyata yang hadir hanya sekitar 25-an orang saja. Tapi tak mengapa, saya senang melihat para ibu-ibu yang hadir hari itu semangat banget, serius mendengarkan sharing dari para blogger hebat kayak Mbak Eka dan Mbak Isnuansa.

Mbak Eka & Mbak Isnuansa

Acara emak-emak hari itu, kia dibolehin pake lantai 3nya IDC 3D. IDC ini Internet-Indo Data Centre, tapi ternyata pas sampe tempatnya, gak kayak tempat server yang ada dalam pikiran saya, penuh lemari server gitu. Tempatnya enak banget, berasa di rumah gitu deh, warna warni pula. Nyaman sekali. Mas Vega (orang IDCnya) mengenalkan apa itu IDC dan para emak juga diajakin jalan-jalan liat ruangan servernya sampe dijelasin kabel UTP segala, gak tau deh tuh ngerti kagak :D Di lantai 3 IDC 3D itu asyik banget lho, wifi, ac dingin, toiletnya bersih, boleh ngopi ambil sendiri, ada mushola ada tv gede juga. Komplit deh.

Read more

Emak2blogger, mengajak semua ibu untuk menulis

emak2blogger.web.id

Awalnya, saya bertemu Mbak Mira waktu acara Asean Blogger Conference di Bali, November 2011 lalu. Gak cuma kenal Mbak Mira, saya juga akhirnya bertemu Mbak Indah Juli untuk yang pertama kalinya. Karena sama-sama seorang ibu, maka yang diceritakan ya soal anak. Sampe akhirnya Mbak Mira berinisiatif untuk membuat grup di Facebook dengan nama Kumpulan Emak-Emak Blogger (KEB). Saya pun ditambahkan menjadi salah satu membernya.

Jujur saja, sebenernya saya nih males maenan Facebook sekarang, jadi banyaknya notifikasi baik di grup yang diikuti maupun di profil gak kebaca deh. Ternyata pas liat, membernya KEB udah lumayan banyak dan rame. Berbagi cerita, berbagi tulisan dan saling komen. Ya, memang semudah itu para ibu-ibu itu dekat. Lanjut saya mikir, apa gak sebaiknya, KEB ini punya web yang bisa diisi tulisan tentang dunia ibu-ibu? Setelah saya mikir ide itu, saya coba ngobrol sama Mbak Mira, dan ternyata Mbak Mira menyambut baik ide ini. Ya udah, akhirnya gak nunggu waktu lama, dijadiin deh idenya. Dibuatlah emak2blogger.web.id :)

Saya gak menyebut KEB sebagai komunitas baru, saya hanya merasa KEB adalah bagian dari dunia ibu yang harus disupport. Udah ada media menulisnya, tinggal ibu-ibunya aja yang menyempatkan waktu untuk sharing apa aja mengenai banyak hal, seperti parenting, info seputar merawat anak, resep masakan maupun info-info lainnya seputar ibu. Saya juga seorang ibu, tapi saya mungkin masih perlu banyak tau mengenai banyak hal soal dunia ibu, dan temen-temen lah yang bisa memberi info tersebut.

Grup FB KEB

Harapannya gak banyak kok, cuma mengajak para ibu atau para emak untuk saling berbagi, menulis untuk membagi semua pengalaman dan info yang diketahui untuk semua. Selain itu pastinya ingin membangun persaudaraan sesama para ibu. Begitu banyak bisa dibagi lho :)

Ayo, yang ibu dan calon ibu, bisa kok gabung jadi kontributor di webnya KEB. Caranya bisa liat disini nih.

Eh kalo mau dapet info laennya juga bisa follow twitternya dan gabung di grup FBnya ya :)

Review Buku Rahim

Rahim

Judul Buku : Rahim
Penulis : Fahd Djibran
Penerbit : Goodfaith Production
Jumlah Halaman : 320 Halaman
Harga : Rp. 60.000
ISBN : 9786029600025

Wow… itu kata pertama saya setelah habis tuntas baca buku ini :cinta:
Ini memang buku pertama Fahd yang saya baca, tapi dari kedua buku yang ditulis Fahd saya merasa teman-teman benar, ini adalah sebuah masterpiece dari Fadh Djibran. Karena dibuat dengan hati yang gembira di tengah penantian kelahiran bayinya mungkin :)

Rahim, mungkin kurang tepat dimasukkan ke kategori novel ya.
Dari covernya yang menarik ternyata dalemnya lebih hebat lagi. Saya betul-betul amazing seorang Fahd bisa menulis buku seperti ini. Menceritakan rahim dengan sangat detil dengan imajinasi yang tak pernah saya pikirkan dari seorang laki-laki. Ditambah lagi banyak sekali quote yang saya harus share lewat Twitter dan Facebook.

Bercerita tentang semua yang kalian ingin tahu tentang rahim, tentang seorang ibu, bayi dari 0 hari sampai 9 bulan di rahim sang ibu, tentang banyak kebaikan, tentang ayah… ah saya tak dapat berkata-kata lagi setelah baca buku ini, saya hanya merasa amazing, se-amazing saya bisa mengandung dan melahirkan seorang bayi.

Read more