Review Buku Hiking Girls

Hiking Girls

Judul Buku : Hiking Girls
Penulis : Kim Hye Jung
Penerjemah : Dwita Rizki
Penerbit : Atria
Jumlah Halaman : 276 Halaman
Harga : Rp. 39.000
ISBN : 9789790243927

Sebuah perjalanan tidak akan pernah sia-sia, setidaknya ada pelajaran yang selalu akan mengingatkanmu pada orang lain.

Hiking Girls, saya kira akan berisi cerita dimana para remaja perempuan yang naik gunung bersama teman-temannya. Lalu dimana bagusnya? Gara-gara pemikiran itu diawal, saya lantas melewati saja buku ini dan membaca buku yang lainnya terlebih dulu. Sewaktu saya bosen ngerjain kerjaan, saya coba baca buku ini, dan…. saya jelas salah menilai.

Lee Eun Sung dan Bo Ra harus melakukan perjalanan 1200 KM didampingi Kak Mi Joo selama kurang lebih 70 hari karena kelakuan mereka. Perjalanan ini dipilih karena mereka berdua gak mau masuk penjara anak-anak di Korea. Eun Sung yang suka mukul dan Bo Ra yang suka mencuri memilih ‘rehabilitasi’ dengan perjalanan SilkRoad atau Jalur Sutera.

Jadi ada program baru pemerintah Korea, bagi anak-anak yang berkelakuan tidak baik termasuk suka mencuri dan memukul orang lain itu gak langsung dimasukin ke penjara. Sering kita dengar ada negara yang menghukum anak-anak dengan hukuman sosial. Nah, Korea memberlakukan hukuman yang bisa dipilih yaitu perjalanan Jalur Sutera (tentunya dengan pendampingan) atau masuk penjara anak.

Perjalanan ini gak mudah bagi Eun Sung dan Bo Ra, ya iyalah ya capek abiz dong jalan kaki 2 bulan gitu? Membayangkannya aja saya sulit, apalagi mesti menjalaninya. Begitu juga dengan keduanya, perjalanan ini bukan hanya perjalanan fisik, tapi juga perjalanan jiwa.

Eun Sung yang diketahui suka memukul karena pengaruh keluarganya. Dia menjadi anak yang keras dan suka memberontak karena sering diejek dan dihina, makanya Eun Sung punya tabiat suka mukulin orang. Bo Ra menjadi anak yang suka mencuri karena dia suka diledekin temen-temennya, dianggap remeh sehingga mencuri adalah wujud balas dendamnya sehingga dia merasa senang dengan mencuri barang orang lain.

Dengan didamping Kak Mi Joo perjalanan Jalur Sutera dimulai. Sulit? Ya pasti. Kak Mi Joo keliatan kelimpungan ngadepin mereka berdua yang berkepribadian ‘unik’ ini, tapi Kak Mi Joo keras dan ekstra sabar dalam menghadapi mereka berdua, malah Eun Sung memanggil Kak Mi Joo dengan sebutan Nenek Sihir Bawel. Perjalanan panas dari Urumqi – Dunhuang (wilayah RRC) dilalui dengan kaki capek hingga mengelupas, membawa ransel berat dan sempet-sempetnya mereka berdua kepikiran kabur dari Kak Mi Joo. Bayangin aja jalan kaki sebegitu lama, dengan 10 hari perjalanan baru ada istirahat 1 hari.

Sepanjang perjalanan tersebut, Eun Sung dan Bo Ra melihat banyak orang dari suka bangsa lain, berteduh dan menginap di tenda-tenda orang. Mereka belajar adat suku lain, kebiasaan mereka dan juga belajar bertahan dari segala rasa capek fisik maupun mental.

Bukan saja perjalanan fisik yang begitu berat, tapi diharapkan dari perjalanan ini membawa mereka menjadi pribadi yang lebih baik, menghargai orang lain dan benar-benar bisa membawa perubahan untuk pribadi mereka berdua. Dan yang pasti, hukuman seperti ini pastinya membawa efek jera.

Saya berandai-andai hukuman seperti ini bisa diberlakukan di Indonesia. Secepatnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.