Seberapa banyak keperluan, punya aja dulu juga gak apa kok!
Di era digital seperti sekarang, hampir semua yang berjualan (entah itu jualan produk barang maupun jasa) punya yang namanya akun media sosial. Mau itu baru dimulai pake Facebook, Twitter, Instagram, Pinterest sampe punya web sendiri. Bener-bener keren lah!
Dengan adanya akun media sosial yang jualan ini, akan mudah bagi kita, si pengguna/calon pembeli barang/jasa untuk mengetahui banyaknya info ini dan itu terkait dengan sebuah produk. Yang gak tau, minimal jadi tau ada yang namanya toko A, B, C dan seterusnya. Soal harga juga bisa liat dari rekomen temen-temen yang udah duluan menggunakan produk mereka. Otomatis kita si calon pengguna produk tersebut jadi lebih mudah memutuskan mau beli barang atau menggunakan jasa yang mana.
Gak perlu disebutkan, rasanya hampir semua udah punya akun media sosial. Dari yang mulai jualan barang-barang elektronik sebangsa gadget, fashion perempuan dan laki-laki, restoran dan cafe asyik, dunia perbankan sampe ke tingkat Usaha Kecil Menengah (UKM). Sosial media di nilai mampu mendongkrak info penjualan hingga tingkat penjualan mereka.
Tidak cuma itu, di media sosial pun semua kesan baik dan buruk bisa dicatat. Kesan buruk, ya hati-hati. Sekalinya di share di Twitter, disaat itu pula banyak yang mencatat kekurangan yang ada. Tapi ini sebenarnya adalah sebuah kritik yang bisa mengubah si yang jualan menjadi lebih baik. Satu aja kuncinya, kalo dapet kesan buruk, segera lah untuk merespon dengan bijak. Menerima kesan pelanggan, lalu mencoba memperbaikinya. Bagus juga kalo bisa kasih satu tanda maaf atas ketidaknyamanan yang diberikan. Hal ini bisa jadi point plus yang bakal diinget pelanggan. Mereka jadi gak kapok belanja kembali.
Kesan yang baik, yang pasti membuat si penjual laris manis. Paling tidak, orang akan banyak percaya bahwa si penjual memang memberikan pelayanan yang baik dan tidak mengecewakan. Tambahannya, dapet rekomendasi gratis tuh ke temen-temennya para pelanggan yang mungkin tertarik membeli/menggunakan jasa si penjual.
Pe eR bagi penjual adalah bagaimana menggunakan media sosial ini untuk kreatif menarik banyak pelanggan. Pinter-pinterlah cari cara supaya pelanggan berminat untuk membeli atau menggunakan jasa yang ditawarkan. Mungkin dengan memberikan promo bagi yang memfollow akun media sosial si penjual, memberikan diskon bagi yang sedang berulang tahun atau bisa juga dengan hadiah kecil jika sering berbelanja atau menggunakan jasa si penjual. Hal kecil sih tapi sangat berarti bagi pelanggan.
Media sosial sebenarnya adalah alat bantu untuk membuat penjualan lebih baik. Untuk mendekatkan penjual dengan pelanggannya. Jadi, perlu atau tidak punya akun media sosial? Ya…. saya rasa gak ada salahnya untuk dicoba :)
kalau di fb jangan suka ngetag orang lain apalagi sering bikin bt tuh mbak :)
Jadi proporsionalnya lebih banyak untuk mendekatkan, mendengarkan konsumen daripada promosi begitu intinya. :baca: