Lawan Tulisan Dengan Tulisan

Sebenarnya sudah seminggu tulisan Damar Juniarto tentang Pengakuan Internasional Laskar Pelangi di Kompasiana itu diterbitkan. Saya membaca tulisan panjang itu, dan disanalah saya juga baru tahu nama asli Mas Amang (atau @scriptozoid ) begitu dia dikenal di kalangan Goodreads.

gambar : leverage-pr.com
gambar : leverage-pr.com

Terlepas dari Mas Amang dekat dengan teman-teman Goodreads, saya merasa tulisannya di Kompasiana itu begitu bagus, begitu lengkap, tentunya dia gak akan nulis begitu kalo memang dia gak tahu bener gimana gimananya soal buku penulis ngetop, Andrea Hirata itu.

Saya sendiri penyuka karya Andrea Hirata, silakan buka halaman Goodreads saya disana terlihat penulis favorit saya ya salah satunya Andrea Hirata. Saya kaget ketika kemarin pagi timeline Twitter heboh jika Andrea Hirata memperkarakan tulisan Mas Amang tersebut. Saya gak menyangka langkah tersebut yang diambil oleh Andrea Hirata atas sebuah tulisan tentang karyanya.

Saya menyayangkan Andrea Hirata tidak membalas tulisan Damar Juniarto tersebut dengan tulisan pula. Kenapa akhirnya ada Agus Hermawan yang ikut menulis dari yang katanya email Andrea Hirata padanya? Andrea Hirata harusnya bisa melawan balik tulisan Damar Juniarto juga dengan tulisan. Mau di webnya kek, mau di blog baru kek, mau di Kompasiana juga kek, terserah. Asal ditulis langsung oleh Andrea Hirata sendiri sebagai jawabannya atas tulisan Damar sebelumnya. Itu akan lebih baik. Itu akan memperlihatkan bahwa dia benar-benar penulis, yang mampu mengajak pembaca melihat dari dua sisi berbeda. Bukan malah memperkarakannya. Ooh, c’mon perlihatkan kamu benar-benar penulis sejati, boi.

Penulis sejati, menurut saya adalah penulis yang tidak hanya mampu menulis sebuah karya (buku, tulisan, dsb) tapi juga yang bisa mengumpulkan semua saran, menerima semua kritik dan menerima semua bentuk perhatian atas semua karyanya dengan baik.

Penulis bukanlah dewa, bisa saja salah, bisa saja banyak kurangnya, untuk itulah adanya pembaca. Tanpa pembaca, karya sebuah penulis apa jadinya? Karya itu besar karena ada pembacanya, bukan? :)

Perkara Andrea Hirata – Damar Juniarto membuat saya sebagai blogger kembali diingatkan ada banyak kasus serupa. Kebebasan menulis terancam. Tapi saya yakin, setiap penulis blog apalagi yang tulisannya ‘cetar’ gitu kan ya, akan lebih siap menerima apapun yang terjadi dalam satu klik ‘publish’ setelah menuliskannya.

Lanjut perbincangan di Twitter hingga pagi ini yaitu tentang dewan pers yang katanya bisa membantu asal para blogger bisa bekerja sama dengan mereka, jika ada kasus-kasus serupa seperti diatas. Tapi, syaratnya para blogger harus punya badan hukum sendiri, punya organisasi begitu (organisasi blogger? oow). Yaaa… kalo yang ini udah pernah diobrolin kok ya, dan… saya jadi inget kata BHM waktu di Bali Media Forum tahun lalu itu. Dan, cukuplah sudah saya mengerti.

 

Akhir kata,…. tetaplah menulis, kawan. Lawanlah tulisan dengan tulisan.

16 thoughts on “Lawan Tulisan Dengan Tulisan

  1. semoga kejadian ini tak membuat keberanian blogger dalam menulis menjadi luruh. mas Amang sendiri menyatakan bahwa ia akan terus menulis dalam konteks masalah ini.

    ayo lawan dengan tulisan.

    btw, penulis bukan dewa. tapi dewa lagunya enak-enak!

  2. ohya, betul. maaf. soalnya saya baru blogwalking. memang benar isu ini lagi hangat dan wajar saja kalo beberapa bloger meangkat isu ini.
    keep writing dan sukses selalu ya kakak dreeva
    :ting:

  3. Duh, saya juga sempat kaget mbak, pas baca TL twitter beberapa waktu lalu..
    semoga cepat selesai ya kasusnya.. Baik2 sajalah…

  4. dan salah satu teman @tey_saja juga menulis hal yg sama bahkan lebih pedas dan teliti soal kasus AH ini hihihi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.