Puasa ramadhan hari ketiga, tahun 2020, 1441 H.
Selama pembatasan sosial (physical distancing) ini harusnya bisa menjadi lebih produktif dalam menulis blog, tapi ternyata sulit ya, paling gak itu yang saya rasakan.
Sudah sebulan lebih sejak masa pembatasan sosial diberlakukan di Indonesia karena Covid-19, banyak hal normal yang baru. Anak-anak sekolah dari rumah, belajar di rumah, les pun dari rumah, secara online. Yang kerja pun dari rumah, suami walau kerjanya banyak di rumah, tetap kadang harus ke kantor, malah dia terasanya lebih sibuk dari sebelum pembatasan karena PR banget harus ngajarin yang gak ngerti online-online-an ini. Semua harus dijalani dengan tetap bersyukur, juga berdoa agak semua ini segera berakhir.
Ramadhan tahun ini pun terasa amat berbeda. Gak ada tarawih berjamaah di masjid, gak ada anak-anak yang bangunin sahur, gak ada buka puasa bersama teman-teman, sangat mungkin gak ada sholat ied untuk tahun ini. Walau begitu ya tetap harus dijalani dengan tetap bersyukur. Beberapa tempat yang harusnya ramai, seperti restoran, pusat belanja, harus rela tutup karena pandemi ini. Kebayang kan banyak yang harus merumahkan karyawan mereka karena usaha gak jalan. Sulit, sungguh, ini pastinya dirasakan oleh banyak orang. Semoga kita semua bisa mengambil hikmah dari semua cobaan ini.
Ibu saya mulai sering ngeluh karena cucu-cucunya jarang datang menengok ke rumah eyangnya. Kami juga di rumah aja, hampir sebulan sejak pembatasan kami baru datang ke rumah ibu saya, tentu saja keceriaan anak-anak membuat rumah eyang terasa ramai. Anak-anak sudah pasti bosan di rumah aja, segala macem permainan keluarga sudah dikeluarkan, yang paling membantu adalah permainan dari gawai.
Pandemi dan pembatasan ini bisa saja berakhir berbulan-bulan, kita harus banget bisa membuat diri sendiri menikmati hal ini. Saya sendiri mencoba berpikir selalu positif saja, melakukan banyak hal yang bisa saya lakukan untuk membuat diri saya bahagia. Membaca buku yang banyak, menyelesaikan beberapa project crochet yang tertunda begitu lama, menanam tanaman di rumah, mencoba menu makanan baru, menonton film dan drama, apapun lah yang bisa dilakukan agar semua ini bisa dijalani dengan menyenangkan, walau rasanya sedih ketika mendapati banyak orang-orang yang sama sekali tak bisa menikmati saat-saat ini.
Gemilang (4 tahun 6 bulan) sejak sebulan ini dicoba belajar iqro. Alhamdulilah ternyata dia mau lho. Memang gak dipaksa, jadi kalo dia mau trus ngaji deh sama ayahnya. Yang masih PR buat bundanya adalah ngajarin nulis, gak tau kenapa anaknya masih males banget kalo diajak nulis. Kalo bundanya geregetan, ayahnya malah santai aja bilangnya ‘gpp, nanti juga dia mau’ gitu. Yang bingung juga gimana mau mulai TK untuk anak ini, apa tahun depan aja? Masih bingung sampe sekarang.
Sesungguhnya saya gak tau mau nulis apa lagi, beberapa kegelisahan selama pandemi ini saya coba untuk tutupi dengan segala kegiatan.
Semoga semua bisa menjalani puasa ramadhan tahun ini dengan lancar, dengan tetap sama semangatnya dengan tahun-tahun sebelumnya.
Semoga pandemi covid-19 ini segera berakhir, seperti kata orang, badai pasti berlalu, dan kita semua diberikan selalu kesehatan.
One thought on “Ramadhan 1441 H”