Lebaran Idul Fitri di tengah Pandemi Covid-19

Tahun ini umat muslim harus berpuasa dan berlebaran idul fitri yang berbeda dari tahun biasanya karena pandemi Covid-19. Kalo pas puasa saya udah pernah bagi ceritanya di sini, maka kali ini mau cerita soal lebaran tahun ini.

Tahun ini gak ada sholat tarawih di mesjid, begitu juga dengan sholat ied idul fitri. Pas lebaran kemarin sempat lewat mesjid yang tetap melaksanakan sholat ied, tapi kami sekeluarga merasa itu bukan keputusan yang tepat akhirnya diputuskan untuk sholat ied di rumah saja bersama keluarga.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, hari pertama lebaran kami sekeluarga pasti berkumpul di rumah mama kali ini sholat ied pun di sana. Rumah mama lebih ramai dari tahun biasanya, ada nenek saya dan sepupu saya yang memang sebelum pembatasan sosial sudah ada di rumah mama. Mereka belum bisa pulang kampung karena ya nenek saya termasuk yang rentan, maklum umurnya sudah 80an tahun.

Pak suami jadi imam sholat ied tahun ini, belum pernah terjadi tapi ya harus terjadi juga. Walau begitu tetap haru rasanya setelah selesai sholat ied kita bisa salaman dengan keluarga ya walau selesai sampe situ aja, tak ada silaturahmi ke rumah-rumah tetangga dan keluarga seperti tahun biasanya. Berlebaran dan bermaafan sama tetangga dan keluarga digantikan pesan WhatsApp dan video call saja. Cukuplah sebagai penawar rindu walau tak bertemu secara langsung.

Tahun ini juga kami gak bisa mudik untuk ziarah ke makam nenek dan kakeknya Alaya karena masih Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan juga itu jatuhnya sama kayak mudik juga sih walau cuma dua jam perjalanan dari Palembang. Walau tak berkunjung ke makam, doa kami selalu menyertai.

Selesai di rumah mama sore hari langsung pulang dan istirahat. Dah gitu doang deh, ga ada ke mana-mana lagi. Begitu juga dengan makanan dan kue khas lebaran, kami memilih untuk tetap ada kue lebaran di rumah tapi jumlahnya sedikit aja. Bukan cuma karena tidak akan kedatangan tamu, tapi juga anak-anak gak terlalu suka kue kering khas lebaran itu. Jadilah yang makan kue lebaran ya yang di rumah aja. Lebaran kali ini juga terasa hemat, karena gak beli hal yang berlebihan, kue yang sedikit dan tak ada baju baru :D

Satu pekan setelah lebaran, kami memutuskan untuk puasa syawal, toh kan ga ada halal bi halal atau semacamnya, jadi lanjut aja lah. Karena saya harus bayar hutang puasa karena haid, ya saya berniat untuk bayar puasa dulu, baru lanjut syawal. Alhamdulilah selesai juga puasa syawal dan bareng sama Alaya khatam ngaji alquran. Makan-makan? iya, makan pizza kesukaan Alaya :) (dan minta pulsa buat beli koin Roblox hahaha).

Doa kami juga sepertinya doa seluruh umat di dunia, semoga pandemi Covid-19 ini segera berakhir, kita bisa menjalani aktivitas kembali dengan lancar tapi takut bersentuhan atau bertemu sama teman-teman dan keluarga sendiri. Amin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.