Saya merasakan kembali perjuangan perempuan yang melahirkan.
Akhir September hingga awal Oktober 2015 saya deg-degan terus dan harap-harap cemas karena akan melahirkan anak kedua saya. Hasil USG semuanya baik dan bisa dilahirkan normal. Sepanjang yang saya bisa saya terus berdoa agar diberi kelancaran selama persalinan dan jika bisa normal dan semuanya sehat.
Memasuki 36 minggu, semua sudah siap secara mental. Saya udah sering ngepel jongkok, jalan kaki di rumah (karena gak memungkinkan di luar rumah sejak ada kabut asap), minum air kelapa muda seminggu 3x, rajin bebersih rumah, tas buat ke rs udah siap. Termasuk bilang ke suami untuk siap-siap.
Saya sudah pasrah karena hingga menginjak usia 39 minggu ini anak masih betah aja dalem perut. Kakaknya, Alaya udah ikutan Eyangnya ke Lampung dan pulang lagi pun si adek belum lahir. Saya udah ketar ketir padahal, agak takut juga si baby lahir ketika ibu saya lagi gak ada deket saya. Jujur saja, ibu adalah seorang yang juga ikut menguatkan selain suami yang harus ada disebelah saya ketika melahirkan.
Read more