Judul Buku : Catatan Cinta Ibu | Happy Parenting
Penulis : Meidya Derni
Penerbit : Lingkar Pena
Jumlah Halaman : 201 Halaman
Harga : Rp. 33.000
Mumpung masih segar dalam ingatan, saya baru saja selesai membaca buku ini. Buku parenting pertama yang saya baca setelah lahirnya Alaya. Saya akui, saya tergolong muda untuk menjadi ibu dan saya mengerti betul banyak orang diluar sana banyak yang masih sanksi, apakah para ibu muda mampu mengasuh dan mendidik anaknya dengan baik. Maka dari itu, saya belajar untuk menjadi ibu yang baik, tentunya dengan tidak menanggalkan status saya sebagai istri, hingga saya bertekad untuk menjadi istri dan ibu yang baik, paling tidak untuk suami dan anak-anak saya kelak.
Ini juga kali pertama saya membaca buku tulisan Meidya Derni yang sudah terkenal menelurkan buku-buku mengenai parenting. Saya beli buku ini sebagai langkah pertama untuk tujuan saya tersebut diatas.
Awal membaca buku ini membuat saya merasa jadi orang tua itu susah, kok ya judulnya Happy ya? :tanya:. Kenapa saya bilang gitu? ya, bab pertama saja diceritakan tentang pendidikan yang buruk dari orang tua pada anaknya, ortu tidak memperdulikan anaknya sehingga anaknya menjadi ‘anak nakal’. Jelas memang, menjadi orang tua itu tidak semudah yang dibayangkan. Pendidikan saja tidaklah cukup untuk dapat menjadikan kita orangtua yang baik, tapi juga butuh keterampilan. Saya setuju dengan ini, ga heran kan kalo ada profesor di kampus terkenal punya anak yang tidak sopan, tidak menghargai orang lain bahkan menyakiti dirinya sendiri.
Bukan cuma itu, di buku ini juga dijelaskan bagaimana mengatur mood ibu di waktu pagi hari yang hectic banget sama kerjaan rumah tangga menjadi lebih segar dan tanpa dihiasi dengan acara ngomel-ngomel pagi :D
Satu yang juga menarik sekali bagi saya, itu bagaimana menanamkan rasa percaya diri pada anak. Jika kita menginginkan anak yang berprestasi dalam kehidupan mereka, maka tugas pertama kita sebagai orangtua adalah membangun kepercayaan diri mereka. :senyum:
Buku ini ditulis dengan gaya ringan diikuti dengan percakapan-percakapan ibu dan anak-anaknya, ditambah juga dengan simpulan per babnya. Hanya saja saya menemukan kata-kata yang tidak tepat diterjemahkan oleh penulis, misal ; “anak yang buruk”, maksud disini kalo bahasa Inggrisnya ‘bad boy’ gitu, cuma di Indonesia-kan kok jadi terdengar aneh ya? Mungkin ini karena penulis berada di Amerika juga kali ya.
Kesimpulan saya, tidak ada orangtua yang sempurna di dunia ini, baik itu Meidya Derni si penulis buku ini sampai Kak Seto sekalipun. Jadi, saya berusaha menjadi orangtua, guru, teman dan sahabat bagi anak-anak saya nantinya.
*halah, ini postingan kok berasa tua bener yah saya*
hahha,, berasa kalo udah ibu2 ya Ke?
:))
.-= Nda´s last blog ..Waktu dan Cinta =-.
sobat,berguna banget nich infony, kunjungi blog saya jg y :)
jempol buat closingnya mbak… sangat amat benar sekali kalau tidak ada orangtua yang sempurna, yang penting do the best dan selalu berdoa agar seluruh keluarga senantiasa dilindungi oleh-Nya