Sejauh ini saya masih berstatus mahasiswa. Tidak perlu malu atau minder walau umur sudah tua masih aja statusnya mahasiswa. Namanya juga belajar, tidak kenal tua dan muda. Lah, kan emang ada pepatah yang bilang, kejarlah cita-citamu setinggi langit.
Saya pernah lulus dari salah satu perguruan tinggi negeri di kota ini, dan saat ini pun masih terdaftar sebagai mahasiswa perguruan tinggi swasta. Perguruan tinggi negeri tidak selamanya baik dan perguruan tinggi swasta juga tidak semuanya menjadi nomer dua saat ini. Ini masalah kenyamanan belajar, kompetensi dosen dan fasilitas pendukung kegiatan belajar mengajar di sebuah perguruan tinggi.
Perguruan tinggi negeri misalnya, merasa sudah punya status ‘negeri’ sehingga tidak lagi melihat sisi kenyamanan mahasiswa untuk belajar. Contohnya, dosen terlambat datang (malah kadang tidak datang), belajar dengan mahasiswa lebih dari 40 orang dalam satu kelas, apa dosennya bisa melihat mahasiswanya memperhatikan? atau justru ngobrol sendiri?. Menurut saya hal ini beneran jadi tidak efektif. Apalagi ditambah dengan kartu kuliah yang bisa titip menitip, ooh… *tepok jidat*. Kalau untuk biaya kuliah sih, jaminan deh, lebih ringan di kantong dibanding perguruan tinggi swasta :)
Perguruan tinggi swasta lain lagi halnya. Mereka sudah lebih baik dari sisi kenyamanan belajar mahasiswa apalagi ditambah dengan fasilitas top saat ini, komputer, internet yang bisa memperlancar komunikasi mahasiswa dan dosen. Peraturan bagi dosen juga lebih ketat dalam hal disiplin kehadiran. Namun kadang menomerduakan kompetensi dosen. Satu dosen bisa ngajar banyak materi yang kadang justru tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Yang terpenting uang kuliah per semester, wow… mahalnya seringkali tidak sesuai dengan apa yang didapatkan.
Kita seringkali melihat perguruan tinggi terbaik adalah perguruan tinggi idaman yang akhirnya menjadi perguruan tinggi favorit Indonesia. Tapi, saya bisa mendefinisikan apa yang menurut saya bisa menjadi ukuran perguruan tinggi idaman :
- Terakreditasi (ini sangat penting, maka hargailah nilai akreditasi yang tidaklah mudah didapatkan itu)
- Dosen-dosen yang berkompenten dalam bidangnya (biasanya juga diukur dari latar belakang pendidikan yang tinggi)
- Fasilitas penting yang harus ada dan dalam keadaan baik yaitu ruang belajar atau ruang kuliah, perpustakaan, mushola, kamar kecil/toilet/wc
- Sistem dan prosedur yang baik dan ga ribet (bisa dengan sistem terkomputerisasi, pengisian KRS yang mudah, cek nilai juga gampang)
- Fasilitas pendukung yang bisa meningkatkan kenyamanan belajar mahasiswa (ruang multimedia, komputer, internet)
Kayaknya poin-poin diatas sudah memenuhi kriteria idaman bagi saya. Kalau sudah memenuhi poin diatas, agak mahal juga masih dikejar-kejar deh sama mahasiswa :)
*Postingan ini buat lomba blog UII, Universitas Islam Indonesia*
Hal yang penting juga: budaya. Masing-masing perguruan tinggi memiliki karakter khasnya yang sangat mempengaruhi mahasiswanya hingga kelak lulus. Mesti dipilih PT yang memiliki budaya baik, tidak suka tawuran, tidak suka demo, dsb.
adik saya masuk kuliah tahn ini dan soal uang masuk ….errrr *elus elus dada*
.-= didut´s last undefined ..If you register your site for free at =-.
selamat dan sukses ya atas keikutsertaannya dalam lomba blog UII dengan tema: perguruan tinggi idaman
Mampir dan comen balik ya mas
harga sebanding dengan barang . . .
kalo harganya mahal dan barangnya OK, itu wajar . . .
tapi kalo harganya mahal, pelayanan g memuaskan itu yang perlu ditelusuri . . .
.-= it’s me´s last blog ..Kuliah Nyaman Di Kampus Idaman =-.
Berkunjung menjalin relasi dan mencari ilmu yang bermanfaat. Sukses yach ^_^ Salam dari teamronggolawe.com
terima kasih buat infonyaaaa.. sangat membantu
makasi untuk info nyaaa.. salam kenal dan sukses selalu..
Maksih atas idenya….!!!
dan yang terpenting Budaya PT yg sehat g pilih MHS ank emas, manajemenx yg transparan, selain itu kegiatan ektra yg asyik.