Melihat Atri ngumpulin botol plastik bekas setelah selesai acara pertama di Persamuhan Pendidik Pancasila kemarin, saya pun buru-buru bantuin, saya pikir memang buat bantu-bantu yang beresin aja gitu, ternyata gak gitu. Atri bilang ngumpulin botol plastik bekas biar bisa jalan-jalan naik bus. Gimana ceritanya?
Iya loh, ternyata untuk bisa jalan-jalan keliling Surabaya cukup bayar dengan botol kemasan plastik kosong aja gitu. Surabaya udah banyak duit katanya, gak perlu bayar bus pake duit tapi cukup pake botol plastik. Namun, hari itu saya dan Atri gak jadi bawa botol kosong itu dengan alasan bakal gak sempat juga gitu karena jadwal kegiatan sampe malem.
Besoknya, di hari kedua kegiatan, saya lihat kali ini Roma yang ngumpulin botol plastik, ya udah ya saya ikut aja karena ternyata ada waktu sekitar 2-3 jam sebelum acara selanjutnya dimulai. Gak perlu waktu lama kami dengan mudahnya mengumpulkan 20 botol plastik bekas ukuran 300 ml, gak pake mandi langsung cuss kami menuju tempat pemberhentian busnya tepat di sebelah hotel Shangri-La, tempat kegiatan kami berlangsung.
Karena sudah keburu sore (itu sekitar jam 17) dan hari minggu pula, pas ke sana, petugas penukaran tiketnya udah gak ada, untunglah mas kondektur busnya bilang agar kami masuk saja, nanti akan ada helper busnya yang akan membantu penukaran botol plastiknya di dalam bus. Let’s go, kami langsung duduk manis. Kami kira busnya bakalan sepi, tapi gak lama setelah kami duduk, langsung rame gitu orang-orang yang pada masuk bus juga.
Busnya enak banget, mirip sama bus Trans Jakarta atau Trans Musi, tapi beda banget cara kerjanya. Sama sekali bus ini tidak memungut uang untuk pembayarannya, Suroboyo bus ini cuma dibayar dengan botol bekas. Bener-bener keren nih transportasi publik kayak gini. Selain bisa buat transportasi umum para warga, ini juga edukasi ke masyarakat agar bisa mengumpulkan sampah plastik dengan manfaat.
ketentuan dan syarat penukaran botol tempat botol plastik bekas yg ditukar
Hitungan penukaran botol plastiknya begini, 3 botol besar yang ukuran 1,5L atau 5 botol sedang ukuran 600ml atau 10 botol ukuran kecil/gelas plastik. Setelah menukarkan botol plastik kita akan diberi stiker yang bisa digunakan untuk menggunakan Suroboyo Bus dalam waktu 2 jam. Stikernya nanti akan ditap gitu ke alat yang dibawa helper busnya. Di dalam bus pun ada disiapkan kotak sampah tempat nanti botol-botol penukaran para penumpang dikumpulkan.
Keterpanaan saya soal Suroboyo bus belum berakhir di situ aja. Saya lihat kondektur bus akan turun di setiap pemberhentian bus untuk scan barcode yang ditempel di sana dengan hpnya. Setelah tanya warga Surabaya yang ikut menumpang bus, itu dilakukan sebagai penanda yang bisa menunjukkan bus tersebut berada di mana secara real time. Jadi, para warga bisa langsung ngecek bus mana sedang ada di mana dengan menggunakan aplikasi GOBIS. Keren banget kan? Uhg saya sungguh mupeng pengen sistem Suroboyo Bus ini bisa ada di Palembang.
Sebagai seorang yang baru pertama ke Surabaya, saya dan Roma sungguh menikmati perjalanan kami berkeliling kota Surabaya dengan Suroboyo bus ini, butuh waktu sekitar 3 jam dari berangkat hingga kembali lagi ke tempat semula. Jurusan bus UNESA – ITS yang kami tumpangi adalah jurusan terpanjang bus dari Suroboyo bus. Kami melewati Tunjungan Plaza, yang katanya icon rerameannya Surabaya, Pakuwon, bisa ngeliat ITS yang luas banget itu juga, sungguh menyenangkan walau gak pake mampir dan cuma dalam bus saja.
Andai saja sistem transportasi bus ini bisa diadaptasi banyak kota lain di Indonesia, sungguh menyenangkan pastinya, gak cuma bisa buat transportasi warga tapi juga bisa menjadi upaya baik dalam meningkatkan kesadaran masyarakat atas sampah plastik. Yeah, sebenarnya kan gampang ya, tinggal dicontek aja sistemnya, pertanyaannya tinggal mau apa tidak? itu saja :)
Sayangnya aku gak ikut naik bus… tapi seru lohh …. paling tidak sampah plastik gak dibuang begitu saja …. hemm andaikan di Flores kaya gini yah …😊
Mungkin kota lain gengsi #eh hehehe