Melihat Sisi Buruk Manusia Lewat Strangers From Hell

Manusia itu mahluk paling mengerikan.

Iya, saya setuju dengan kalimat di atas. Kalimat itu adalah pesan dari sang ibu pada anaknya, Jung Woo ketika anaknya akan pindah kerja di kota Seoul dalam serial Korea, Strangers From Hell (SFH).

poster film dari dramamilk.com

Sedikit soal serial SFH ini ya. Serial ini baru saja selesai tayang sebanyak 10 episode. Bergenre misteri thriller, serial ini diperankan oleh Lee Dong Wook dan Im Si Wan. Bercerita soal Jung Woo yang merantau kerja di Seoul, karena gak punya duit banyak dia akhirnya menemukan kost Eden yang murah tapi kamarnya kecil dan pengap. Ya udah lah ya pikirnya, untuk beberapa bulan ini tahan-tahanin dulu deh gpp di kamar begini, pikir Jung Woo. Ternyata kost itu adalah neraka baginya.

Kost Eden dihuni oleh orang-orang aneh, kembar cengengesan, preman yg ngajak ribut mulu, si mesum penjahat seksual, dokter gigi ganteng tapi berseringai aneh sampe pemilik kost yang sok manis. Semua orang di sana seperti punya sesuatu hal yang mengerikan, hingga satu demi satu orang di kost itu hilang.

Bagi yang suka cerita thriller, ini serial rekomen banget buat ditonton. Tapi bagi yang gak suka adegan kekerasan, jelas gak usah nonton ya, usia minimum yg nonton juga 19+ di akhir episode. Serial bunuh-bunuhannya termasuk sadis dan bisa dibilang jiwa tokoh-tokoh dalam serial SFH ini sakit. Namun, serunya serial ini juga membuka banyak diskusi lho tentang kejiwaan manusia. Saya memang bukan lulusan psikologi, bukan berarti kita tidak bisa mendiskusikan hal kayak gini bersama teman.

Belajar dari cerita SFH ini, saya percaya manusia memang mahluk yang mengerikan, karena manusia punya sisi baik dan buruk, yang susah dilihat kapan baik dan buruk itu muncul. Berkembangnya sisi baik dan buruk tiap manusia ditentukan oleh banyak faktor, salah satunya itu pastilah lingkungan. Bagaimana lingkungan hidupnya, mulai dari keluarga, teman, lingkungan kerja/kolega, lingkungan tempat tinggal (tetangga), jika lingkungan tersebut banyak memberikan pengaruh buruk, jelas pasti ada yang terganggu dalam perkembangan jiwa kita.

Jiwa Jung Woo ini terganggu sebenarnya mulai dari kekesalan dia sama keluarga, trus masuk kerja yang seniornya juga marahin mulu, menganggap dia gak bisa kerja, ditambah dia tinggal di kost Eden yang berkumpul orang-orang yang bikin dia ngeri. Halusinasi jadi sering muncul, ada perasaan gelisah terus menerus (parno gitu istilahnya), sering gak bisa ngomong kalo gak suka pada sesuatu, akibatnya emosi buruknya jadi numpuk gitu lho dan ini kalo dipicu dikit aja dengan kata-kata (kayak dihipnotis gitu) bisa banget kejadiaan kemarahannya memuncak dan mungkin banget bisa sampe membunuh orang.

Sampe selesai nonton episode terakhir pun saya masih dibuat mikir dan jadi kayak punya pandangan sendiri tentang gimana Jung Woo dan sisi buruk dalam dirinya. Endingnya selesai dengan baik tapi seperti menimbulkan banyak hal yang bisa dipertanyakan, kalo pun bakal ada kelanjutannya, bisa banget buat diterusin.

Saya bukan penyuka Dong Wook atau Siwan, tapi saya harus acungi jempol karena keduanya berperan dengan sangat baik. Saya ngeri sendiri ngeliat Dong Wook dengan senyum yang aneh dan mengerikan, padahal biasanya berperan manis dan cute dalam beberapa serial. Dingin dan psiko abis. Siwan juga gitu, ketakutannya dapet dan pas dia nangis itu berasa banget kesedihannya karena kayak gak ada yang percaya sama dia. Sepanjang nonton serial ini sungguh rasanya creepy banget, mulai dari efek suaranya sampe peran para tokohnya yang karakternya begitu kuat dan kayaknya juga dibikin mirip banget sama versi komiknya.

Orang yang gak sehat jiwanya seringkali dianggap gila, padahal gak begitu. Jika kita punya pikiran kayak Jung Woo gitu, ya secara kasat mata jelas orang biasa, ngobrol juga biasa, tapi jiwanya terluka. Kalian dipenuhi kesedihan, merasa mau mati aja, itu juga berarti ada yang gak sehat dalam jiwa. Baik banget untuk bisa mencari teman ngobrol tentang permasalahan hidup, kantor/kerjaan, atau apapun itu, setidaknya yang bisa mendengarkan, psikiater lebih baik. Jangan anggap kesehatan jiwa itu gak penting, justru itu adalah yang paling penting. Menjadi/merasakan bahagia itu penting. Percayalah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.