Makin maraknya aksi doxing yang dilakukan orang bikin gerah juga sih ya. Data pribadi orang diumbar ke mana-mana, udah gak mikir lagi privasi dan keselamatan orang lain. Tapi sebelum jauh ngomongin doxing, baiknya dikasih tau dulu ya apa itu doxing.
Jadi, doxing itu adalah satu istilah bagi upaya mencari dan mengidentifikasi (hingga menyebarluaskan) informasi pribadi seseorang dengan maksud jahat, dilakukan tanpa seizin pemilik identitas. Istilah doxing sendiri berasal dari kata document tracing yang berarti mengumpulkan dokumen tentang seseorang atau perusahaan tertentu untuk mempelajari mereka lebih lanjut berdasarkan sumber-sumber yang sudah dipublikasikan oleh individu itu sendiri. Wikipedia menghubungkan doxing dengan keberadaan Personally Identifiable Information (PII) yaitu informasi identitas individu, kontak, lokasi, pekerjaan atau identitas unik lainnya yang bisa digunakan untuk mengidentifikasi kehidupan seseorang. Nah, hal ini tuh jadi semakin mudah dilakukan di era jejaring sosial di mana banyak orang mengungkapkan kehidupan pribadinya secara ikhlas di jejaring sosial.
Karena yang disebar adalah informasi pribadi yang sensitif yang bersifat privat/bukan untuk konsumsi publik, seseorang bisa merasa terancam keselamatannya. Orang jadi merasa gak aman karena informasi pribadinya tersebar luas. Hal ini bisa berujung jadi tindak kejahatan misalnya stalking, perampokan, pelecehan dan persekusi. Nah, yang kayak gini di berbagai negara sudah ada perlindungan hukumnya tapi belum di Indonesia. Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi masih belum disahkan. Yang ada di Indonesia seseorang dilarang menyebarkan informasi pribadi utk melakukan penghinaan, pencemaran nama baik, pelanggaran kesusilaan, berita bohong, perjudian, pemerasan, pengancaman, menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu, ancaman kekerasan atau menakut-nakuti.
Apa data yang dibuka oleh pelaku doxing itu benar? Kebanyakan sih begitu. Kita tanpa sadar menyebar data pribadi sendiri di jejaring/media sosial, dari nomer hp sampe alamat rumah. Mudah sekali malah dicari. Tapi, ada kemungkinan juga data yang mereka (pelaku) temukan itu salah. Seremnya, pengikut (followers) akun-akun yang sering melakukan doxing justru banyak banget. Entah orang lain memang suka melihat itu semua atau itu semua dinilai menghibur. Saya gak ngerti.
Akhir-akhir ini doxing udah sering dilakukan seseorang (mungkin juga segerombolan orang) untuk tujuan politik, untuk menjatuhkan kubu tertentu. Beberapa bulan lalu seorang teman di-doxing di Twitter. Dia dianggap sebagai admin akun twitter seorang gubernur hanya karena dia pernah berfoto dengan kepala daerah tersebut. Segala data pribadinya disebar, mulai dari foto, nomer hp, alamat rumah, hingga track perjalanan dia ke mana aja. Padahal saya tau betul dia bukanlah admin akun tersebut. Kalo udah salah gitu, akun pernyebar doxing tersebut gimana? cupu! Waktu diajak ketemuan untuk meluruskan hal tersebut, dia malah gak dateng.
Aktivitas doxing ini sangat merugikan. Bisa berakhir pada persekusi. Udah tau data alamat dan sebagainya, ajak teman-teman datengin rumahnya, selanjutnya entah apa yang akan terjadi. Mengerikan. Sungguh.
Bagi temen-temen yang melihat ada akun doxing, langsung laporkan aja. Jangan biarkan timeline media sosial kamu dipenuhi hal-hal buruk yang dilakukan oleh yang tidak bertanggung jawab.
Hati-hati dengan data pribadi, kontrol apa saja yang kamu bagikan dan berpikirlah lagi sebelum mengunggah sesuatu yang menjadi data pribadi orang lain.