Review Buku Aliens on Vacation

Aliens on Vacation

Judul Buku : Aliens on Vacation
Penulis : Clete Barrett Smith
Penerjemah : Justine Tedjasukmana
Penerbit : Atria
Jumlah Halaman : 314 Halaman
Harga : Rp. 42.000
ISBN : 9789790245013

Selamat datang di penginapan antargalaksi!

Apa yang terjadi jika kalian bisa melihat alien? kaget trus pingsan kah? atau malah suka karena melihat sesuatu yang baru?
Ini terjadi pada Scrub, seorang remaja yang tadinya males banget harus menghabiskan liburannya di rumah sang nenek, tidak ada internet dan televisi. Scrub awalnya menilai pergi berlibur seorang diri ke rumah nenek adalah hal yang akan sangat membosankan, tapi ternyata tidak lah demikian setelah Scrub merasakan sendiri serunya berada di penginapan antargalaksi kepunyaan neneknya.

Scrub langsung terpesona ketika mendapati rumah bergaya victorian tiga lantai yang dicat hitam, terlebih melihat namanya ‘Penginapan Antargalaksi’. Sesuai dengan namanya, penginapan ini menerima pengunjung beragam spesies dari seantero galaksi. Makhluk-makhluk yang biasa kita sebut alien itu senang berlibur di planet kecil yang kita cintai ini, bumi! Demi keselamatan mereka, para turis ini—demikian sebutan mereka—akan dipakaikan penyamaran mirip manusia sehingga mereka bisa berjalan-jalan di Bumi dan merasakan hidup di peradaban manusia.

Scrub yang tadinya bingung, lama kelamaan menikmati bagaimana melayani para ‘turis’ yang datang ke penginapan melalui transporter, apalagi mendandani para alien dengan penyamaran selayaknya manusia hingga orang-orang sekitar penginapan tidak mengetahui siapa sebenarnya yang datang kesana. Liburan menjadi terasa lebih menyenangkan ketika Scrub bertemu dengan Amy, salah satu ‘turis’ di penginapan itu yang membuatnya jatuh cinta.

Tapiii… ada Sherif Tate yang curiga ada yang gak beres dari penginapan Grandma-nya Scrub ini dan dia berusaha keras menguak apa yang ada di penginapan antargalaksi tersebut. Apa Sherif Tate berhasil? Baca aja ya… :D

Awalnya saya pikir buku ini akan sangat malesin, liat aja judulnya, soal alien gitu. Tapi ternyata saya salah, buku ini bukan hanya buku fantasi anak-anak, lebih dari itu buku ini memberikan bentuk imajinasi yang menurut saya keren sekali dan tentunya juga memberikan banyak pesan.

Read more

Review Buku The Devil’s Whisper

The Devil’s Whisper

Judul Buku : The Devil’s Whisper
Penulis : Miyuki Miyabe
Penerjemah : Nadya Andwiani
Penerbit : Serambi
Jumlah Halaman : 415 Halaman
Harga : Rp. 49.000
ISBN : 9789790243767

Kupikir aku dapat membantumu, kau satu-satunya yang tersisa. Datanglah ke Ginza Mullion pada pukul 15.00, tanggal 7 Januari. Aku akan berbicara kepadamu. Jangan mengatakan apa pun kepada siapa pun, dan berhati-hatilah. Kau berada dalam bahaya. ~hal 312~

Ini soal pembunuhan!
Ada 3 kasus pembunuhan yang diselidiki oleh Mamoru, hanya karena ingin membersihkan nama pamannya yang menjadi tersangka dari kasus pembunuhan.

Mamoru, seorang anak yang harus pindah ke Tokyo untuk tinggal bersama pamannya setelah sang ibu meninggal justru harus dihadapkan pada kenyataan sang paman yang berprofesi sebagai supir taksi menjadi tersangka karena menabrak orang hingga meninggal. Lalu muncul kematian-kematian selanjutnya yang akhirnya mampu diselidiki oleh Mamoru justru dari pembunuhnya.

Kebayang gak, kita yang gak tahu apa-apa tiba-tiba dikasih clue sama si pembunuh untuk mengetahui jejaknya? Kalo saya sih dah pasti ngerasa serem kemana-mana, tapi gak dengan Mamoru. Justru setelah ayahnya dituduh mencuri dari pembayar pajak, ia menjadi lebih berani untuk mengetahui banyak hal termasuk menyelidiki kasus demi kasus kematian.

Mamoru harus dihadapkan dengan pembunuh berdarah dingin yang jika dia tidak berhati-hati dalam menyelidiki justru memakan korban lain. Apalagi setelah diketahui bahwa Mamoru adalah anak seorang penjahat. Mamoru yang masih kecil malah tidak nampak tertekan atas tingkah laku banyak orang yang mencemoohnya sebagai anak seorang penjahat. Ya, ternyata di luar negeri juga begitu ya orang-orang, mencap yang ini anak jahat karena orang tuanya jahat, diskriminatif sekali.

See? Ini penulis Jepang dan bener kan kalo saya bilang penulis Jepang erat banget dengan cerita ala detektif :D
Saya akui saya penyuka cerita ala detektif Conan dan juga penyuka film serial CSI, tapi yaaa… emang saya penakut, kalo cerita buku tetap aja beda sama film. Lebih berasa serem gitu deh, mencekam istilahnya. Saya suka kebayang beberapa adegan gitu sih ya yang bikin saya takut sendiri baca buku beginian.

Ya, saya juga harus mencoba genre lain selain yang saya suka untuk mengetahui ragam buku yang ada dan tentu saja menarik. Ada haru dalam buku ini, bagaimana ketika kita dihadapkan dengan dendam dan juga keluarga yang harus kita lindungi.

Review Buku The Key

The Key

Judul Buku : The Key
Penulis : Junichiro Tanazaki
Penerjemah : Rahmani Astuti
Penerbit : Serambi
Jumlah Halaman : 200 Halaman
Harga : Rp. 30.000
ISBN : 9789790243859

Ketika Komunikasi Pasangan Hanya Melalui Buku Harian.

Penulis Jepang? Rasanya saya hanya menyukai cerita detektif Conan dan serial pemecahan misteri pembunuhan ala detektif, itu memang yang terkenal dari penulis Jepang. Saya aja kali ya yang kebanyakan baca komik begituan :D

Awalnya saya bingung kenapa saya dikasih buku genre beginian yak? biasanya gak gitu kan, ada beberapa orang teman yang memang suka novel-novel bertema dewasa seperti ini. Ya, lihat aja itu sub judulnya, Catatan harian Seorang Istri Penuh Gairah dan Seorang Suami Pencemburu. Tapi tenang, ternyata isinya bukan ala novel dewasa yang banyak adegan begituan. Mungkin penerjemahnya harus membuat seperti itu karena memang begitu dari sononya, maksud saya dari tulisan aslinya.

The Key menceritakan bagaimana sepasang suami istri berkomunikasi via buku harian. Saya pikir diawal saya akan membaca buku harian dari sisi suaminya, ternyata saya salah, sebagai pembaca kita akan bisa membaca keduanya, dari sisi suami dan istrinya, karena keduanya bercerita dalam buku harian masing-masing yang dibedakan dari jenis fontnya saja.

Sang suami bercerita tentang kehidupan dengan istri yang sudah 20an tahun bersamanya juga tentang hubungan seksnya. Hey, jangan ngarep ditulis detil yak. Menuliskannya di buku harian yang sebenarnya dia ingin agar si istri bisa membacanya. Namun, sang istri tidaklah membacanya, malah membuat catatan sendiri tentang suaminya.

Sampai sini, saya lantas mengerutkan dahi, kenapa ada sepasang suami istri yang tidak mau berbicara lisan saja, kalaupun sudah ditulis ya mbok dibilangin ‘nih baca tulisan saya’, agar semuanya menjadi lebih baik bukan? Dari sana nantinya bisa diskusi, apa yang salah, apa yang sebaiknya dilakukan dan mendengarkan ide keduanya.

Oke, saya lanjut dulu ya ceritanya :D

Read more

Review Buku Suddenly Supernatural #4

Suddenly Supernatural #4

Judul Buku : Suddenly Supernatural #4 – Hantu Dalam Bus
Penulis : Elizabeth Cody Kimmel
Penerjemah :Barokah Ruziati
Penerbit : Atria
Jumlah Halaman : 198 Halaman
Harga : Rp. 30.000
ISBN : 9789790244962

Saya sih seorang yang penakut, jangankan lihat hantu beneran, lihat film horor pun saya gak mau :D

Buku keempat seri Suddenly Supernatural. Rasanya saya hanya kurang buku keduanya dari serial ini. Walau serial ini serial teenlit atau remaja banget gitu, tapi saya merasa cerita teenlit penulis luar jauh lebih beragam ceritanya, dibanding teenlit penulis dalam negeri yang seragam nulis soal cerita cinta dan paling gak ya bully membully khas geng populer dan gak populer di sekolah.

Eits, sebenernya saya bukan bilang penulis dalam negeri gak bagus, saya hanya bilang ceritanya kadang seragam. Mungkin ada baiknya bisa melihat keragaman cerita-cerita teenlit luar yang kadang fantasinya luar biasa menurut saya, tapi seru aja sih.

Masih soal Kat yang punya kemampuan melihat mahluk dari alam yang berbeda. Kali ini Kat  dan teman-teman di sekolahnya berlibur (ya berlibur mulu ya si Kat ini) ke Montreal, Canada. Nah, perjalanan kali ini Kat dan teman-teman menggunakan bus. Yaaa, kayak judulnya ya, Kat akhirnya menemukan arwah-arwah dalam bus yang ditumpanginya.

Arwah yang ada pun sesuai banget dengan tempat mereka, ada hantu pemandu wisata sampe hantu penjaga perbatasan. Kat sebenernya seneng banget sama liburan kali ini, dia berharap bisa ngajak Ben, gebetannya ngobrol gitu dan kali aja bisa lebih deket sama Ben. Namanya juga remaja kan ya, gak jauh juga dari cerita suka-sukaan *halah* :D

Di seri kali ini, Kat gak cuma bisa melihat para arwah tersebut, tanpa disangka Kat juga mendapatkan kemampuan mendengarkan suara-suara itu. Oke, pada bagian ini saya mulai takut, ya kan saya penakut sebenernya :D Kat harus berurusan dengan para arwah tersebut karena mereka mulai usil dan mencelakai perjalanan Kat dan teman-teman.

Secara cerita saya merasa kurang greget dengan cerita seri ini, saya lebih suka cerita di seri ketiga, tentang Kat dan sahabatnya. Lebih kerasa sih cerita remajanya. Soal terjemahan, menurut saya buku-buku terbitan Atria sudah enak banget, apalagi istilah remaja dalam buku ini pun terasa enak dibaca.

Kat : dan harus kuakui, tidak melihat apa-apa tak pernah terasa seindah ini.

Ya iyalah ya, saya juga gak mau kalo dikaish kemampuan kayak gitu. Kalo bisa nolak mah, udah nolak kali ya :D

Happy Ending but…

Beberapa waktu belakangan, saya rasanya pengen nutup mata sama target baca yang saya buat sendiri awal tahun lalu. Dengan kemampuan baca tahun lalu yang sebegitu, rasanya tak akan sulit bagi saya untuk bisa memenuhi target tahun ini. Tapi ternyata, di bulan kelima tahun ini, saya mulai ngos-ngosan kalo mesti nurut track yang dipake sama Goodreads ini. Pada akhirnya saya merasa, yang paling penting adalah bagaimana saya punya waktu untuk membaca.

Setelah Kindle yang lama mesti diikhlaskan karena layarnya rusak keinjek sama Alaya, akhirnya punya Kindle baru (nitip sama temen yang kemarenan maen ke Amrik), walau beda tipenya tapi tetap bisa membawa kebahagiaan karena bisa baca kalo pergi kemana-mana.  Nah, kindle pun ternyata masih belum bisa membuat waktu baca lebih banyak. Terhitung 1 bulan sejak punya lagi Kindle, baru 1 ebook yang kelar dibaca, hmmm iya sih bahasa Inggris *modyar*.

Pagi ini saya kelarin satu buku yang lumayan tebal, sekitar 500 halaman. (entah kenapa kalo liat buku tebel gini rasanya dah sungkan aja gitu) walo gitu saya cuma butuh waktu seharian buat baca buku itu. Bukan masalah tebalnya sih ya, dan coba juga abaikan deretan typo yang ada. Kita ngomongin ending di buku itu.

Sebenernya ending bukunya bahagia, tapi kok ya kadang saya  juga sebel sendiri karena gak sesuai dengan apa yang diharapkan. Endingnya sama seperti Cintapuccino-nya  Icha Rahmanti dan juga Perahu Kertas-nya Dee. Berakhir bahagia dengan laki-laki pujaan hati dan mengabaikan lelaki lain yang jelas-jelas baik sekali hanya karena alasan cinta.

foto : deviantart

Saya yakin mungkin gak semua dari orang mikirnya sama kayak saya. Kadang kita mati-matian mengejar cinta seseorang yang kita cinta sampe jatuh bangun, gak peduli kayak apa kadang sakitnya. Padahal di sisi lain ada orang yang cinta sama kita, tulus tapi justru malah kita abaikan karena gak punya perasaan ke orang tersebut. Oh cmon, rasanya kok ya kayaknya gimana gitu.

Saya tahu ada perbedaan antara kita mendapat cinta seseorang yang kita suka dengan mencoba mencintai orang yang menyukai kita. Akan berbeda rasanya, akan berbeda chemistry-nya, cuma saya rasa sama baiknya. Prosesnya berbeda, rasanya juga berbeda, tapi bahagia? ya… tinggal diliat dari sudut pandang kebahagiaan seperti apa.

Kalo saya jadi Rahmi di Cintapuccino, jelas saya akan milih Raka bukan Nimo.
Kalo saya jadi Kugy di Perahu Kertas, jelas saya akan milih Remi bukan Keenan.
Pilih mana :
Bersama orang yang kamu cintai atau mencintai orang yang bersamamu?

Review Buku Diari si Vampir Tengil 2

Diari si Vampir Tengil 2

Judul Buku : Diary of wimpy Vampire:Prince of Dorkness (Diari si Vampir Tengil 2)
Penulis : Tim Collins
Penerjemah : Harisa Permatassari
Penerbit : Kantera
Jumlah Halaman : 284 Halaman
Harga : Rp. 37.900
ISBN : 9786029837759

Vampir ganteng gak cuma ada di film, tapi kali ini juga suka nulis diari :)

Masih inget cerita Nigel, si vampir tengil di buku pertama serial ini? Kalo blom, boleh nih baca disini. Cerita kali ini juga masih tentang Nigel kok, tapi dengan cerita yang lebih seru dari yang pertama.

Kalo Nigel di buku pertama masih culun gimana gitu ya, sekarang sih udah beda banget. Udah jadi cowok populer di sekolahan. Udah bisa mendapatkan si pujaan hati juga, si Chloe. Nah justru disinilah ternyata tantangannya. Kalo di buku pertama Nigel masih harus beradaptasi dengan lingkungan manusia, nah sekarang Nigel malah bingung karena saking sukanya Chloe malah meminta menjadi vampir sekalian biar sama kayak Nigel. Yaolo ya segitu cintanya gituh :D

Tapi bukan cuma itu masalahnya, kepopuleran Nigel mau gak mau harus bersaing dengan Jason yang sudah merebut perhatian banyak siswa sekolahnya. Belum lagi gak hanya ganteng tapi juga si Jason ini atletis banget gitu deh, di beberapa olahraga. Jadinya Nigel merasa tersingkir :p Masalah lainnya juga ada pada keluarga Nigel. Kumplit banget deh sekarang masalah yang dihadapi Nigel.

Read more

Review Buku Rangperang Laok

Rangperang Laok

Judul Buku : Desa itu Bernama Rangperang Laok
Penulis : Kelompok 14 teman2 Univ. Trunojoyo Madura
Penerbit : Nulisbuku.com
Jumlah Halaman : 138 Halaman
Harga : Rp. 35.000

Catatan ketika KKN pun bisa jadi buku lho!

Saya mendapat buku dari seorang teman blogger asal Madura, Wahyu Alam. Awalnya saya mengira akan dikirim buku yang mengulas tentang Madura atau cerita fiksi yang ditulis Wahyu, ternyata saya salah. Saya mendapati buku ini dan kaget juga kalo buku ini ternyata adalah catatan Wahyu dan teman-temannya saat Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desa yang bernama Rangperang Laok.

Desa Rangperang Laok adalah desa yang jaraknya 8 KM dari kota Pamekasan, Madura. Saya sendiri sebetulnya belum pernah ke Madura, yang saya tau sih cuma sate Madura :D kalo dilihat jarangnya saya rasa desa ini tidak terlalu jauh dari kotanya ya. Tapi namanya unik gitu ya, kayak ngajak perang :)

Lalu saya membaca buku ini dalam beberapa jam saja, ada banyak hal yang diceritakan oleh 13 orang dalam nama Kelompok 14 ini tentang desa Rangperang Laok ini. Mulai dari bagaimana keadaan desanya, keadaan ekonominya warganya hingga pengalaman mereka saat mencoba mengajar di sekolah di desa itu. Berada di desa itu selama 27 hari membawa Wahyu dkk mendapat banyak pengalaman, mulai dari makan bersama para warga disana hingga dapat surat cinta dari murid di sekolah yang mereka ajar.

Buku ini juga dilengkapi dengan foto-foto yang menarik, jadi pas baca gak bosen liat teks aja gitu, khas blogger gitu deh ya. ada 13 orang yang ternyata dibagi-bagi jatah nulisnya dengan tema apa tentang desa Rangperang Laok ini. Saya sih berharap buku ini tidak nampak seperti laporan tertulis untuk dikumpulkan atas dasar tugas dari kampus, tapi ternyata saya mendapati seperti itu walau bahasa yang digunakan memang lebih enak.

Read more