Masih Suka Baca Koran?

Kalian masih suka baca koran tiap pagi?
Kalo saya sih gak ya. Emang pada dasarnya gak suka baca koran sih :baca:

gambar : howstuffworks.com

Di era serba digital begini, udah pasti beberapa dari kita udah mulai gak lagi langganan koran walo udah murah sekalipun. Yang biasanya tiap pagi sambil ngopi (saya juga gak ngopi) dan sarapan itu baca koran sekarang malah liat gadget, baca berita dari portal online, lebih update sih ya, apalagi jaman Twitter begini.

Saya gak bisa bandingkan buku dengan koran ya. Jelas saya lebih suka baca buku beneran, nyium bau kertas dari buku baru dan juga pembatas bukunya ketimbang baca buku digital atau ebook. Kalo koran? Dulu sih iya diperluin banget buat tugas kliping dari sekolah. Lah sekarang udah sekolah udah gak banyak yang nyuruh cari kliping koran. Tapi gak dengan sebagian orang, termasuk orang tua kayak Papa saya misalnya, dari dulu langganan koran, sehari bisa beli lebih dari satu koran.

Saya rasa memang masih banyak yang termasuk golongan seperti itu, baca koran sambil sarapan pagi dibanding baca koran digital atau majalah digital yang sekarang bermunculan di Indonesia. Portal berita yang lebih cepat update informasi pun tetap tidak mengubah kebiasaan sarapan dengan koran tadi. Jika di beberapa negara ada media cetak yang runtuh gegara internet, saya kok masih melihat banyak koran-koran baru ya yang bermunculan di Indonesia :D walau memang sekarang medianya ada cetak ada elektronik. Soal persaingan yang heboh kayaknya sekarang justru di media elektroniknya.

Saya mah yakin ya, media cetak di Indonesia gak akan runtuh karena kayaknya masih ada aja peminatnya. Eh, tapi entahlah, mungkin jika semakin bagus kecepatan internetnya akan semakin memungkinkan pula internet meruntuhkan media cetak di Indonesia. Sayangnya, Indonesia koneksi internetnya belom merata, apalagi untuk kawasan timur Indonesia.

Birokrasi dan Perubahan

Apa yang terjadi jika seseorang yang tidak menyukai birokrasi ala pemerintah negari ini tiba-tiba dihadapkan menjadi orang dibalik birokrasi seperti itu? 

Semoga dia bisa membawa perubahan :)

Saya meyakini penuh, ditengah masyarakat yang mungkin tidak lagi mempercayai pemerintah di negeri ini, masih ada pemuda-pemudi yang selalu siap sedia berjuang untuk memberikan perubahan ke arah yang lebih baik untuk negeri ini, untuk Indonesia.

Kemarin saya bertemu dan berdiskusi dengan seorang teman. Dia salah seorang yang punya ide-ide dan mimpi-mimpi besar. Kita sering berdiskusi untuk melakukan kegiatan ini dan itu, sharing ide, mimpi yang ingin dicapai dan bagaimana bersama-sama mencapai mimpi tersebut. Pribadi yang menarik dan bisa diandalkan. Memang belum lama saya mengenalnya, namun saling berbagi yang ada dalam pikiran membuat kita banyak tahu bagaimana orang tersebut bukan? :)

Sama seperti saya, dia termasuk orang yang tidak menyukai birokrasi ala pemerintah, yang ribet, yang harus begini begitu dan juga malas berhubungan dengan orang-orang didalamnya. Hidup kadang memang tidak pernah kita tahu membawa kita kemana ya, hingga akhirnya dia berada dan menjadi bagian dalam sebuah birokrasi, pejabat publik lah bisa dibilang. Selain skejul yang semakin padat dan mendapati gak bisa diskusi lebih sering, saya melihat dia masih tetap orang yang sama.

Read more

Bagaimana Baiknya Menulis Keluhan Tentang Pemerintahan Dalam Blog?

Sebenarnya saya kadang bingung, bagaimana sebaiknya kita sebagai blogger menulis keluh kesah tentang pemerintahan negara ini?

Ada banyak keluhan yang terjadi, mungkin kaitannya tentang tindakan korupsi misalnya, tentang kekhilafan polisi yang menerima suap atau tentang birokrasi dari orang-orang pemerintah yang biar cepet mesti dikasih duit, berikut juga tentang layanan publik yang menjadi tanggung jawab pemerintah.

Rasa-rasanya hal ini banyak banget kejadian, hanya saja gak banyak yang mau menceritakan, menulis atau apalah namanya kepada banyak orang, melalui blog misalnya. Saya pribadi kadang juga takut kejadian kayak Pak Musni yang menceritakan dugaan kasus korupsi di salah satu sekolah atau kayak 3 blogger Vietnam yang masuk penjara gara-gara mengkritik pemerintah di negaranya.

Katakanlah saya banyak gak ngerti sama urusan politik negara ini (atau gak mau ngerti) yang njelimet tiada tara, tapi saya juga cuma seorang blogger yang kadang gemes pengen nulis sesuatu yang berbau kritik pada pemerintah. Namun, beberapa kasus yang bermunculan membawa sebagian besar blogger memilih berada di zona aman, dengan dalih ‘ya daripada kena kasus’.

Saya pikir kebebasan berpendapat/berekspresi menjadi omong kosong jika kita  tidak bisa benar-benar ngomong/menulis tentang banyak hal dan berada dalam ketakutan. Takut terjerat UU ITE misalnya, takut dipolisikan atas pencemaran nama baik contohnya. Uhg…. saya mah beneran jadi takut, liat polisi aja saya males apalagi urusan sama pengadilan.

Jadi, kira-kira menurut teman-teman bagaimana sebaiknya kita sebagai blogger bisa menuliskan keluhan atas pemerintahan dengan bebas tanpa rasa takut?

Sekarang Mungkin Banget Menang di Gebyar Tahapan BCA

Perhatian perhatian…. :)
Saya beneran baru tahu lho, kalo Gebyar Tahapan BCA sekarang gak cuma bisa dimenangkan oleh orang-orang atau perusahaan yang saldonya banyak. Kayak kita yang saldonya biasa-biasa aja gini pun bisa menang….! *gembira* :D

Iya, sekarang Bank Central Asia (BCA) udah mengubah mekanisme untuk Gebyar Tahapan BCA-nya, udah gak kayak dulu lagi. Kalo dulu mah boro-boro ngarep menang, saldonya ada terus aja di dalemnya dah syukur yak :D. Yang dulunya penambahan saldo yang makin banyak akan memperbanyak pula poin yang didapat, jadi kemungkinan menang untuk yang punya saldonya seiprit ya kecil, apalagi yang saldonya numpang lewat doang.

Hadiah Gebyar Tahapan BCA

Nah… sekarang gak lagi cuma dilihat dari jumlah saldo tapi juga dilihat dari banyaknya transaksi yang kita lakukan melalui BCA. Bisa melalui transaksi pembayaran/pembelian, semacam bayar tagihan kartu kredit/air/pajak/tv kabel, atau beli pulsa henpon atau beli tiket pesawat dan juga belanja belanji. Terserah pake layanan apa aja, KlikBCA boleh, Debit BCA, m-BCA, SMS BCA atau ATM BCA. Semua transaksi yang kamu lakukan menggunakan layanan BCA tersebut akan mendapatkan kupon. Makin banyak kupon yang kamu kumpulkan, makin besar kesempatan menangin hadiahnya.

Read more

Ikut Mewujudkan Mimpi Takita

Dalam surat ini, saya berharap mampu mewujudkan mimpi Takita, karena mimpinya adalah mimpi saya juga dan mungkin mimpi semua anak di Indonesia :)

Takita

Apa yang kalian pikirkan jika dihadapkan pada kesempatan untuk bercerita? Mungkin begini kalo saya :
“Hah? Cerita apa?”
“Ya, cerita apa aja, kamu kan suka baca, pasti bisa bercerita.”
#lalubingungmauceritaapa
Memang, banyak hal yang bisa diceritakan. Semua hal bahkan.

Saya lahir dan besar dari keluarga yang suka membaca. Tapi tidak untuk bercerita. Saya gak pernah dibacain cerita ataupun dongeng dari Papa dan Mama. Saya dan adik terbiasa untuk membaca sendiri apapun yang kami suka. Tapi, saya pernah bertemu dengan seorang penulis favorit saya. Dia bercerita bahwa penting bagi orangtua memberikan sedikit waktunya (jauh lebih baik kalo banyak ya) untuk bercerita kepada si anak, yang paling gampang ya membacakan mereka cerita, dongeng atau bisa juga cerita yang dikarang sendiri. Diharapkan setiap cerita yang kita sampaikan pada si anak punya pesan moral yang bisa dimengerti oleh mereka. Tujuannya, anak-anak bisa belajar memahami mana yang baik untuk dicontoh juga yang buruk untuk tidak diikuti.

Saya lantas merasa bahwa saya pun harus bisa bercerita pada anak saya. Karena gak bisa ngarang cerita apa gitu, saya lebih memilih untuk membacakan cerita seperti dongeng atau serial rakyat. Bahkan sekarang, Alaya jika diajak ke toko buku udah bisa milih sendiri :D.

Indonesia Bercerita

Saya bertemu Takita, dialah ikon gerakan semangat bercerita dari Indonesia Bercerita. Nah Indonesia Bercerita sendiri adalah sebuah inisiatif untuk mempromosikan dan memberikan dukungan dalam upaya mendidik melalui cerita. Indonesia Bercerita menyediakan podcast yang berisi beragam cerita yang bisa diunduh gratis, jadi pas banget buat saya nih.

Read more

Komik Indonesia Gak Kalah Bagusnya

Kalian penyuka komik kah temen-temen?
Saya rasa gak ada orang di dunia ini yang bener-bener gak suka komik. Semua pasti pernah baca komik, paling gak sekali dalam hidupnya, walau udah tua sekalipun.

koleksi komik strip

Dulu waktu kecil saya suka banget baca Paman Gober, sampe langganan gitu, gedean dikit jaman SMP mulai ke komik-komik Elex Media macem Doraemon, dari yang emang komik buat perempuan kayak serial cantik sampe komik berseri kayak Detektif Conan. Dulu di deket SMP dan SMA saya ada taman bacaan. Jadi hampir tiap hari pulang sekolah pasti mampir kesana, minjem buku. Jadi tiap ada yang baru gak akan ketinggalan. Saking seringnya ke taman bacaan itu, si mbak yang jaga itu hapal deh bacaannya yang mana aja :)

Beberapa komik seri

Waktu kuliah udah mulai males baca komik, yang ada baca novel dan buku-buku yang gak ada gambarnya. Ya seiring waktu lah ya. Tapi…. sekarang ini, mungkin sekitar 3 tahun terakhir saya udah suka lagi baca komik. Malah ngumpulin. Gak koleksi juga sih, paling gak balik lagi membaca komik. Kalo Conan, saya udah males beli, kebanyakan dan gak kelar-kelar. Alhasil saya minjem mulu sama Ardy.

Read more

Memaknai ‘Saling Melengkapi’

Apa tujuan Anda menikah?

Jika jawaban kalian ‘untuk mempunyai keturunan’ maka cobalah untuk menonton film Test Pack karya Monty Tiwa, sekarang filmnya lagi tayang di seluruh bioskop Indonesia.

Tidak ada yang salah dengan jawaban ‘ingin mempunyai keturunan’, hanya saja mungkin seharusnya jawaban itu akan menjadi urutan kesekian dalam suatu niatan menikah. Jika jawaban tersebut menjadi urutan pertama dalam niat menikah, maka ketika mendapati pasangan kalian infertil?

Test Pack the movie (gambar : istribawel.com)

Isu ini yang menjadi tema dalam film Test Pack, dari buku yang berjudul sama karyanya Ninit Yunita. Bukunya saya baca udah lama sih ya, sekitar tahun 2006, masih cover awal. Sekarang sih udah dicetak ulang dengan cover berbeda. Menurut saya bukunya sih bagus tapi dapet visualisasi Reza Rahadian – Acha Septriasa ini yang lebih komplit.

Tata (Acha) dan Rahma (Reza) telah menikah selama 7 tahun namun belum dikarunia anak. Keinginan sangat besar dari Tata untuk bisa mempunyai anak diperlihatkan dengan usahanya melakukan banyak hal, dari mulai makan toge mulu untuk menambah kesuburan, baca buku-buku kesehatan reproduksi hingga periksa ke dr. Peni S (Oon Project Pop) dan disarankan untuk melakukan suntik hormon.

Setelah melakukan banyak cara dan belum menampakkan hasil, dr Peni menyarankan agar Rahmat juga melakukan test kesuburan. Rahmat begitu terpukul saat mengetahui hasilnya tidak sesuai keinginan.

Apa yang terjadi dengan Tata setelah mengetahui kondisi Rahmat? Baiknya temen-temen nonton saja lah. Saya merekomendasikan film ini ditonton tidak hanya untuk pasangan yang sudah menikah, yang belum menikah pun bagus juga kalo nonton film ini. Bahwa ternyata menikah bukan cuma mendengar ‘SAH’ saksi ijab qobul aja, tapi lebih dari itu, bagaimana satu sama lain bisa menerima kekurangan dan melengkapinya dengan kelebihan masing-masing.

Read more