Review Film : Doa yang Mengancam

Judul : Doa yang Mengancam
Sutradara : Hanung Bramantyo
Pemain : Aming, Ramzi, Titi Kamal, Zaskia Aditya Mecca, Cici Tegal, Jojon, Berliana Febrianti
Durasi : 110 menit

Doa yang Mengancam
Doa yang Mengancam

Malem ini, barusan kelar nonton nih film bareng sama Kakak, Adek dan Kak Arie yang janji mo nonton lebih memilih menyaksikan pertandingan SFC. Jadi deh saya berdua ajah sama suami :)

Udah lama pengen nonton nih film, tapi akhirnya baru jadi tadi malem. Setelah nanya di Plurk, dan sempet nanya juga ke temen yang udah nonton katanya filmnya ga masuk akal tapi hikmah dan lucunya dapet. Komen itu ga membuat saya bergeming untuk nonton nih film, apalagi ini filmnya Hanung Bramantyo, sutradara yang buat film bagus-bagus.

Adalah Madrim (Aming) tokoh utama cerita ini, yang beristrikan Juleha (Titi Kamal), bekerja sebagai kuli angkut disebuah pasar tradisional pinggiran kota. Hidup yang selalu miskin dan hutang yang terus menumpuk membuat sang istri kabur dari rumah. Sejak saat itulah Madrim dibantu dengan Kadir (Ramzi) agar berdoa agar bisa hidup berkecukupan dan menemukan istrinya kembali.

Berhari-hari berdoa, Madrim tidak juga mendapati dirinya berubah seperti yang dia inginkan dalam doanya, sampai suatu hari Madrim mengancam Tuhan, jika tidak juga mengabulkan doanya, maka ia akan murtad. Diperjalanan mencari sang istri, Madrim tersambar petir dan sejak saat itulah Madrim bisa melihat keberadaan seseorang hanya dengan melihat fotonya saja. Anak Pak Kades (Jojon) diketemukan setelah 1 tahun pergi hingga berhasil menolong kepolisian menringkus banyak buronan. Tapi satu hal, ia justru tidak dapat menemukan istrinya berada dimana.

Read more

Lagu Jadul, Lagu Sepanjang Masa

Barusan denger lagi lagu Mahadewinya Padi. Ahh….. beneran deh ni lagu, lagu sepanjang masa. Tiap kali di denger selalu bagus, ga pernah bikin bosen.

Album pertama Padi
Album pertama Padi

Hamparan langit maha sempurna,
Bertahta bintang – bintang angkasa
Namun satu bintang yang berpijar,
Teruntai turun menyapa ku

Ada tutur kata terucap,
Ada damai yang kurasakan
Bila sinarnya sentuh wajahku,
Kepedihanku pun… terhapuskan

Alam rayapun semua tersenyum,
Merunduk dan memuja hadirnya
Terpukau aku menatap wajahnya,
Aku merasa mengenal dia…

Tapi ada entah dimana,
Hanya hatiku mampu menjawabnya
Mahadewi resapkan nilainya,
Pencarianku pun… usai sudah

Mahadewi resapkan nilainya,
Mahadewi tercipta untukku
Mahadewi resapkan nilainya,
Mahadewi tercipta untukku

Emang sih, ini lagu dah lama banged, jaman saya masih SMP. Dulu pertama kali Padi ngeluarin album pertama yang ada lagu ini, saya cumi (cuma minjem) kasetnya sama Faza, temen sekelas *thx ya Za* :ting: . Minjemnya ga nanggung-nanggung bo’… lama… kira-kira klo diakumulasikan bisa setaon deh tuh. Pinjem..balikin..pinjem..balikin… Sampe akhirnya saya beneran beli kasetnya. :cinta:

Read more

Pengen Beli IPOD Nano

Sebenernya pengen dengerin mp3 dengan lebih mobile *ceile*. Kemarenan ada MP4 sih sebenernya, tapi dipinjem sama sepupu yang katanya mo keluar kota, biar ga bosen dijalan katanya. Eh, pulang-pulang dia bilang MP4nya rusak. Kesel ga sih ? Cuma apa mau dikata, sepupu sendiri… ku relakan dia berganti empunya :nangis:

Nah, karena musik adalah teman terbaik dikala senang maupun gundah, maka saya rasa pengen aja beli IPOD Nano. Walo di henpon saya bisa denger mp3 dan juga radio, tapi entah kenapa sepertinya semuanya harus berjalan sendiri. Kalo henpon ya dipake layaknya henpon meski punya kamera dan mp3 player sekalipun. Kalo mo moto, ya pake kamera. Kalo mo dengerin mp3 ya pake mp3 player. :senyum:

Mau warna apa ya?
Mau warna apa ya?

Ahh… saya bagusnya beli warna apa ya? :tanya:

Narsis dan Akun Pro Flickr

Seperti dugaan saya sebelumnya, setelah punya kamera baru yang umurnya belum genap 10 hari, membuat sifat narsis saya tersalurkan. Kemana-mana bawa kamera. Menurut saya, tiap pertambahan usia kita itu perlu diabadikan. Kelak anak cucu bisa liatin foto kitah :senyum:

Apalagi setelah hari raya tiba. Hari kemenangan dengan silaturahmi ke sanak saudara. Itu momen paling baik yang haruslah diabadikan. Entah itu dari keluarga saya maupun keluarga suami, pokoknya tak foto aja, biar mukanya pada inget.

Sebelum menikah saya punya akun flickr pribadi, setelah fotonya berjumlah lebih dari 200, saya jadi berhenti unggah foto kesana, secara yah, kalo lebih dari 200 yang muncul di flickr cuma 200 dari yang paling baru aja, yang lama kesimpen. Akhirnya, saya buat akun lagi, kali ini berdua sama suami. Nah, udah beberapa hari ini saya unggah foto terus ke Flickr sehingga membuatnya kembung dan hampir menggenapi limit free account. Untuk kali ini, saya memutuskan untuk upgrade aja, karena akun ini akan dipake dalam jangka waktu lama dan mungkin selamanya sampe anakcucu nanti :D

Akun Pro Flickr saya
Akun Pro Flickr saya

Mari berfoto lagi :dandan:

Emoticon Keren dari Ebong

Setelah waktu itu saya utak-atik emoticon buat post juga komen di blog ini dengan menggunakan kolaborasi 2 plugin, ada WP Grin dan WP Switch Smiley dan beneran tokcer, saya bisa menambahkan emoticon lucu hasil karya Cebong Ipiet. Saya suka aja sama emoticon yang ga biasanya, emoticon cewe lucu pake jilbab warna ijo.

Emoticon ijo Ebong
Emoticon ijo Ebong

Setelah nanya sama Ebong, akhirnya Ebong dengan berbaik hati ngebuatin saya emoticon yang pas sama theme yang saya pake, warna biru lagi. I love it Bong…. *ini berkah ramadhan lagi, Alhamdulillah*

Read more

Mahar & Laskar Pelangi The Movie

Setelah nonton di hari perdana tayang, entah kenapa saya malas untuk mereview film ini. Laskar Pelangi termasuk film yang ditunggu sejuta umat setelah Ayat-Ayat Cinta. Andrea Hirata mempercayakan pada Miles Production yang di gawangi Riri Riza dan Mira Lesmana. Yah… termasuk keluarga saya yang juga menantikan film ini untuk segera diputer di bioskop. Pengen liat aja bagaimana cerita yang ada di kepala saya waktu baca novel itu sama visualisasi yang di film ini. Bagaimana rupa Ikal, Lintang dan Mahar juga temen-temen yang laen.

Laskar Pelangiku
Laskar Pelangiku

Beberapa orang mereview dengan baik cerita di film itu berikut dengan nilainya, tapi saya tidak ikutan mereview. Seperti kata saya tadi, saya lagi males. Lumayan capek, karena beberapa hari ini harus beberes rumah sendirian karena asistenku pulang kampung dan bikin kue buat lebaran.

Gimana filmnya menurut temen-temen? Oke. Keren. Film wajib nonton !
Itu yang saya denger dari temen-temen setelah nonton film ini. Saya juga menilai yang sama. Sangat keren. Anak-anak Belitong yang memainkan peran disana natural banget aktingnya. Beneran kayak anak-anak pulau, dari mulai logat, penampilan, cara bicara, kayak ga baca script gitu.

Read more