Sadar atau tidak sebenernya setiap hari itu kita melakukan aktivitas membaca. Entah itu baca koran, buku atau baca timeline Facebook/Twitter/Path. Ada sebagian orang yang lebih menyukai bawa buku kemana-mana, hingga sering kali saya menemui orang yang selalu bawa buku dan membaca pas di kendaraan umum atau cafe misalnya. Selalu menyenangkan. Seorang teman malah membuat tagline di blog bukunya, ‘Di Dunia Kami, Menunggu itu Membaca’.
Sekarang, seiring dengan perkembangan teknologi, buku pun bergerak menjadi buku digital alias ebook. Orang gak perlu berat-berat bawa buku beneran, tinggal bawa Ebook Reader atau Tablet aja gitu. Lebih gampang.
Sebenernya berat buat saya punya banyak blog *tsah*, takutnya sih jadi susah apdet sana sini gitu. Apalagi dari dulu saya udah ngereview buku di blog ini, jadi saya pikir lebih enak jadi satu begini. Tapi, kadang saya menyadari juga mungkin temen-temen yang baca blog ini akan bosan karena dipenuhi dengan review blog (padahal sebenernya sebulan juga paling banyak 4 posting review buku).
Dengan banyak pertimbangan akhirnya saya pikir gak ada salahnya untuk punya blog khusus soal review buku ini. Pertama, teman-teman yang memang pengen liat seputar buku bisa mengunjungi blog itu saja. Kedua, saya ‘dipaksa’ untuk punya blog khusus sama temen-temen BBI biar sah dan terdaftar jadi blogger yang ngomongin dan nulis review buku. Ketiga, saya pengen punya domain my.id cuma emang blom tau mau dipake buat apa.
Tahun kedua ikut reramean di Festival Pembaca Indonesia. Rame sama kayak tahun lalu dan selalu ketemu temen-temen baru.
Setelah tahun lalu saya hadir di Festival Pembaca Indonesia 2011 (IRF) tahun ini saya memang udah niat mau hadir kembali. Tentunya buar ngeramein acara tahunan Goodreads Indonesia ini. Tapi kali ini gak buru-buru pulang dan mlipir ke tempat lain, saya ikut acaranya dari awal hingga akhir.
IRF kali ini ditempat yang sama, jadi gak sulit buat saya yang buta jalanan Jakarta ini untuk akhirnya mengingat kembali Plaza Festival, GOR Soemantri Brojonegoro, Kuningan. Tapi kali ini saya gak sendiri dari Palembang, Si Fitri akhirnya ikut. Hari itu bertepatan sama Hari Anti Korupsi, di Monas lagi rame orang, pengen ngeliatin bentar sih cuma kayaknya juga dah pada bubar acaranya :D
Setelah ketemu Ayu, Harun, Kak Mia, Kak Roos dan temen-temen lainnya akhirnya saya muter sekali ke pameran. Masih sepi karena masih pagi. Akhirnya ngobrol dulu sama Mbak Truly dan Ine di stand-nya Blogger Buku Indonesia (BBI). Disini saya dibujukin lagi buat gabung ke BBI. Om Rahib udah pernah bilang sih, saya mesti punya blog khusus review buku kalo mau gabung ke BBI. Di stand BBI, semua temen-temen memang para blogger yang nulis semua tentang buku-buku. Akhirnya bisa kopdar sama Dion, Tezar, Helvry dan yang lainnya disini.
Judul Buku : Homeless Bird
Penulis : Gloria Whelan
Penerjemah : Ida Wajdi
Penerbit : Atria
Jumlah Halaman : 182 Halaman
ISBN : 9789790245044
Harga : Rp. 24.900
Saya yang menikah di usia belum genap 22 tahun saja dibilang muda, apalagi 13 tahun?
Di India, tradisi di desa dalam buku ini terutama, anak perempuan yang telah memasuki 13 tahun sudah boleh menikah. Orangtua yang akan dengan semangat mencarikan calon suami.
Seperti Koly, anak perempuan ini baru berusia 13 tahun dan ia harus rela mengikuti tradisi untuk dinikahkan dengan suami yang dia tidak tahu bagaimana rupa, keadaan dan bagaimana orangnya. Orangtua perempuan di India harus membawa maskawin sebagai syarat pernikahan di India yang menganut matrilineal.
Pada saat pernikahan digelar, barulah Koly tahu bagaimana suaminya yang ternyata menderita TBC. Ketidakjujuran mertua Koly atas kondisi Hari, suaminya membuat Koly merasa sangat sedih. Apalagi setelah mengetahui maskawin yang diberikan untuk digunakan sebagai biaya pengobatan Hari. Tak lama Koly pun menjadi janda setelah Hari meninggal.
Seperti biasa, tiap tahunnya Goodreads memberikan kesempatan semua penggunanya untuk memilih buku terbaik di setiap kategori. Dari mulai menentukan nominasinya hingga terpilih pemenangnya.
Saya sendiri gak ikut milih sih ya, karena memang buku yang jadi nominasi memang buku-buku luar yang keren tapi berbahasa Inggris dan saya lama biasanya untuk ngelarin baca buku begitu.
Bagi yang mau lihat buku apa aja yang menang buku terbaik pilihan para pembaca Goodreads tahun 2012, ini dia….
Judul Buku : Wonder
Penulis : R.J. Palacio
Penerjemah : Harisa Permatasari
Penerbit : Atria
Jumlah Halaman : 430 Halaman
Harga : Rp. 49.900
ISBN : 9789790245082
Don’t judge a book boy by its cover his face.
Bagaimana kalian membayangkan jika mau tidak mau mendapati wajah kalian berbeda dengan orang lain? Saya rasa tidak ada yang mau membayangkan, punya jerawat aja udah panik setengah mati, bukan? :)
August Pullman seorang anak laki-laki berumur 10 tahun yang telah menjalani 27 kali operasi karena lahir dengan mandibulofacial dysostosis atau Treacher Collins syndrome yaitu sebuah sindrom bawaan (genetik) yang menyebabkan anomali pada wajah.
Jika diliat di umur 10 tahun saja, August atau Auggie sudah melakukan 27 kali operasi dan juga banyak sekali sesi terapi mulai dari terapi bicara, terapi wajah, dan lainnya, mungkin teman-teman bisa membayangkan bagaimana anomali pada wajahnya Auggie. Saya memposisikan diri sebagai orang tua atau ibu dalam membaca buku ini. Di awal baca aja rasanya udah mrebesmili.
Auggie punya Mom dan Dad juga kakak perempuan yang bernama Via, yang semuanya cantik, punya wajah normal kata August. Karena kelainan dari kecil inilah, Via sang kakak menjadi pribadi yang memaklumi benar bahwa semua galaksi dalam keluarga mereka berubah sejak Auggie lahir. Mereka semua planet-planet yang mengelili Auggie, sang matahari.
Dengan kondisi fisik seperti itu, jelas Auggie menjadi tidak biasa ketika bertemu orang lain. Tapi Auggie memiliki 3 sahabat dari kecil yaitu Christoper, Zachary dan Alex. Sampai akhirnya, Auggie ingin masuk sekolah, ingin seperti anak sebayanya yang bisa main dan belajar bersama.
Judul Buku : Hiking Girls
Penulis : Kim Hye Jung
Penerjemah : Dwita Rizki
Penerbit : Atria
Jumlah Halaman : 276 Halaman
Harga : Rp. 39.000
ISBN : 9789790243927
Sebuah perjalanan tidak akan pernah sia-sia, setidaknya ada pelajaran yang selalu akan mengingatkanmu pada orang lain.
Hiking Girls, saya kira akan berisi cerita dimana para remaja perempuan yang naik gunung bersama teman-temannya. Lalu dimana bagusnya? Gara-gara pemikiran itu diawal, saya lantas melewati saja buku ini dan membaca buku yang lainnya terlebih dulu. Sewaktu saya bosen ngerjain kerjaan, saya coba baca buku ini, dan…. saya jelas salah menilai.
Lee Eun Sung dan Bo Ra harus melakukan perjalanan 1200 KM didampingi Kak Mi Joo selama kurang lebih 70 hari karena kelakuan mereka. Perjalanan ini dipilih karena mereka berdua gak mau masuk penjara anak-anak di Korea. Eun Sung yang suka mukul dan Bo Ra yang suka mencuri memilih ‘rehabilitasi’ dengan perjalanan SilkRoad atau Jalur Sutera.
Jadi ada program baru pemerintah Korea, bagi anak-anak yang berkelakuan tidak baik termasuk suka mencuri dan memukul orang lain itu gak langsung dimasukin ke penjara. Sering kita dengar ada negara yang menghukum anak-anak dengan hukuman sosial. Nah, Korea memberlakukan hukuman yang bisa dipilih yaitu perjalanan Jalur Sutera (tentunya dengan pendampingan) atau masuk penjara anak.