SELAMAT HARI BLOGGER NASIONAL
Setelah banyak sekali berkah dari blog yang kamu dapet, terus kenapa ga mau update blog lagi? :senyum:
Dapet apa dari ngeblog?
Dapet temen, sahabat, pacar, jodoh
Dapet keluarga
Dapet pengalaman seru
Dapet gadget
Dapet duit
Semua itu jangan sampe membuat kita lupa apa tujuan utama kita ngeblog, ya… berbagi. berbagi cerita, berbagi ilmu, berbagi pengalaman. seperti kata Momon, blog adalah media dan semangatnya, di hari blogger ini, marilah kita memelihara semangat ngeblog itu.
Sejak kemarin pagi twitter dihebohkan oleh info pembantaian anjing liar untuk kepentingan SEA Games 2011, sampe akhirnya jadi Trending Topic (TT) dengan tagar #StopKillingDogsForSEAGames. Saya awalnya biasa saja menanggapi hal ini, tapi setelah @NCLYS alias Kokonic mention saya dan bertanya soal pembantaian anjing ini, dilanjutkan dengan pertanyaan Fikri di milis Wongkito, saya merasa perlu untuk menulis di blog ini sebagai tempat pengumpul informasi yang bisa dibaca oleh banyak orang.
Munculnya kabar pembantaian anjing di Palembang ini entah dimulai dari mana, dibilang bahwa untuk memperlancar jalannya SEA Games 2011, pemerintah daerah melakukan pembantaian terhadap anjing liar. Pembantaian, kata ini terdengar sadis memang, dari sana saja sudah menimbulkan persepsi seolah-olah anjing semua dibantai dengan seenaknya dengan alasan menyukseskan SEA Games 2011. Lalu, bagaimana kenyataannya? Apakah si pemulai berita di twitter itu sudah melihat betul kenyataan pembantaian yang dimaksud? Saya sebagai warga Palembang rasanya perlu mengklarifikasi soal ini.
Di Palembang, khususnya di kota tidak terlalu banyak anjing yang berkeliaran. Memang ada tapi mungkin tidak sebanyak seperti yang kita lihat di Bali. Seorang teman, Lies Surya mengatakan di milis Wongkito bahwa di daerah Pagar Alam memang sudah dilakukan pembantaian (saya belum menemukan kata yang lebih baik untuk ini) anjing liar, dikarenakan anjing liar yang ada sering sekali menimbulkan kecelakaan kendaraan bermotor. Lies sendiri mengalami kecelakaan motor dikarenakan anjing liar ini bulan Juni lalu. Tidak hanya itu saja, anjing liar ini juga sering mengejar dan menggigit para pengguna jalan, khususnya pejalan kaki. Saya rasa untuk alasan inilah, anjing liar banyak meresahkan masyarakat, sehingga pemerintah daerah perlu melakukan pembersihan terhadap anjing-anjing liar ini.
Mari kita hitung mundur SEA Games 2011, tinggal 20 hari lagi. Palembang pun sudah terlihat lebih siap untuk menyambut perhelatan besar ini, seperti venue SEA Games yang akhirnya satu per satu kelar juga. Pagi ini Sriwijaya Post memberitakan bahwa venue akuatik (yang konon ditakutkan ga selesai) sudah siap. Saya merasa inilah dukungan nyata dari media, pemberitaan positif. Semangat positif inilah yang bisa membawa kebanggaan warga pada negaranya.
Sekitar 3 minggu yang lalu, saya masih melihat venue ini masih dalam pengerjaan. Wow, saya hampir tak percaya ternyata semua venue akhirnya bisa selesai sebelum SEA Games dimulai. Dari pembangunan venue ini, saya akhirnya percaya bahwa kisah Loro Jonggrang itu mungkin memang benar adanya :)
Palembang udah mulai rame, ga cuma macet dimana-mana tapi juga udah banyak atlet yang memang sedang melakukan pre test venue. Jembatan penyeberangan udah pada dicat ulang, banner selamat datang udah dibentang di bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, di sekitar jembatan layang udah dipasang pernak pernik modo-modi, bus kota dan juga mobil dinas udah berstikerkan SEA Games 2011. Ga cuma di Palembang, seluruh Indonesia pun harus mendukung Indonesia. Ayo Indonesia Bisa adalah suatu dukungan yang merangkul semua warga Indonesia agar mendukung atlet-atlet Indonesia dalam SEA Games 2011 ini.
Hari itu saya baca buku yang menyebutkan ‘lesung pipit’, saya pun akhirnya bertanya pada semua temen-temen di Twitter :
Saya yakin yang bener itu adalah lesung pipi bukanlah lesung pipit. Entah kenapa masih banyak saja yang bilang ‘lesung pipit’, termasuk juga buku yang saat itu sedang saya baca. Saya juga akhirnya mengetik kata kunci lesung pipi di Google, dan ternyata… memang masih ada yang menyebutkan lesung pipit.
Akhirnya, beberapa temen menjawab pertanyaan saya via twitter tadi dengan jawaban yang sama, LESUNG PIPI. Nah, jawaban seorang temen justru ada tambahan seperti ini :
abnormal? akhirnya dibalas juga sama @indahonly :
Nah loh, saya baru tau kalo ternyata lesung pipi ini masuk kategori cacat alias abnormal. Lanjut, akhirnya saya cari tau soal cacat yang dimaksud Indah. Dulu, saya pernah bertanya pada Mama saya gimana caranya biar punya anak yang ada lesung pipinya? Jawabannya, ‘Mama ga tau’. Dan saya menemukan artikel ini :
Pernah merasa mengidolakan seseorang artis/penyanyi sebegitu fanatiknya?
Saya pernah, jaman SMP, saya ngefans banget sama Westlife. Semua kaset dari berbagai versi album saya punya, original, setiap majalah yang ada poster/pin-upnya saya beli dan dipajang di kamar. Berasa puas banget klo udah beli semua pernak pernik Westlife, apalagi kalo bisa hafal semua lagu mereka.
Selain karena mereka ganteng-ganteng ya rasanya pengen tau terus informasi tentang kehidupan pribadi mereka, rasanya ikut sedih jika ada satu diantara mereka ada yang sedih, misal diputusin pacarnya, atau terjadi musibah pada keluarga mereka. Begitulah fans menurut saya, jika idolanya seneng, fans ikut seneng, begitu juga sebaliknya.
Di Indonesia pun begitu, banyak banget artis baik itu penyanyi, pemain sinetron yang punya fans sendiri, bahkan mereka punya nama tersendiri untuk menyebut fans club mereka. Dan, sekarang Lagi heboh banget kabar band ST 12 bubar. Band yang mengusung aliran pop melayu ini emang udah terkenal banget, mereka punya fans fanatik sendiri yang disebut ST Setia, walo banyak juga yang mencibir mereka. Saya sendiri penikmat musik *halah bahasanya ya*, jadi mana musik yang menurut saya enak, tentu saja saya suka.
Band ini cuma punya 3 orang personil, kalo 2 keluar ya tinggal 1, apa bisa gitu ngeband sendirian? bubar kan ya jadi namanya?. Barusan saya nonton Intens (oke, saya nonton Intens karena sepupu saya lagi pilih RCTI siang ini #pencitraan) dan saya takjub juga sedih melihat para fans ST 12 yang disebut ST Setia ini berurai air mata menceritakan kesedihan mereka atas keluarnya kedua personil ST 12 tersebut. Ga cuma sedih, menangis, ada yang mogok makan, tanda tangan pake darah, ga masuk kerja dan katanya ada yang sampe dipecat? WOW, saya bener-bener ga habis pikir, sebegitu ekstrimnya para fans ST 12 ini ya?
Ada banyak hal yang bergeser di era 2.0 ini, kalo dulu bisa tukeran nomer telpon untuk kenalan sama teman baru, sekarang yang ditanya bukan lagi nomer telpon, tapi akun twitter. Ya, jika Facebook kayak KTP buat setiap orang yang mesti punya, Twitter menjadi temen yang tak kalah menariknya untuk dimiliki. Kalo punya Facebook untuk mengumpulkan temen-temen lama, sebaliknya Twitter adalah tempatnya punya temen baru.
Saya sendiri punya akun Twitter sejak 7 Mei 2007, tapi akhirnya bawel ngetwit baru setahun terakhir deh kayaknya. Sejak Twitter heboh, semua orang berlomba-lomba punya akun Twitter, sampe kayaknya semua brand sekarang punya akun Twitter, dan ga cuma brand tapi juga semua institusi yang memberikan pelayanan umum pun sekarang punya akun Twitter. Harusnya ini adalah hal yang menyenangkan, ketika kita bisa lebih dekat dengan sebuah brand, sebuah layanan, sebuah institusi, sebuah akun yang memberikan informasi yang memang kita butuhkan. Cukup dengan mengikuti mereka (follow) di Twitter, kita akan dapet semua informasi yang memang ingin kita tahu.
Contoh yang paling gampang adalah bagaimana kita mengetahui tempat gentayangannya para jenderal @infomaicih misalnya. Yang mau beli keripik dengan level pedas itu bisa cek garis waktu (timeline) mereka, dan kita tinggal beli disana, mudah bukan?.
Tidak hanya itu, jika kita mau bertanya tentang suatu hal yang kita tidak tau dengan suatu info, kita bisa mention akun Twitter tersebut dan mereka pun membalasnya dengan info yang kita butuhkan. Contohnya, saya pernah nanya ke @BNI46 kenapa akses internet bankingnya ga bisa, dan ga lama kemudian mereka membalas memang karena mereka sedang melakukan perbaikan. Sungguh senang rasanya, sepertinya info yang kita butuhkan dengan mudah kita dapatkan. Sebagai pengguna kita mereka senang dekat dengan 1 brand tersebut, dan sebaliknya brand tersebutpun senang karena bisa dekat dengan penggunanya sehingga tau masalah yang sering muncul dan mereka bisa mencarikan solusinya.
Nah, itu yang mungkin seharusnya menjadi keinginan kita bersama, saling menguntungkan kedua belah pihak. Tapi apa yang ada dalam pikiran kita jika ada 1 brand justru tidak menyukai kritikan yang diberikan oleh pengguna? Saya yakin , harusnya tidak seperti itu yang harusnya terjadi.
Seorang teman memperkenalkan saya dengan akun yang katanya dibuat oleh seorang relawan (volunteer) PLN yaitu @plns2jb. Saya ga tau kapan tepatnya, sudah mungkin sebulan terakhir Palembang sering banget mati listrik. Oke kalo 2-3 jam ya, di daerah rumah saya bisa 12 jam satu kali mati listrik, dan itu berulang di hari berikutnya. Saya sadar saya pun sering kali mengeluh soal ini, Twitter adalah salah satu tempat keluhan itu tertampung. Dan, saya tidak pernah mention sekalipun si @plns2jb ini, temen-temen saya lah yang akhirnya memperkenalkan saya dengan akun ini. Saya tak juga follow akun tersebut. Hari ini saya menerima mention seperti ini :
Saya tidak follow akun tersebut, karena itu saya coba cek timeline mereka, dan benar saya lihat timeline dan akun ini malah memblock beberapa twitter yang dianggap ga berguna.
Ga lama kemudian saya dapet mention dari @plns2jb berikut isinya :
Judul Film : Simfoni Luar Biasa
Pemain : Christian Bautista, Ira Wibowo, Ira Maya Sopha, Gista Putri, Maribeth, Verdy Solaeman
Sutradara : Awi Suryadi
Produksi : Nation Pictures & Primetime
Durasi : 100 menit
Sebenernya ini acara nonton dadakan. Awalnya Mbak Ira ngajak nonton Pacar Hantu Perawan, demi apa ya saya mau diajakin nonton film begituan? Dewi Persik? dibayarin pun ogah deh… Jadilah akhirnya saya dan Indah berencana nonton film lain, nah dipilihlah Simfoni Luar Biasa ini, dengan alasan sederhana, mau nonton Christian Bautista :cinta:
Saya udah ditungguin juga disms-in Indah terus karena film udah dimulai. Ini nih malesnya nonton di Internasional Plaza (IP) pasti deh mulainya lebih dulu dari jam main yang ada di webnya 21cineplex. Untungnya cuma telat 5 menit (kayaknya sih :p) dan mulailah kita nontonin si mas Christian Bautista ini, dan… karena sedikit yang nonton, jadi berasa punya bioskop sendiri :)
Berceria tentang Jayden (Christian Bautista) yang bercita-cita menjadi musisi terkenal di Manila, tapi karena kesulitan keuangan tantenya (Maribeth) ngasih saran supaya Jayden ke Indonesia menemui ibunya (Ira Wibowo). Setelah bertahun-tahun mengetahui dari almarhum Ayahnya, Jayden merasa Ibunya adalah orang yang egois karena tega meninggalkan dia dan sang Ayah. Sang Ibu sudah menikah lagi dan Jayden punya Carissa si adik tiri yang sangat perhatian dan menyayanginya (ya iyalah ya, punya kakak keren gitu mesti dijaga baek-baek :p).
Jayden diminta untuk mengajar musik di sekolah anak-anak yang berkebubutuhan khusus yang dikelola oleh ibunya. Awalnya Jayden merasa kesulitan untuk mengajar anak-anak tersebut, tapi akhirnya Jayden mampu mencari cara agar murid-muridnya mampu bernyanyi dengan baik. Dan… terbukti, Jayden mampu membuat rasa percaya orang tua semakin meningkat pada anaknya walopun anaknya tidak sama dengan anak biasanya. Begitu pula dengan Zaky, yang kurang perhatian dari orangtuanya tapi akhirnya mampu menunjukkan bakatnya.