Anonim dan Penyalahgunaan Foto

Suka upload foto di Twitter? Facebook? Apalagi kalo ada tantangan ganti avatar dengan tema tertentu? Hati-hati ya, bisa jadi foto-foto kamu justru disalahgunakan.

Kemarin, saya melihat timeline Twitter seorang teman yang marah karena fotonya disalahgunakan oleh akun anonim. Oke, akun anonim itu sebenernya namanya akun pseudonim alias menggunakan nama lain yang sering kali gak ketauan siapa sebenernya orang dibalik akun itu.

Teman ini awalnya mengikuti sebuah tantangan di Twitter untuk mengupload foto bertema Lingerie di awal tahun 2012 dan baru diketahui sekarang jika foto tersebut digunakan untuk akun anonim sebagai perempuan gak bener. Hmm… kebayang kan gimana jadi gak enaknya?

Sadar akan gak enaknya, trus gimana dong? ya, yang bisa dibantu ya me-report-as-spam akun anonim tadi. Tapi, sulitnya di Twitter adalah kita gak tahu seberapa banyak jumlahnya yang me-report-as-spam sampai akun tersebut di suspend. Berbeda dengan Facebook yang punya halaman sendiri untuk me-report bahwa suatu akun itu palsu atau menyalahgunakan foto/data pribadi orang lain sehingga lebih mudah untuk Facebook menutup akun tersebut.

Jadi gak boleh ya bikin akun anonim?

Ya boleh saja, tergantung keperluannya. Jika untuk hal berbagi keseharian biasa, kenapa harus pake akun anonim? Ya pake aja akun pribadi, lebih santai, lebih mudah untuk berinteraksi dengan yang lain dan jadi terasa lebih dekat tho. Penggunaan akun anonim untuk keperluan kerjaan, bisnis dan sebagainya sih boleh aja. Yang mengkhawatirkan justru akun anonim yang dengan sembarangan ngetuit/ngomong dan malah gak tanggung jawab atas apa yang sudah di tuit/di share.

Ranah Twitter itu komplit lho, kita bisa dapetin kemudahan informasi apa saja didalamnya dan begitu juga hal-hal negatif (penipuan, bully dsb) pun bisa terjadi dengan mudah. Tinggal kita aja yang pinter-pinter menggunakannya. Kecepatan informasi didalamnya pun sangat hebat, sekali tuit di detik berikutnya bisa didapati dengan mudah yang me-ReTweet.

Think before posting ya kawan :senyum:

Menjadi Blogger dan Artikel Wolipop

Seminggu lalu, Mas Karel menanyakan nomer kontak saya, akan ada dari Detikcom yang akan menghubungi katanya. Esoknya, Mbak Enny beneran nelpon saya dan membuat janji untuk bisa wawancara via telpon mengenai ngeblog dan blogger perempuan untuk liputan khusus Wolipop (laman Detik yang ngomongin hal-hal seputar perempuan).

Lalu di wawancara lah saya hari itu sekitar 40 menit. Bahas dari awal kenapa bikin blog, ngeblognya tentang apa aja, diliat sering ngereview buku di blognya, kok bisa begitu dan banyak lagi seputar blogging yang saya kerjakan. Dan, pertanyaan pun hingga gimana saya bisa kesana kemari untuk sharing soal blog, dapet apa aja dari blog hingga pencapaian apa yang paling membanggakan.

Saya sebenarnya bingung, jika ditanyakan pencapaian apa yang paling membanggakan atau terbaik lah sejauh 7 tahun saya ngeblog. Saya lalu menjawab, ‘Jika saya bisa mendapatkan banyak kesempatan dan memperoleh banyak sekali manfaat dari blog, saya sharing hal itu dan orang lain juga lantas termotivasi untuk melakukan hal yang sama (ngeblog) hingga merasakan manfaatnya juga, itu pencapaian terbesar yang paling baik saya rasa, Mbak‘.

Kemarin, akhirnya artikel dari wawancara itu terbit juga. Saya diberitahu sama Mbak Enny sih, tapi justru dapet info lebih dulu dari teman di Twitter. Saya baca dan gak lama kemudian saya mendapati sms dari sepupu saya yang sudah lama gak ketemu (belasan tahun sepertinya), dia bilang dia baca artikel Wolipop itu. Bagi yang mau baca, boleh lho :D

Berawal dari Hobi, Berubah Menjadi Rezeki Karena Menulis Blog

Saya menganggap blog sebagai media untuk saya mengingat banyak momen penting dalam hidup saya, tentulah saya tidak bisa mengingat banyak kejadian, kegiatan dan banyaknya teman-teman yang saya kenal juga sederet cerita didalamnya. Saya hanya mencoba menulis banyak hal yang sudah saya lalui, saya temukan sekedar untuk berbagi hingga selanjutnya blog ini bisa menjadi saksi sejarah *ini terdengar agak lebay* tentang apa yang sudah dan belum saya kerjakan.

Oh ya, ini ada artikel kedua yang ditulis Mbak Enny :)

Bisakah dari Menulis Blog Mendapat Penghasilan? Bisa, Asalkan…

Yok terus berbagi lewat menulis blog :senyum:

Ketika Belajar, Berbagi Bertemu Dengan Kesempatan

Adalah saya yang berkesempatan bertemu dengan mereka para perempuan hebat dan tak kenal lelah untuk selalu belajar, mereka yang harus menjalani kehidupan jauh dari keluarga tercinta tapi juga berjuang untuk keluarganya, mereka lah teman-teman Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Malaysia.

Sebulan yang lalu, saya berangkat menuju Kuala Lumpur untuk mendampingi teman-teman Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dan TKW belajar soal bagaimana blog dan bagaimana menulis. Saya lalu berkenalan dengan beberapa teman perempuan disana, salah satunya Mbak Anazkia, seorang TKW yang sudah 6 tahun bekerja untuk urusan domestik di Malaysia, membuat saya heran sekaligus takjub. Ia yang kerjaannya selalu banyak karena harus ngurus ini dan itu untuk persoalan rumah tangga, masih sempat untuk menulis dan membagi tulisannya di beberapa blog. Ya, beberapa blog. Saya lantas bertanya, ‘kapan waktu nulisnya?’ lalu ia sambil tersenyum bilang, ‘ya, sesempetnya aja mbak, malem-malem biasanya’, lalu saya pun senyum sambil berkata dalam hati ‘hebat ya’.

Jika ada yang bilang urusan domestik rumah tangga itu mudah dan gak bikin capek, coba sini bilang ke saya :D Saya sendiri ibu rumah tangga yang sehari-harinya mengerjakan semua pekerjaan domestik sendiri, dicatet ya sendirian. Dengan satu anak balita yang aktifnya kebangetan, rasanya saya udah kebanyakan ngeluh capek. Apalagi kadang sudut ruangan ini baru dibersihin dan sudut lainnya udah kotor lagi, terasa gak ada habis-habisnya. Malam hari digunakan untuk leyeh-leyeh karena seharian udah capek ngurus segala macem. Dan…. Mbak Anazkia membuktikan, bahwa ternyata ada banyak kesempatan untuk bisa menulis, bisa berbagi dan juga untuk belajar hal-hal baru.

Mbak Anazkia (foto : blognya Mbak Anaz)

Mbak Anaz, begitu dia akrab disapa, saya kenal dari seorang teman sesama blogger kurang lebih dua bulan lalu. Kami menjadi sering berkomunikasi dengan email,Y!M dan yang paling sering lewat Twitter atau Facebook. Saya hampir gak percaya kalo bukan Mbak Anaz sendiri yang cerita kalo dia kerja di sektor domestik. Ya, silakan liat aja tulisan di blognya, juga menulis untuk Kompasiana, Blogger Hibah Buku hingga ngurusin portal Suara TKI. Teman-teman bisa bayangin ya, mungkin Mbak Anaz motong waktu tidurnya untuk bisa terus update tulisan disana :)

Read more

Hasil Diskusi Transparansi & Kebebasan Berinformasi/Berekspresi

Sebelum kelupaan, baiknya semua ditulis, begitu juga dengan hasil diskusi temen-temen blogger dan aktivis informasi dari Aceh hingga Papua awal Juli lalu tentang transparansi dan kebebasan berinformasi/berekspresi.

7 Juli lalu di acara (Focus Group Discussion) FGD Camp yang diadakan ICT Watch, temen-temen blogger dan juga aktivis informasi diajak untuk melakukan diskusi yang dibagi per kelompok dengan topik yang berbeda.

Ada sebanyak 40 orang yang akhirnya dibagi menjadi 4 kelompok sesuai dengan peminatan masing-masing. Jadi, temen-temen diminta untuk memilih ke kelompok mana mereka akan berdiskusi. Akhirnya diskusi santai dilakukan di House of Eva, Duren Tiga Selatan Jakarta dengan didampingi oleh fasilitator masing-masing kelompok.

Setelah diskusi sekitar 1 jam, perwakilan tiap kelompok diminta untuk bisa memaparkan hasil diskusi yang sudah dilakukan oleh kelompoknya masing-masing kepada semua peserta FGD untuk selanjutnya dilakukan diskusi panel.

Kita lihat hasil diskusi masing-masing kelompok ya :

Kelompok 1 : Information Diversity (Keberagaman Informasi)

Diskusi Kelompok 1

Beberapa dasar pemikiran:
– Oligopoli kepemilikan media yang rentan hanya melayani kepentingan golongan/kelompok tertentu/terbatas. Ingat Pemilu 2014 segera tiba. Untuk Radio/TV, padahal menggunakan frekuensi milik publik.
– Tak cukup tersedianya pilihan informasi bagi publik, dapat dianggap sebagai bentuk pembodohan dan/atau penyensoran yang represif.
– Tersedianya channel/medium baru (blog, media sosial, dll) via Internet bagi penggunanya untuk berbagi informasi secara online.

Kelompok 1 berdiskusi tentang bagaimana besarnya pengaruh media mainstream dan bagaimana peranan media warga dalam memberikan alternatif informasi.

Disebutkan bahwa definisi mainstream disini adalah pelaku industri media yang besar, yang mana penetrasi informasi media mainstream sudah sampai ke daerah marginal. Media mainstream mampu membangun stereotip baik positif atau negatif tergantung kepentingan dan juga mampu menyeragamkan informasi tapi cenderung memperkecil pilihan informasi. Belum beragamnya media mainstream dalam memberikan informasi dikarenakan berpatokan pada pemilik modal, rating, iklan dan bahkan kekuasaan politik.

Untuk itu perlu penyeimbang dari media warga/alternatif yang ternyata sudah beragam namun dirasa belum cukup, sehingga kita seharusnya bisa memperbanyak produksi konten/informasi yang positif dengan cara berkolaborasi dengan berbagai komunitas blogger/aktivis informasi secara berkesinambungan.

Tantangan media warga/alternatif ini yaitu disisi internal, motivasi akan profit yg bisa menurunkan kualitas konten dan konsistensi, dan sisi eksternal penguasa bisa melakukan pengekangan dan juga masih banyak masyarakat yang belum melek media.

Rekomendasi:
– produsen: bahwa pendidikan media tidak hanya pada teknis, tapi juga kemampuan menulis.
– konsumen: perlunya meningkatkan kesadaran dan hak mendapatkan informasi yang beragam. Edukasi juga harus terus dilakukan untuk peningkatan kapasitas oleh kelompok yang peduli dan kompeten.
– hukum : perlu penegakan hukum yang jelas dan mampu mendorong perombakan regulasi yang ada. Pemerintah sebaiknya menguji UU sebelum diberlakukan.

Kelompok 2 : Information Asymmetry (Asimetris Informasi)

Diskusi Kelompok 2

Beberapa dasar pemikiran:
– UUD 45 menjamin hak siapapun untuk berinformasi dan berekspresi. Tetapi pada prakteknya, kelompok minoritas (marjinal), kerap ditekan/dibatas ketika ingin gunakan haknya tersebut
– Kelompok marjinal rentan terstigma dan terhambat ketika berinformasi dan berekspresi, karena faktor perbedaan preferensi seksual, keterbatasan fisik, kondisi kesehatan (penyakit) tertentu, lokasi geografis atau status ekonomi.
– Asimetris informasi adalah salah satu penyebab keterbelakangan dan ketidakadilan dalam pembangunan suatu negara, khususnya dalam memberikan (kebijakan) pelayanan publik.

Read more

Belanja Online Lebih Asyik di Lazada

Lebih asyik gak sih belanja online dapet diskon terus gratis ongkos kirim? tambah lagi bisa bayar tunai, asyik banget kaaan….

Bagi saya yang tiap hari selalu terkoneksi dengan internet, adalah hal yang paling menyenangkan kalo semua bisa dikerjain cukup dengan duduk di depan laptop terus ketak ketik, klak klik dan beres :D Yaaa apa aja sekarang bisa lebih mudah dengan internet ya, bayar tagihan gak perlu ngantri lagi, bisa pake internet banking misalnya. Mau nonton juga gak perlu kelamaan ngantri juga beli tiketnya, udah banyak banget yang memberikan fasilitas pembelian online.

Begitu juga dengan belanja. Kalo sekarang mah banyak banget ya online shop alias toko online dimana-mana. Mau di Facebook, di Twitter sampe di Instagram pun banyak yang jualan sekarang. Ya gak apa sih, cuma sebagai pembeli mesti pinter-pinter untuk tahu apakah toko online tersebut beneran atau malah palsu alias toko bohongan. Gak sedikit juga yang akhirnya ketipu kan oleh beberapa toko online yang gak bertanggungjawab.

Saya sih biasa belanja online, baik beli barang-barang elektronik macem gadget/smartphone begitu sampe barang remeh temeh perintilan rumah tangga, alhamdulilah sampe sekarang nemu toko online yang beneran jualan. Barangnya ada, bagus dan pelayanannya baik hingga barangnya sampai ditangan konsumen.

Sebut aja yang paling sering ya belanja buku dan pakaiannya si kecil. Kalo buku, karena biasanya distribusi buku baru gak secepet di Jakarta ya kalo di Palembang, makanya kalo ngincer banget tuh buku ya beli online. Atau karena bukunya emang susah dicari disini, eh kebetulan di toko online bukunya ada, ya pasti dibeli deh. Belum lagi biasanya, toko buku online memberikan diskon yang lumayan daripada kita beli di toko buku biasanya.

Nah, kalo beli pakaian si kecil sih karena rasanya toko online memberikan harga yang lebih murah daripada di toko pakaian anak-anak yang biasa, sehingga ya ibu-ibu kayak saya ya pastinya lebih milih yang murah dan kalo bisa diskon terus aja gitu. hueuehuee :p
Malah ada toko online yang emang berada di kota yang sama, memberikan fasilitas pengiriman gratis, yaaa tambah seneng dong ya, barang langsung dianter ke rumah dan bayar di tempat. COD mah istilahnya ya, Cash on Delivery gitu dah :)

tampilan depan Lazada

Setelah sekian lama melakukan pencarian *halah* baru nemu deh tuh yang namanya Lazada. Ya, Lazada ini adalah toko online juga, tapi yang dijual banyak macemnya. Ada gadget kayak tablet, smartphone, modem, aksesoris ponsel, komputer, kamera, alat elektronik rumah tangga pun ada lho. Ada juga peralatan rumah tangga sebangsa peralatan dapur, peralatan listrik sampe handuk pun dijual lho.

Read more

Linimassa 2 : Ketika Orang Biasa Melakukan Hal yang Luar Biasa

Semua orang, tidak terkecuali sebenarnya mampu melakukan perubahan.

Iya, ini tentang film dokumenter kedua dari Linimas(s)a. Bagi yang belum pernah menonton film ini, bisa kok diliat langsung dari Youtube atau kalo yang mau unduh, bisa langsung unduh di webnya Linimassa.

Kalo di film Linimassa 1 ada banyak tokoh di dalamnya, yang rata-rata sudah banyak dikenal, seperti Bibit-Chandra soal korupsi, Prita Mulyasari dengan kasus pencemaran nama baik, Harry van Yogya si tukang becak yang ngehits itu, juga bagaimana JalinMerapi dan juga Blood4Life membantu sesama. Nah, Linimassa kedua ini lebih banyak mengangkat hal-hal di daerah yang dilakukan oleh orang biasa tapi menjadi hal yang luar biasa.

Nonton Bareng Linimassa 2 #FGD2012

Saya beserta teman-teman blogger juga aktivis informasi lain berkesempatan menonton pemutaran perdana film Linimassa 2 pekan lalu. Sepuluh menit pertama, mata penonton disuguhi dengan cerita Ambon. Diceritakan bagaimana Almas juga teman-teman disana berusaha memberi informasi tentang keadaan Ambon kala itu, dimana media-media mainstream dengan hebohnya memberitakan kerusuhan di Ambon. Disaat Ambon sudah mulai membaik, media mainstream berulang kali menayangkan berita yang hanya membuat banyak orang panik.

Almas dkk memberitakan kejadian langsung dari Ambon melalui social media yang membawa kelegaan dari para pembaca. Saat itu, pelan-pelan social media justru menjadi media yang lebih dipercaya. Belum lagi tayangan keindahan Ambon di film itu ditambah dengan lagu Ambon Manise dari Glenn Fredly membuat saya menyesal kenapa waktu itu gak jadi ikut ke Ambon :D

Ada lagi tentang Kampung Cyber, dimana sekampung itu sudah melek internet, mereka warganya sudah bisa menggunakan internet untuk peluang usaha mereka. Ada juga seorang ibu yang rela mengajar PAUD di sebuah desa tanpa mikirin bayaran, dia buat sebuah kelas untuk belajar dengan bambu dan beratap terpal.

Masih ada lagi Mbak Ayu dari Koalisi Aids yang bercerita bagaimana ia berusaha membantu mensosialisasikan HIV AIDS dengan bantuan web, twitter, FB. Saya pribadi salut dengan Mbak Ayu dengan semua cara yang dia lakukan agar banyak orang tahu bagaimana HIV AIDS itu.

Eh, iya ada juga Bunda Yati, nenek berusia 72 tahun yang aktif belajar ngeblog untuk mengisi banyak waktunya lho, beliau tergabung di Kumpulan Emak-Emak Blogger. Daaaann… ternyata di film tersebut, ada penampakan diriku, dikit sih (malu juga kalo banyak) paling juga 2-3 detik gitu deh :D

Ah, ternyata masih banyak orang-orang biasa yang mampu melakukan hal-hal luar biasa seperti ini ya.

Tanpa bantuan siapapun kita sebenarnya bisa melakukan perubahan ~ Shita Laksmi

Bagi yang mau nonton filmnya, yang sabar ya. Linimassa 2 akan segera didistribusikan. Bagi yang mau ikut nyawer untuk film ini masih boleh lho, cek aja infonya disini ya.

Ponsel Pintar untuk Perempuan

Perempuan juga ingin selalu belajar :)

Saya rasa semua perempuan dimana pun berada akan selalu ingin belajar. Entah itu belajar hal baru ataupun mengasah bakat yang mungkin sebenernya udah dimiliki. Kalo di kota besar, hampir semua perempuannya gak kalah sama laki-laki untuk urusan ponsel. Penggunaannya ponsel pintar malah semakin banyak diminati banyak perempuan. Tapi bagaimana dengan daerah-daerah lain? Ternyata ponsel juga udah jadi kebutuhan para perempuan di daerah.

Sebut saja tante saya yang bekerja sebagai bidan di daerah Muara Dua, Oku Selatan (kira-kira 8 jam dari Palembang) yang boleh dibilang update banget soal ponsel. Entah sudah berapa kali dia ganti ponsel. Awalnya kebutuhan biasa ponsel ya, semacam telpon dan sms. Semakin kesini, sinyal semakin baik di daerah, maka semakin banyak pula kebutuhannya. Gak lagi hanya butuh sms dan telpon, tapi juga akses internet. Internet? sebutuh itu kah?

Saya pikir nantinya semua orang akan dimudahkan dengan kepintaran ponsel. Apalagi ponsel adalah alat paling mungkin yang bisa digunakan banyak orang dimana-mana untuk memudahkan tak hanya komunikasi tapi juga bersentuhan dengan internet. Saya sempat bengong liat tante saya ikut-ikutan buat akun di Facebook. Tapi ya, ambil positifnya aja kan ya, dari sana si tante jadi belajar gimana internetan, buka browser, walo yang diliat baru halaman Facebook doang.

Kemudahan mengakses internet dengan ponsel semakin menarik banyak orang untuk berkenalan dengan kemajuan teknologi, tak terkecuali perempuan. Kalo udah kenalan sama internet, bisa jadi candu buat tahu lebih banyak lagi soal ini itu. Kejadian sama tante saya itu. Abis tahu Facebook, entar lagi dia udah bisa searching obat-obat yang dia perluin untuk pasiennya. Pelan-pelan jadi makin banyak tahu banyak hal, pelan-pelan diajarin email-emailan juga kali ya :)

Kalo ngomongin kepintaran ponsel ya erat ya kaitannya sama provider. Saya merasa beberapa provider sudah memperbaiki kualitas sinyal hingga ke daerah-daerah. Begitu juga dengan Indosat, apalagi sekarang Indosat punya paket yang namanya paket hebat keluarga. Cocok banget nih buat para perempuan khususnya para ibu. Karena dari ibu yang hebat lahirlah keluarga yang juga heibad ;)

Gak cuma ada paket ngobrol dengan tarif hemat, tapi juga ada info soal perempuan dan…. yang paling penting juga bisa dengan mudah mengakses internet. Kalo mau punya ponsel yang gak mahal, gak ribet tapi juga pinter, bisa coba deh Nokia Asha. Sederhana dan juga pintar. *bagus banget nih buat Mamaku yang cuma bisa pake ponsel Nokia* :p