Apa Kabar, Blog?

Hai, apa kabar kamu?

Setelah dari Januari hingga Juni tahun ini tidak ada posting sama sekali dalam blog ini, saya merasa sangat bersalah masih mengaku sebagai blogger. Jelas saya kangen setengah mati untuk menulis di sini, tapi saya juga merasa menulis di blog bukan lah sesuatu keharusan dalam tiap hari. Bukan, bukan cuma blog. Saya belum tentu juga mengupdate sosial media saya tiap hari, apalagi blog dan juga podcast.

Saya bukan mencari pembenaran atas kesibukan yang ada. Saya juga merasa gak perlu amat untuk membenarkan hal itu, tapi saya merasa lebih tahu prioritas. Ada hal yang harus dikerjakan, yah pada saatnya akan ada waktunya rasa rindu itu membawa saya kembali menulis dalam blog ini. Saya tentu menulis beberapa catatan dalam buku, rasanya suka aja punya jurnal yang bisa saya isi sewaktu-waktu kayak zaman dulu waktu masih SMP-SMA.

Read more

Rekap 2020

Hai, apa kabar? Udah lama gak nulis, Nik? Iya banget. Saya kangen blog ini dengan semua postingnya. Ya walaupun gak banyak bisa posting tahun ini, tapi paling tidak masih ada beberapa tulisan yang bisa disempatkan.

gambar dari dreamstime.com

Posting kali ini di penghujung tahun 2020. Pengen ngerekap aja sih, apa saja yang udah bisa saya lakukan tahun ini. Tahun 2020 adalah tahun yang berat untuk setiap orang, untuk setiap negara di dunia ini. Siapa sangka tahun 2020 kita harus merelakan banyak rencana-rencana kita tertunda sampai entah kapan karena pandemi COVID-19. Kita harus belajar merelakan banyak hal untuk itu, yang bisa kita lakukan adalah menerima dengan ikhlas situasi ini dan tetap mengusahakan agar tetap sehat.

Pertanyaan tentang kabar ke semua kawan dalam setiap percakapan online atau pun telpon gak lagi cuma basa-basi. Pertanyaan tentang kabar membawa kita senantiasa menyelipkan doa agar yang diujung sana selalu diberikan kesehatan. Setidaknya tahun ini kita bisa lebih banyak punya waktu bareng keluarga.

Read more

Perlu Banget ya Pakai Password Manager?

Saat ini setiap orang perlu mengamankan data-data digital yang dipunyai. Data yang jangan-jangan masih dianggap remeh tapi nyatanya saat ini para perusahaan pengepul data lah yang kaya raya dan terus berkembang. Data digital jadi sebuah minyak baru.

Soal keamanan digital ini sebenarnya adalah hal yang saya pelajari di tahun 2017 secara beneran dan serius. Tahun 2015 sebelumnya sudah ada dapet pelatihan dikit-dikit, tapi masih males untuk dipraktikkan. Lah ya memang, semuanya balik lagi ke tiap orangnya kan ya. Semua yang kita pelajari, sebaiknya memang digunakan dalam keseharian, tapi ya itu memang butuh waktu membuat keribetan yang ada menjadi sebuah kebiasaan.

ilustrasi dari shutterstock.com

Keamanan digital salah satunya adalah soal password atau kata sandi/kunci. Mungkin banyak dari kita yang masih mikir, password mah yang gampang aja, biar mudah mengingatnya. Kita kudu ingat ya, salah satu prinsip keamanan digital adalah Kenyamanan Berbanding Terbalik dengan Keamanan. Di saat kita merasa nyaman banget, ya berarti keamanan jadi lebih minim. Walau kembali lagi, gak ada yang benar-benar aman di jagat internet ini. Paling tidak, kita sudah melakukan hal terbaik yang bisa kita lakukan, ya kan?

Read more

Menjajal Komposter Untuk Pengolahan Sampah Organik Skala Rumahan

Hampir 2 bulan sejak saya mencoba menggunakan minikomposter di rumah dan rasanya sangat menyenangkan akhirnya bisa mengurangi sampah.

Sejak akhir Juni saya memutuskan untuk membeli komposter. Sebelumnya saya lebih dulu bertanya ke teman-teman di Palembang, apakah ada yang punya info penjual komposter karena akan lebih baik kalo di dekat sini ada yang jual, jadi langsung bisa beli saja. Namun ternyata gak ada yang punya info, lanjut akhirnya saya cek di salah satu lokapasar (marketplace) dan menemukan minikomposter yang pas untuk skala rumahan. Jadi lah saya beli di sana dan dalam beberapa hari barangnya datang.

Saya beli minikomposter dengan ember ukuran 25 liter disertai dengan EM4 sebanyak 2 liter. Ember komposter ini sudah dirakit sehingga tinggal dipakai saja. Ada lubang yang tinggal dipasang keran pencet dispenser (yang juga sudah termasuk dalam paketan), untuk nanti pembuangan air lindi (cairan dari sampah). Jadi memang sengaja beli yang tinggal dipake aja, tinggal pasang ini itunya dan gunakan. Harga sepaket itu Rp. 225.000 ditambah ongkos kirim sebesar Rp. 50.000 sampe ke Palembang.

Read more

Akhirnya Bikin Podcast

Halo, apa kabar?

Ah, ternyata bulan lalu malah gak posting blog. Rasanya udah lama banget blog ini ditinggalkan. Ya, pandemi Covid-19 masih menyebar di bumi ini, kita harus mulai terbiasa dengan kebiasaan baru, dengan masker, dengan cuci tangan yang lebih sering, dengan gak dulu berkumpul dengan banyak orang. Apakah kalian mulai terbiasa? Mau gak mau, ya harus kan? ;)

Pandemi Covid-19 ini membuat banyak hal jadi melelahkan. Rapat daring menjadi lebih lama, lebih gak punya jadwal, bisa dari pagi atau malah malam, terasa seperti tak punya jam kerja, begitu pun akhir pekan. Ya, coba untuk bisa dinikmati saja. Berupaya untuk selalu sehat dan bisa menikmati hari ini dengan bahagia adalah kuncinya. Tentunya disertai dengan doa, agar kita semua bisa melalui pandemi ini dengan segera. Amiiiin.

Read more

Belajar Tanam-Menanam dari Biji

Tak ada kata terlambat untuk belajar banyak hal, setuju kan? Begitu juga untuk mulai belajar tanam-menanam.

Awal tahun, sebelum kasus Covid-19 pertama diumumkan di Indonesia, saya memulai menanam biji-bijian apapun (biasanya buah dan sayur) dengan niat mengurangi sampah organik dan juga sampah plastik.

tanamanku

Sampah organik ini paling banyk sebenarnya di rumah, yaitu sisa makanan. Terus terang sampe sekarang belum punya gentong komposter sendiri, karena belum beli :D aja ini (semoga bulan depan beneran kejadian akhirnya beli), tapi mulai deh dari yang paling gampang membuat sampah organik ini jadi lebih bermanfaat. Akhirnya, abis makan buah gak langsung dibuang, pisahin kulit dan bijinya. Nah, bijinya ini ditanam di wadah-wadah plastik yang sudah gak kepake lagi.

Read more

Lebaran Idul Fitri di tengah Pandemi Covid-19

Tahun ini umat muslim harus berpuasa dan berlebaran idul fitri yang berbeda dari tahun biasanya karena pandemi Covid-19. Kalo pas puasa saya udah pernah bagi ceritanya di sini, maka kali ini mau cerita soal lebaran tahun ini.

Tahun ini gak ada sholat tarawih di mesjid, begitu juga dengan sholat ied idul fitri. Pas lebaran kemarin sempat lewat mesjid yang tetap melaksanakan sholat ied, tapi kami sekeluarga merasa itu bukan keputusan yang tepat akhirnya diputuskan untuk sholat ied di rumah saja bersama keluarga.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, hari pertama lebaran kami sekeluarga pasti berkumpul di rumah mama kali ini sholat ied pun di sana. Rumah mama lebih ramai dari tahun biasanya, ada nenek saya dan sepupu saya yang memang sebelum pembatasan sosial sudah ada di rumah mama. Mereka belum bisa pulang kampung karena ya nenek saya termasuk yang rentan, maklum umurnya sudah 80an tahun.

Read more