Menjajal Komposter Untuk Pengolahan Sampah Organik Skala Rumahan

Hampir 2 bulan sejak saya mencoba menggunakan minikomposter di rumah dan rasanya sangat menyenangkan akhirnya bisa mengurangi sampah.

Sejak akhir Juni saya memutuskan untuk membeli komposter. Sebelumnya saya lebih dulu bertanya ke teman-teman di Palembang, apakah ada yang punya info penjual komposter karena akan lebih baik kalo di dekat sini ada yang jual, jadi langsung bisa beli saja. Namun ternyata gak ada yang punya info, lanjut akhirnya saya cek di salah satu lokapasar (marketplace) dan menemukan minikomposter yang pas untuk skala rumahan. Jadi lah saya beli di sana dan dalam beberapa hari barangnya datang.

Saya beli minikomposter dengan ember ukuran 25 liter disertai dengan EM4 sebanyak 2 liter. Ember komposter ini sudah dirakit sehingga tinggal dipakai saja. Ada lubang yang tinggal dipasang keran pencet dispenser (yang juga sudah termasuk dalam paketan), untuk nanti pembuangan air lindi (cairan dari sampah). Jadi memang sengaja beli yang tinggal dipake aja, tinggal pasang ini itunya dan gunakan. Harga sepaket itu Rp. 225.000 ditambah ongkos kirim sebesar Rp. 50.000 sampe ke Palembang.

Read more

Akhirnya Bikin Podcast

Halo, apa kabar?

Ah, ternyata bulan lalu malah gak posting blog. Rasanya udah lama banget blog ini ditinggalkan. Ya, pandemi Covid-19 masih menyebar di bumi ini, kita harus mulai terbiasa dengan kebiasaan baru, dengan masker, dengan cuci tangan yang lebih sering, dengan gak dulu berkumpul dengan banyak orang. Apakah kalian mulai terbiasa? Mau gak mau, ya harus kan? ;)

Pandemi Covid-19 ini membuat banyak hal jadi melelahkan. Rapat daring menjadi lebih lama, lebih gak punya jadwal, bisa dari pagi atau malah malam, terasa seperti tak punya jam kerja, begitu pun akhir pekan. Ya, coba untuk bisa dinikmati saja. Berupaya untuk selalu sehat dan bisa menikmati hari ini dengan bahagia adalah kuncinya. Tentunya disertai dengan doa, agar kita semua bisa melalui pandemi ini dengan segera. Amiiiin.

Read more

Belajar Tanam-Menanam dari Biji

Tak ada kata terlambat untuk belajar banyak hal, setuju kan? Begitu juga untuk mulai belajar tanam-menanam.

Awal tahun, sebelum kasus Covid-19 pertama diumumkan di Indonesia, saya memulai menanam biji-bijian apapun (biasanya buah dan sayur) dengan niat mengurangi sampah organik dan juga sampah plastik.

tanamanku

Sampah organik ini paling banyk sebenarnya di rumah, yaitu sisa makanan. Terus terang sampe sekarang belum punya gentong komposter sendiri, karena belum beli :D aja ini (semoga bulan depan beneran kejadian akhirnya beli), tapi mulai deh dari yang paling gampang membuat sampah organik ini jadi lebih bermanfaat. Akhirnya, abis makan buah gak langsung dibuang, pisahin kulit dan bijinya. Nah, bijinya ini ditanam di wadah-wadah plastik yang sudah gak kepake lagi.

Read more

Lebaran Idul Fitri di tengah Pandemi Covid-19

Tahun ini umat muslim harus berpuasa dan berlebaran idul fitri yang berbeda dari tahun biasanya karena pandemi Covid-19. Kalo pas puasa saya udah pernah bagi ceritanya di sini, maka kali ini mau cerita soal lebaran tahun ini.

Tahun ini gak ada sholat tarawih di mesjid, begitu juga dengan sholat ied idul fitri. Pas lebaran kemarin sempat lewat mesjid yang tetap melaksanakan sholat ied, tapi kami sekeluarga merasa itu bukan keputusan yang tepat akhirnya diputuskan untuk sholat ied di rumah saja bersama keluarga.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, hari pertama lebaran kami sekeluarga pasti berkumpul di rumah mama kali ini sholat ied pun di sana. Rumah mama lebih ramai dari tahun biasanya, ada nenek saya dan sepupu saya yang memang sebelum pembatasan sosial sudah ada di rumah mama. Mereka belum bisa pulang kampung karena ya nenek saya termasuk yang rentan, maklum umurnya sudah 80an tahun.

Read more

Berlangganan Tapi Tak Digunakan

Udah lebih dari dua bulan pembatasan sosial, Work From Home (WFH) gimana kabarnya? Pasti bosan kan ya. Sama! Saya juga merasa begitu bosan, apalagi anak-anak.

gambar dari scooptimes.com

Sejak dimulainya pembatasan sosial lalu semua orang lantas lebih banyak waktunya di rumah aja yang paling kelihatan penggunaannya lebih banyak adalah gawai (gadget). Yang kerja harus berada di depan laptop/PC untuk ikut rapat daring atau malah bertemu secara daring dengan teman-teman pergosipan keluarga. Malah ada teman yang mengeluh jam kerja selama WFH bukannya berkurang, jadi lebih panjang gitu, bahkan bisa rapat hingga akhir pekan. Ya begitulah.

Penggunaan listrik di rumah otomatis naik, harus mengisi daya laptop/PC/HP yang digunakan. Colokan listrik jadi semakin ramai digunakan sekeluarga. Belum lagi kebutuhan akan akses internet. Bersyukur yang di rumahnya sudah berlangganan internet yang bayarnya bulanan, gak perlu mikirin kuota abis di tengah rapat daring. Bagi yang masih harus beli kuota ketengan, jelas ini pengeluaran tambahan.

Read more

Ramadhan 1441 H

Puasa ramadhan hari ketiga, tahun 2020, 1441 H.

Selama pembatasan sosial (physical distancing) ini harusnya bisa menjadi lebih produktif dalam menulis blog, tapi ternyata sulit ya, paling gak itu yang saya rasakan.

Sudah sebulan lebih sejak masa pembatasan sosial diberlakukan di Indonesia karena Covid-19, banyak hal normal yang baru. Anak-anak sekolah dari rumah, belajar di rumah, les pun dari rumah, secara online. Yang kerja pun dari rumah, suami walau kerjanya banyak di rumah, tetap kadang harus ke kantor, malah dia terasanya lebih sibuk dari sebelum pembatasan karena PR banget harus ngajarin yang gak ngerti online-online-an ini. Semua harus dijalani dengan tetap bersyukur, juga berdoa agak semua ini segera berakhir.

Read more

Gara-Gara Corona, Kita di Rumah Aja

Besok, tanggal 30 Maret 2020 adalah hari ke-14 Pemerintah Indonesia memberlakukan social physical distancing karena virus corona yang mulai merajalela sesuka hatinya. Semua panik, ya semua orang. Ini bukan lagi wabah tapi sudah jadi pandemi yang menjadi momok menakutkan saat ini.

gambar dari globalnews.ca

Apa sih virus corona ini? Virus ini seperti virus flu biasa sebenarnya, yang menyerang pernapasan. Gejalanya pun hampir sama dengan flu yaitu demam, batuk tapi disertai sesak napas. Pertama kali ditemukan kasusnya 31 Desember 2019 di Wuhan, China. Namun, karena mudahnya penularan, virus ini semakin hebat. Seratus lebih negara sudah kena virus ini. Penularannya yaitu cairan dari hidung dan mulut pasien yang bisa nempel di mana saja. Sampai saat ini, akhir Maret, beritanya selalu tentang corona.

data dari covid19.go.id

Tadinya saya gak bernia menuliskan soal ini di blog, tapi saya rasa hal ini fenomena besar dalam sejarah dunia. Saya gak pernah kebayang bisa merasakan kepanikan seperti ini (seperti halnya semua orang saat ini), kayak film aja, jika saja ini mimpi rasanya saya sudah dibatas ingin segera bangun saja. Tapi ini nyata. Virus ini belum ada vaksinnya, angka kematian semakin naik tiap harinya. Untuk mengurangi kemungkinan virus ini makin besar, maka diterapkan lah aktivitas di rumah aja. Anak-anak sekolah diliburkan, orang kantoran diminta untuk work from home, tidak boleh ada kerumunan orang-orang. Semua ini tidak mudah untuk dijalani, tapi harus.

Read more