Review Film Ketika Cinta Bertasbih 2

Owkeh…. sebelumnya biarkan saya mengucapkan Selamat Idul Fitri 1430 H kepada pembaca blog saya semuanya. Maafkan kalo ngucapinnya telat, karena kesibukan saya menjadi ibu baru. Ya, mengasuh anak baru lahir itu butuh kesabaran dan setiap hari adalah belajar. Alaya memang baru 1 bulan, tepatnya 40 hari, tapi melihat dia tumbuh sampe sekarang aja udah bikin kita sekeluarga seneng banged, tiap perubahan rasanya menakjubkan. Alhamdulillah ya Allah… :senyum:

Kembali ke judul. Setelah sukses dengan KCB 1, akhirnya KCB 2 bisa ditonton mulai tanggal 17 Sept 09 kemaren. Sebagai fans sejati, suami saya ngajak nonton dihari perdana pemutaran film ini, alhasil kita harus nitipin bentar Alaya sama Eyangnya.

KCB 2
KCB 2

Cerita KCB 2 pastinya diambil dari buku kedua dari dwilogi Ketika Cinta Bertasbih karya Kang Abik. Tidak seperti film pertamanya, saya liat KCB 2 lebih baik, mulai dari cerita yang memang lebih terasa islami, konflik yang baru dimulai hingga selesai dengan sempurna menyeret banyak air mata keluar, tak terkecuali saya. Saya akui air mata keluar juga saat ibunya Azzam meninggal dan Husna harus berbohong atas kematian Bu’e pada Azzam tepat di hari menjelang pernikahan Azzam dan Husna. :nangis:

Munculnya Asmirandah dan Dude Harlino juga menambah warna film ini. Asmirandah emang kayaknya lumayan cocok jadi dokter dan saya rasa Asmirandah cantik banged pake jilbab panjang di film ini. Kalo Dude mah udah biasa peran baek dan alim di sinetron2, jadi ga terlalu aneh ngeliatnya.

Saya ga mau spoiler ah, biarin aja pada nonton :senyum: . Ga nyesel nonton film ini, banyak hal membuat tersentuh di film ini. Saya merasa harus bisa lebih banyak belajar seperti Anna, lebih santun dan anggun sebagai muslimah, dan juga salut pada Azzam yang tak pantang menyerah mencari pendamping hidup (berharap hal ini mengilhami beberapa teman yang menginginkan tahun depan udah punya temen makan sahur di ramadhannya) :ting:

Terakhir, saya hanya mo bilang, kao saya menunggu buku-buku Kang Abik berikutnya :cinta: :baca:

Review Buku Life On The Refrigerator Door

Life on The Refrigerator Door

Judul : Life on The Refrigerator Door
Penulis : Alice Kuipers
Penerbit : Gramedia

Entah kenapa akhirnya tertarik untuk membeli buku terjemahan ini, mungkin juga karena pengaruh review di majalah CoGirl edisi lalu. Biasanya saya males beli buku terjemahan dikarenakan saya merasa berbeda dengan penulis-penulis dalam negeri yang tulisannya udah bagus-bagus juga, kecuali yah bukunya JK Rowling dan Dan Brown, kalo dua orang itu mah saya baca, buku wajib baca tuh :D

Buku ini mengisahkan tentang kehidupan ibu dan anak perempuannya yang kebanyakan berdialog melalui tulisan di pintu kulkas. Sang Ibu, single parent, yang seorang dokter kandungan dan anak perempuannya, Claire yang berusia 15 tahun. Karena kesibukan si Ibu dan aktivitas Claire yang banyak di sekolah membuat mereka jarang bertemu, klo ketemu malem aja dan itu pun dah tidur kayaknya. Makanya, mereka sering menuliskan pesan di pintu kulkas.

Berbeda dengan buku lain, buku ini tak ada narasi dan deskripsi panjang lebar seperti novel kebanyakan, hanya ada pesan. Iya… pesan si Ibu dan si Anak di tiap lembar buku ini. Sehingga kita diajak untuk membaca pesan-pesan mereka satu per satu. Dari pesan biasa yang isinya cuma beberapa baris kata sampe curhat sepanjang 1 halaman :senyum: dari si ibu atau si anak sendiri. Nah, dari sinilah berbagai cerita disampaikan, dari Claire yang sudah punya cowo, kerinduan anak akan kebersamaan dengan ibunya sampai si ibu yang akhirnya di vonis penyakit mematikan.

Read more

Review Film Ketika Cinta Bertasbih 1

Ketika Cinta Bertasbih
Ketika Cinta Bertasbih

Judul : Ketika Cinta Bertasbih
Pemain : Oki Setiana Dewi (Anna), Kholidi Asadil Alam (Azzam), Andi Arsyil Rahman (Furqon), Alice Norin, Didi Petet, Deddy Mizwar, dll
Sutradara : Chaerul Umam
Durasi : 120 menit

Seperti yang saya bayangkan sebelumnya, film ini sama seperti bukunya yang berdwilogi, jadi bersambung alias to be continue di sekuel kedua *yang entah kapan akan ditayangkan*. Feeling saya mengatakan sebenernya film yang kedua pun sudah rampung, dasar pihak Sinemart saja yang sengaja melihat kondisi pasar setelah keluar episode 1. Untungnya, film ini cuma 2 episode, kalo sampe 100 episode, ini benar-benar sinetron yang difilmkan.

Cerita dalam film ini sama persis seperti di buku Kang Abik dengan judul novel yang sama. Berbeda dengan Ayat-Ayat Cinta yang ujung filmnya berbeda, kalo KCB ini persis sama, hanya ada penambahan cerita yang membuat lucu film ini, yaitu temennya Azzam yang dari Palembang yang suka sama Cut Mala. Alur cerita yang sama, membuat saya bng belum baca berpikir bahwa temen2 yang belum baca bukunya, ga usah aja beli novelnya, toh ceritanya dibabat abi, hampir tak ada cerita yang tertinggal, jadi wajar saja kalo film ini bikin baby dalem perut saya nendang-nendang dan grasa grusu karena kelamaan, berbeda dengan Terminator Salvation yang saya tonton sebelumnya. :senyum:

Karena nonton bareng si Mama dan Tante juga Adek yang emang belum baca novelnya, jadi banyak yang mengira-ngira nanti cerita sambungannya apaan. Kalo saya bilang sih Anna-nya cantik, ayu gitu wajahnya, tapi si Adek bilang kalo Anna-nya chubby gitu *kayaknya tipe adek saya emang bukan yang chubby2* :ting:

Jujur. Awalnya saya kurang suka yang jadi Azzam, tapi saya sadar memang sepertinya dialah yang pantas memerankan Azzam walo saya sangat berbeda dengan 3 adik Azzam yang cantik-cantik dan putih-putih seperti ibunya yang juga membuat si Galih menyukai film ini :ting:

Paling tidak saya suka filmnya, pemainnya walo baru sudah pandai berakting, juga tak lupa mengusung misi kebudayaan Indonesia, seperti nampak di acara walimah Tiara yang pake adat Aceh dan juga nanti pernikahan Anna dan Furqon yang menggunakan adat Gorontalo (bener ga ya? :tanya: )

Silahkan bersabar untuk menunggu KCB episode 2 ya :D

Review Buku La Tahzan for Mother

La Tahzan for Mother
La Tahzan for Mother

Judul : La Tahzan for Mother
Pengarang : Asma Nadia, DKK
Penerbit : Lingkar Pena

Kebiasaan beli buku, jadi lupa kapan tepatnya beli buku ini. Cuma, karena tugas kampus yang udah dicicil jadinya lumayan jadi ada waktu untuk baca buku dan nonton dvd serial lagi. Beda dengan nonton yang sering ketiduran, kalo baca buku mah kuat sampe khatam dulu tuh buku baru ketiduran :senyum:

Saya sadari, sebentar lagi saya akan menjadi ibu. Sebelumnya, saya adalah seorang anak dari seorang ibu. Buku ini membawa saya untuk lebih mencintai ibu saya. Buku ini mengingatkan saya tentang betapa berat perjuangan ibu melahirkan kita, membesarkan kita dan yang paling sulit adalah mendidik anak-anaknya untuk menjadi anak yang saleh dan saleha, juga berguna bagi negara.

Berat memang. Seberat cerita yang dilukiskan beberapa ibu dalam buku ini, yang tetap berjuang dengan sabar untuk membesarkan anak-anaknya walo berbagai cobaan diberikan. Saya belajar untuk bisa seperti mereka (ibu dalam buku ini), karena saya sadari sepenuhnya, bukanlah hal mudah untuk menjadi ibu sekaligus orangtua yang sempurna dimata anak-anak kita. :ting:

Allah, karuniakanlah kepada setiap Bunda
Rasa ikhlas, kesabaran dan cinta

Review Film Terminator Salvation

Terminator Salvation
Terminator Salvation

Judul : Terminator Salvation (seri 4 kalo ga salah)
Pemain : Christian Bale, Sam Worthington, Anton Yelchin, Bryce Dallas Howard
Durasi : 140 menit

Walo sempet telah 10 menit, akhirnya sempet juga nonton nih film. Saya sadari dan jujur tidak mengikuti sejarah film Terminator terdahulu alias yang sebelumnya (dari 1 -3), cuma yang saya tau, ini film soal robot-robot gitu. Peperangan antara robot/ mesin dengan manusia, yang bintangnya si Arnold Schwarzenegger itu.

Beberapa review dari temen-temen bilang, ini film keren, jadi semampunya cari waktu di sela-sela ngejer kelarin tugas dan untuk nonton. Jangan harap saya akan review dari awal sampe akhir gimana ceritanya ya, itu ga akan terjadi disini :ting: cuma mau gambarin sedikit komentar dari saya yang tampak takjub dengan semua robot yang ada d film ini.

Asli, nih film keren, apalagi robotnya euy. Keren bener. Efek suara yang kalah keren membuat nih film emang paling top ditonton di bioskop. Untungnya, selama film maen, nih baby anteng aja di perut, biasanya sih udah grasa-grusu ga jelas gitu :D

Entah apalagi yang selanjutnya akan terjadi dibalik peperangan antara manusia dan jaringan global Skynet yang diceritakan mampu memproduksi sendiri robot dengan nama Terminator. Weleh-weleh, sambil nonton saya sambil mikir, berapa lama ya orang buat nih film, keren puoooll deh pokoknya. Dan…… semakin suka sama cakepnya Christian Bale (John Connor), kali ini puas deh liatin mukanya tanpa seragam Batman :piss:

Ada yang blom nonton ??? :tanya: Buruan deh nonton…. ga nyesel deh! :)

Review Film Kambing Jantan

Judul Film : Kambing Jantan | Sebuah Film Pelajar Bodoh
Pemain : Raditya Dika, Herfiza Novianti, Edric Tjandra
Sutradara : Rudi Soejarwo

Kambing Jantan The Movie
Kambing Jantan The Movie

Saya harus akui film ini membuat saya kecewa. Hal pertama yang membuat saya kecewa, karena film ini tidak diputar di bioskop Palembang Indah Mall (PIM), maka saya harus dengan rela bersungut-sungut ke Cineplex 21 bersama si adek untuk bela-belain nonton film yang diambil dari buku pertama dan best seller dari Radith, Kambing Jantan. Entah kenapa saya sedih melihat nasib bioskop PIM akhir-akhir ini yang tidak menayangkan banyak film, malah memutar film barat yang so last year :patah:

Saya dan adek berpikir nih film pasti akan lucu, paling tidak semenarik buku blog pertama di Indonesia itu. Namun, ternyata….. sayang seribu sayang, saya malah merasa boring abis nontonnya, lucunya pun menjadi garing entah kenapa, malah di Plurk saya sempat liat ada yang bilang nih film cuma ngeliatin 2 orang telponan di ujung meja. Dan saya pun harus mengakui, itu benar adanya! :nangis:

Film ini hanya menceritakan pacaran jarak jauh ala Kambing dan Kebo yang kesulitan karena komunikasi yang masih mahal pada saat itu. Ditambah dengan kesalahan besar Radit dan keluarganya yang memilih untuk kuliah finance padahal Radit lebih menyukai menjadi penulis. Intinya sih gitu aja. Dirumah saya sempat bahas film ini sama si adek, mungkin peran Raditya Dika disini tidak harus diperankan sendiri oleh orangnya. Karena, seperti yang kita sama-sama tau, Radit tidak ada basic akting sedikitpun, berbeda dengan Herfiza yang memang udah jadi pemain sinetron. Saya aja yang baca novelnya dan komiknya aja, ngerasa filmnya membosankan, apalagi yang ga pernah baca sama sekali.

Read more

Review Film 4bia (Phobia)

Judul : 4bia(Phobia)
Pemain : Laila Boonyasak, Maneerat, Kham-uan, Apinya, Sakuljaroensuk
Genre : horor

4bia (Phobia)
4bia (Phobia)

Sumpah. Sebenernya saya orangnya penakut. Beneran deh. Tiap harus ke toilet malem hari aja minta anterin suami, apalagi harus nonton film horor. Awalnya, pikir mungkin ini film menegangkan biasa, tapi ternyata…. memang menegangkan dan horor :nangis:

Akhirnya, saya minta si kakak ikutan nonton, dan nontonnya siang-siang aja, biar gak terlalu takut. Tapi, ya tetep aja buat saya kebanyakan nutup mata pas nonton. Serem euy.

Ini film dari Thailand. Saya jadi inget film Shutter yang ampun-ampunan serem banged, yang ini ga terlalu seserem film Shutter itu. Ada 4 cerita pendek, makanya Phobia disini dibuat angka 4. Kenapa namanya phobia? karena… beneran jadi phobia klo dah nonton :D

Cerita 1 : Kesepian
Bercerita tentang seorang cewe yang tinggal sendirian dan telah 3 bulan belum sembuh dari kecelakaan yang dialaminya. Karena kesepian makanya dia sering sms-an. Sampai ada sms dari seseorang yang tidak ia kenal sebelumnya. Cerita berlanjut, mereka sering sms-an dan akhirnya bertukar foto via mms. Si cewe mulai mengirimkan fotonya, dan cowo yang sms-an dengannya juga mengirimkan foto sama. Kenapa sama? karena sebenanya si cowo memang berada disana. Bingung, akhirnya si cewe membaca berita di internet tentang cowo yang telah meninggal selama 100 hari sama seperti cowo yang sering sms-an sama dia. Siapa sebenarnya si cowo ini ?

Read more