Twitter dan Bagaimana Kita Menanggapinya

Ada banyak hal yang bergeser di era 2.0 ini, kalo dulu bisa tukeran nomer telpon untuk kenalan sama teman baru, sekarang yang ditanya bukan lagi nomer telpon, tapi akun twitter. Ya, jika Facebook kayak KTP buat setiap orang yang mesti punya, Twitter menjadi temen yang tak kalah menariknya untuk dimiliki.  Kalo punya Facebook untuk mengumpulkan temen-temen lama, sebaliknya Twitter adalah tempatnya punya temen baru.

Saya sendiri punya akun Twitter sejak 7 Mei 2007, tapi akhirnya bawel ngetwit baru setahun terakhir deh kayaknya. Sejak Twitter heboh, semua orang berlomba-lomba punya akun Twitter, sampe kayaknya semua brand sekarang punya akun Twitter, dan ga cuma brand tapi juga semua institusi yang memberikan pelayanan umum pun sekarang punya akun Twitter. Harusnya ini adalah hal yang menyenangkan, ketika kita bisa lebih dekat dengan sebuah brand, sebuah layanan, sebuah institusi, sebuah akun yang memberikan informasi yang memang kita butuhkan. Cukup dengan mengikuti mereka (follow) di Twitter, kita akan dapet semua informasi yang memang ingin kita tahu.

Contoh yang paling gampang adalah bagaimana kita mengetahui tempat gentayangannya para jenderal @infomaicih misalnya. Yang mau beli keripik dengan level pedas itu bisa cek garis waktu (timeline) mereka, dan kita tinggal beli disana, mudah bukan?.
Tidak hanya itu, jika kita mau bertanya tentang suatu hal yang kita tidak tau dengan suatu info, kita bisa mention akun Twitter tersebut dan mereka pun membalasnya dengan info yang kita butuhkan. Contohnya, saya pernah nanya ke @BNI46 kenapa akses internet bankingnya ga bisa, dan ga lama kemudian mereka membalas memang karena mereka sedang melakukan perbaikan. Sungguh senang rasanya, sepertinya info yang kita butuhkan dengan mudah kita dapatkan. Sebagai pengguna kita mereka senang dekat dengan 1 brand tersebut, dan sebaliknya brand tersebutpun senang karena bisa dekat dengan penggunanya sehingga tau masalah yang sering muncul dan mereka bisa mencarikan solusinya.

Nah, itu yang mungkin seharusnya menjadi keinginan kita bersama, saling menguntungkan kedua belah pihak. Tapi apa yang ada dalam pikiran kita jika ada 1 brand justru tidak menyukai kritikan yang diberikan oleh pengguna? Saya yakin , harusnya tidak seperti itu yang harusnya terjadi.

profile @plns2jb

Seorang teman memperkenalkan saya dengan akun yang katanya dibuat oleh seorang relawan (volunteer) PLN yaitu @plns2jb. Saya ga tau kapan tepatnya, sudah mungkin sebulan terakhir Palembang sering banget mati listrik. Oke kalo 2-3 jam ya, di daerah rumah saya bisa 12 jam satu kali mati listrik, dan itu berulang di hari berikutnya. Saya sadar saya pun sering kali mengeluh soal ini, Twitter adalah salah satu tempat keluhan itu tertampung. Dan, saya tidak pernah mention sekalipun si @plns2jb ini, temen-temen saya lah yang akhirnya memperkenalkan saya dengan akun ini. Saya tak juga follow akun tersebut. Hari ini saya menerima mention seperti ini :

mention @rdlimosin

Saya tidak follow akun tersebut, karena itu saya coba cek timeline mereka, dan benar saya lihat timeline dan akun ini malah memblock beberapa twitter yang dianggap ga berguna.

twit soal block follower

Ga lama kemudian saya dapet mention dari @plns2jb berikut isinya :

Read more

Review Film Simfoni Luar Biasa

Simfoni Luar Biasa

Judul Film : Simfoni Luar Biasa
Pemain : Christian Bautista, Ira Wibowo, Ira Maya Sopha, Gista Putri, Maribeth, Verdy Solaeman
Sutradara : Awi Suryadi
Produksi : Nation Pictures & Primetime
Durasi : 100 menit

Sebenernya ini acara nonton dadakan. Awalnya Mbak Ira ngajak nonton Pacar Hantu Perawan, demi apa ya saya mau diajakin nonton film begituan? Dewi Persik? dibayarin pun ogah deh… Jadilah akhirnya saya dan Indah berencana nonton film lain, nah dipilihlah Simfoni Luar Biasa ini, dengan alasan sederhana, mau nonton Christian Bautista  :cinta:

Saya udah ditungguin juga disms-in Indah terus karena film udah dimulai. Ini nih malesnya nonton di Internasional Plaza (IP) pasti deh mulainya lebih dulu dari jam main yang ada di webnya 21cineplex. Untungnya cuma telat 5 menit (kayaknya sih :p) dan mulailah kita nontonin si mas Christian Bautista ini, dan… karena sedikit yang nonton, jadi berasa punya bioskop sendiri :)

Berceria tentang Jayden (Christian Bautista) yang bercita-cita menjadi musisi terkenal di Manila, tapi karena kesulitan keuangan tantenya (Maribeth) ngasih saran supaya Jayden ke Indonesia menemui ibunya (Ira Wibowo). Setelah bertahun-tahun mengetahui dari almarhum Ayahnya, Jayden merasa Ibunya adalah orang yang egois karena tega meninggalkan dia dan sang Ayah.  Sang Ibu sudah menikah lagi dan Jayden punya Carissa si adik tiri yang sangat perhatian dan menyayanginya (ya iyalah ya, punya kakak keren gitu mesti dijaga baek-baek :p).

Jayden diminta untuk mengajar musik di sekolah anak-anak yang berkebubutuhan khusus yang dikelola oleh ibunya. Awalnya Jayden merasa kesulitan untuk mengajar anak-anak tersebut, tapi akhirnya Jayden mampu mencari cara agar murid-muridnya mampu bernyanyi dengan baik. Dan… terbukti, Jayden mampu membuat rasa percaya orang tua semakin meningkat pada anaknya walopun anaknya tidak sama dengan anak biasanya. Begitu pula dengan Zaky, yang kurang perhatian dari orangtuanya tapi akhirnya mampu menunjukkan bakatnya.

Read more

Theme Song SEA Games 2011

Udah sering liat video clip lagu resmi SEA Games 2011 kan?
Kalo belum, boleh saya share disini ya :

-KITA BISA-

Aku disini, kau disana/ Tak menghalangi jiwa kita / Dalam hangatnya sang mentari / Satukan jiwa dan hati
Berpegang tangan dalam mimpi yang sama / Dan tunjukkan kepada dunia
Chorus :
Kita bisa, kita pasti bisa / Kita akan raih bintang-bintang / Kita bisa, jadi yang terdepan
Bersatu bersama dalam satu irama / Terbang meraih kejayaan
Menang kalah bukan masalah / Persahabatanlah yang terhebat /
Senyuman hangat takkan terlupakan / Dan tunjukkan kepada dunia

Pertama kali, saya liat video lagu ini dari Aditya Sani, waktu bulan Agustus lalu. Karena belum pernah ditampilkan di tv, jadi ya baru pertama kali liat kalo ternyata sudah ada theme song buat SEA Games 2011 yang diaransemen oleh Yovie Widianto dan dinyanyikan oleh banyak penyanyi. Baru akhir-akhir ini lagu ini mulai sering nongol di tv.

Saya pribadi suka lagunya, memberikan semangat bahwa kita bisa dan pasti bisa. Beberapa penyanyinya pake batik, banyak diperlihatkan pemandangan alam Indonesia yang indah dan beberapa atlet juga bendera negara-negara yang ikut dalam SEA Games ke 26 ini. Sayangnya sih ya, kurang logo dan maskot SEA Games-nya, mungkin kalo ditambah logonya akan lebih kerasa kalo theme song ini resmi untuk SEA Games.

Menengok Venue SEA Games 2011 di Jakabaring

Udah 2 minggu terakhir, Wongkito punya kegiatan jalan-jalan tiap weekend. Ga perlu jauh-jauh sih, cuma enak aja kalo kita sama-sama belajar untuk tau beberapa tempat di Palembang yang bersejarah, yang menarik untuk dikunjungi. Paling ga ya, biar saya sendiri bisa tau dan bisa jadi bahan postingan di blog :D

Kalo sabtu lalu kemaren udah ke Museum Balaputradewa (trus mana postingnya? iyaaa… masih di draft nih, maafkan :p), minggu ini kita jalan-jalan ke Jakabaring nengokin beberapa venue buat perhelatan akber yang akan dimulai bulan depan, SEA Games ke 26. Kebetulan ada @adityasani dan @alderina yang weekend ini ke Palembang, jadi ya lumayan rame jalan-jalannya.

Wisma atlet yang heboh itu

Dimulai dari masuk stadion Gelora Sriwijaya yang dikenal sebagai stadion nomer 2 terbesar di Indonesia setelah Gelora Bung Karno. Dari depan, Gelora Sriwijaya ini bagus banget, sayangnya Palembang begitu terasa gersang akhir-akhir ini, sampe harus ada banyak ibu-ibu pekerja yang nanemin rumput disekitar halaman depan Gelora Sriwijaya, mungkin biar terlihat lebih hijau.

Venue Aquatic

Sampe dengan hari ini, kompleks venue SEA Games ini masih kerasa banget sibuk-sibuknya. Sibuk sama pekerja dimana-mana. Maklum ini udah tinggal sebulan lagi menjelang SEA Games dibuka. Beberapa venue emang udah kelar, kayak stadion bola Gelora Sriwijaya (ini sih udah lama ya :p) dan lapangan tenis. Kedua venue ini yang akhirnya saya dan temen-temen sempet masuk dan foto-foto.

dari pintu barat

Masuk ke stadion bola itu sesuatu banget ya. Saya ini ndak suka nonton bola, jadi harap maklum klo saya ga pernah masuk ke stadion Gelora Sriwijaya yang ternyata keren banget ituh. Sampe didalem, kerasa kayak pemain bola gitu deh, luas banget tapi kita ditegor sama yang nungguin tempatnya karna ternyata ga boleh nginjek rumput dilapangannya. Saya berjanji dalam hati, kalo saya mesti nonton pertandingan bola dikursi VIP Gelora Sriwijaya siapapun yang sedang berlaga dilapangan itu :)

Read more

Belajar Banyak Hal Dari Mustafa Davis

Ini kali kedua temen-temen Wongkito punya kesempatan kerjasama dengan US Embassy Medan. Pertama kali kita sempet ngobrol dengan Sarah Lacy dari Techcrunch, kali ini kita ngobrol sama Mustafa Davis, seorang pembuat film asal Amerika.

Hari itu kita buat kelas Akademi Berbagi (Akber), seperti biasa yang dateng emang ga banyak, cuma seneng aja sih jadi berasa kayak punya guru privat gitu kan ya? :p Mustafa Davis diperkenalkan sama Mbak Meta (perwakilan dari US Embassy Medan), saya langsung bilang ke Mbak Ira, kalo ternyata Mustafa ini mirip banget sama Maher Zein, dan dia ga lupa bilang ‘assalamualaikum’ pas salaman sama tiap orang yang hadir hari itu.

Mbak Meta, Mustafa Davis, Mbak Ira

Kelas Akber dimulai dengan nonton film dokumenter yang dibuat Mustafa dengan judul ‘Malawi’. Film ini lumayan lama sih durasinya, ada kali ya 50 menitan. Bercerita tentang kemiskinan di Malawi ( sering disebut The Warm Heart of Africa). Karena ceritanya tentang kemiskinan di Afrika, ya jangan berharap ada cerita menyenangkan ya, lebih banyak sedih sih liat orang-orang disana, ya kesulitan mereka cari duit, buat makan, sampe terkenal penyakit kolera dan Aids. Setelah kita nonton film itu, baru deh kita nanya-nanya seputar film.

Nonton film Malawi

Film yang baik menurut Mustafa Davis harus punya 3 komponen yaitu hero, badguy dan goal. Jadi, mesti ada yang baik, yang jahat sama tujuannya. Tapi tidak bisa diartikan hero dan badguy-nya itu harus orang ya, bisa aja suatu keadaan. Kayak kemiskinan di film Malawi itu juga disebut dengan badguy-nya. Mustafa juga bilang kalo kita ga perlu punya tools yang bagus dan mahal untuk membuat suatu film, pake kamera henpon juga bisa katanya. Percuma aja kan ya, kita punya kamera yang bagus tapi ga tau siapa yang bisa makenya dan ternyata cerita yang kita buat pun ga bagus, yaa.. sama aja boong kan. Film yang baik itu terletak pada ceritanya, kalo ceritanya bagus dan menarik, pake kamera yang biasa pun akan bagus hasilnya.

Read more

Pagi Tak Pernah Basa-Basi

Minggu pagi ini, saya sepedaan deket-deket rumah. Selama 3,5 tahun terakhir tinggal disini, saya merasa masih belum banyak tau lingkungan sekitar, paling ga soal jalanan deket-deket rumah. Saya lumayan sering sepedaan deket-deket rumah aja, lebih kerasa santai dan ga perlu buru-buru, itu juga cuma pagi atau sore aja. Deket rumah ini kompleks yang rame, banyak mobil dan motor yang seliweran, jadi susah kalo sepedaan.

Mingggu pagi

Pagi ini saya sepedaan ke kompleks atas. Ada banyak hal yang saya liat disana. Ada anak-anak yang lagi latihan karate, ada ayah yang lagi benerin sepeda anaknya, ada beberapa orang bapak-bapak ngobrol di depan rumah dan ada ibu-ibu lagi bebersih rumah. Saya jadi inget ada yang pernah bilang, bebersih rumah itu bagus utk memelihara rasa memiliki tempat kita selalu berpulang.

Semuanya menikmati minggu pagi dengan caranya sendiri, begitu juga seharusnya setiap hari.
Ada hati yang selalu merasa hangat ketika mendengar sapaan ‘selamat pagi’.

Ah… Pagi selalu menginspirasi, bukan basa basi.
Terima kasih untuk selalu menyemangati :)

Pindahan dari Posterous ke WordPress

Setelah 2 tahun ini, blog Alaya di Posterous, akhirnya saya memutuskan untuk pindah aja pake WordPress.
Emang sih niat awal, blog Posterous yang awalnya beralamat di dreeva.posterous.com itu mau dipake untuk foto blog aja, karena suka banget foto-fotoin Alaya, maka akhirnya saya mendeklarasikan kalo blog itu blog foto Alaya. Karena melihat itu blog di update terus, si Ayahnya Alaya akhirnya memberikan alaya.rasyid.net untuk blog tersebut.

posterous-to-wordpress
Posterous to WordPress

Awalnya saya berpikir untuk menceritakan banyak hal tentang Alaya di blog keluarga aja, tapi emang susah ya punya banyak blog, jadi susah di update-nya. Karena lebih suka update foto blog, jadi ya itu blog keluarga nganggur aja gitu, ga di update sejak Desember 2010.

Akhirnya, saya kangen. Saya kangen menulis banyak hal tentang bagaimana menjadi ibu. Membesarkan Alaya penuh proses belajar, buat saya juga buat suami. Sayang banget kalo tidak kami bagi lewat tulisan, siapa tau dibutuhkan untuk pasangan orang tua baru lainnya. Wong saya juga banyak belajar ini itu dari tulisan banyak orang dari internet juga kok :)

Saya mencoba untuk menulis di Posterous, sayangnya Posterous punya masalah di ukuran foto. Ukuran foto yang kita upload ke Posterous akan nongol segede foto itu sendiri, ga bisa resize dan emang ga ada menu edit foto itu, kan susah ya, mau nge-resize foto dulu tiap mau posting trus baru di upload *capek deh*.

Read more