Berawal dari kehebohan Twitter yang melanda di Indonesia, diangkatlah satu film bertema Twitter dan apa yang bisa dihasilkan Si Burung Biru pada kehidupan di Indonesia, yaitu #RepublikTwitter. Ya, memang gambaran seperti itulah saat ini karena Twitter.
“Hidup itu seperti Twitter, Follow.. Unfollow.. Block..”
Diceritakan Sukmo (diperankan Abimana Aryasetya), mahasiswa semester akhir di Jogja dengan akun twitternya @LoroSukmo pergi ke Jakarta bersama temannya, Andre (Ben Kasyafani) dengan tujuan bertemu seorang jurnalis cantik nan bawel, Hanum (Laura Basuki) yang dikenalnya dengan @DyahHanum. Yang awalnya cuma mau ketemu Hanum, Sukmo justru ditawarin kerja di kantornya Bang Belo. Ternyata Sukmo diminta untuk bekerja gak jauh-jauh dari dunai per-twitter-an dimana dia bisa kenal dengan Bang Belo. Sukmo diminta untuk mengelola akun twitter orang-orang penting juga membuatnya menjadi trending topic.
Lain lagi Hanum yang merasa profesinya sebagai jurnalis justru malah tidak didukung oleh keluarganya. Konflik dengan Azis, rekan kerjanya yang mengambil idenya untuk sebuah artikel membuatnya putus asa menjadi seorang jurnalis. Gak cuma ingin mendapatkan hati Hanum, Sukmo akhirnya memberikan info berita besar seputar pekerjaannya pada Hanum yang bisa dijadikan sebagai liputan utama. Tapi ternyata berita besar tersebut membawa masalah diantara Hanum dan Sukmo. Sukmo pun harus berhadapan dengan ambisi Kemal, sang sutradara dibalik fenomena Arif Cahyadi, kepercayaan Bang Belo dan rekan kerjanya dan persahabatannya dengan Nadya, pacar Andre.
Ada banyak hal yang bergeser di era 2.0 ini, kalo dulu bisa tukeran nomer telpon untuk kenalan sama teman baru, sekarang yang ditanya bukan lagi nomer telpon, tapi akun twitter. Ya, jika Facebook kayak KTP buat setiap orang yang mesti punya, Twitter menjadi temen yang tak kalah menariknya untuk dimiliki. Kalo punya Facebook untuk mengumpulkan temen-temen lama, sebaliknya Twitter adalah tempatnya punya temen baru.
Saya sendiri punya akun Twitter sejak 7 Mei 2007, tapi akhirnya bawel ngetwit baru setahun terakhir deh kayaknya. Sejak Twitter heboh, semua orang berlomba-lomba punya akun Twitter, sampe kayaknya semua brand sekarang punya akun Twitter, dan ga cuma brand tapi juga semua institusi yang memberikan pelayanan umum pun sekarang punya akun Twitter. Harusnya ini adalah hal yang menyenangkan, ketika kita bisa lebih dekat dengan sebuah brand, sebuah layanan, sebuah institusi, sebuah akun yang memberikan informasi yang memang kita butuhkan. Cukup dengan mengikuti mereka (follow) di Twitter, kita akan dapet semua informasi yang memang ingin kita tahu.
Contoh yang paling gampang adalah bagaimana kita mengetahui tempat gentayangannya para jenderal @infomaicih misalnya. Yang mau beli keripik dengan level pedas itu bisa cek garis waktu (timeline) mereka, dan kita tinggal beli disana, mudah bukan?.
Tidak hanya itu, jika kita mau bertanya tentang suatu hal yang kita tidak tau dengan suatu info, kita bisa mention akun Twitter tersebut dan mereka pun membalasnya dengan info yang kita butuhkan. Contohnya, saya pernah nanya ke @BNI46 kenapa akses internet bankingnya ga bisa, dan ga lama kemudian mereka membalas memang karena mereka sedang melakukan perbaikan. Sungguh senang rasanya, sepertinya info yang kita butuhkan dengan mudah kita dapatkan. Sebagai pengguna kita mereka senang dekat dengan 1 brand tersebut, dan sebaliknya brand tersebutpun senang karena bisa dekat dengan penggunanya sehingga tau masalah yang sering muncul dan mereka bisa mencarikan solusinya.
Nah, itu yang mungkin seharusnya menjadi keinginan kita bersama, saling menguntungkan kedua belah pihak. Tapi apa yang ada dalam pikiran kita jika ada 1 brand justru tidak menyukai kritikan yang diberikan oleh pengguna? Saya yakin , harusnya tidak seperti itu yang harusnya terjadi.
Seorang teman memperkenalkan saya dengan akun yang katanya dibuat oleh seorang relawan (volunteer) PLN yaitu @plns2jb. Saya ga tau kapan tepatnya, sudah mungkin sebulan terakhir Palembang sering banget mati listrik. Oke kalo 2-3 jam ya, di daerah rumah saya bisa 12 jam satu kali mati listrik, dan itu berulang di hari berikutnya. Saya sadar saya pun sering kali mengeluh soal ini, Twitter adalah salah satu tempat keluhan itu tertampung. Dan, saya tidak pernah mention sekalipun si @plns2jb ini, temen-temen saya lah yang akhirnya memperkenalkan saya dengan akun ini. Saya tak juga follow akun tersebut. Hari ini saya menerima mention seperti ini :
Saya tidak follow akun tersebut, karena itu saya coba cek timeline mereka, dan benar saya lihat timeline dan akun ini malah memblock beberapa twitter yang dianggap ga berguna.
Ga lama kemudian saya dapet mention dari @plns2jb berikut isinya :
Twitter sekarang udah jadi tren di masyarakat Indonesia setelah Facebook. Setiap yang udah punya Facebook sekarang berasa penting punya Twitter. Apalagi, semua acara tv hari gini udah ada akun Twitter-nya sendiri. Twitter jadi sarana percakapan paling gampang dan cepet, malah lebih cepet di reply tiap ada mention dibanding sms :)
Untuk itu, semua orang berburu aplikasi mobile yang paling enak dipake buat Twitter-an buat dipake di henpon masing-masing. Seiring dengan perkembangan teknologi sekarang, aplikasi yang ada sudah semakin banyak, baik itu untuk tipe hp biasa dengan os symbian, untuk blackberry dan sekarang android. Beberapa aplikasi udah pernah saya coba bagi kan ya yang dibagi untuk mobile dan desktop, ntar diposting berikutnya akan saya coba klasifikasiken untuk berbagai OS.
Bagi pengguna Blackberry, aplikasi Twitter yang biasa digunakan yaitu Twitter for Blackberry dan UberSocial (sebelumnya dikenal dengan UberTwitter). Nah, kali ini saya coba berbagi apa kurang dan lebihnya 2 aplikasi ini.
Bagi pencinta Facebook dan Twitter, kamu semua wajib nyobain yang namanya web browser 1 ini, Rockmelt.
Layaknya web browser lain, memang web browser ini sama dengan Firefox, Flock, Internet Explorer, dsb, cuma bedanya si Rockmelt ini lebih ciamik dipake buat yang suka FB dan Twitter, karena dilengkapi langsung (bukan add on ya) dengan sidebar chat FB dan update mengupdate status :D
Memang kalo diliat ini browser sama kayak Google Chrome, cuma emang ada tambahan sedikit disisi kanan kirinya. Tapi, justru inilah kelebihan Rockmelt. Sebagai pengguna setia Google Chrome dan memang penyuka social network saya langsung dah jatuh hati pada si Rockmelt ini.
Contoh enaknya dimana ?
Mau update status Twitter atau FB? Ga perlu repot buka FBnya dulu atau buka Twitter web, langsung aja di sisi kanan atas ada profil kita, tinggal klik, muncul deh form updatenya
Bagi temen-temen yang doyan gabung ke sosial media, ayo kenalan sama Foursquare. Foursquare sebenernya ga baru-baru amat, cuma emang saya yang baru tau :D
Foursquare itu semacem sosial media yang bisa mengeksplorasi tempat-tempat yang sedang kita kunjungi. Nah, tempat ini berhubungan sama Google Maps gitu. Jadi, dia bisa tau keberadaan kita lagi berada di sekitaran mana, jalan apa gitu. Uniknya, dia punya scoring dan lagi-lagi yang menarik seperti Plurk, Foursquare punya Badge, yang bisa didapatkan. Badgenya lucu dan terkadang ga mudah dapetinnya :)
Cara maennya gimana?
Itu juga pertanyaan saya diawal, carannya sebenernya gampang. Check in lah kamu ditempat yang kamu bisa search, apalagi dengan Google Maps bisa kecari deh tuh tempat-tempat yang berada dekat dengan lokasi kalian sekarang. Kalo emang blom kedeteksi tempatnya (venue) silahkan add venue. Tiap kamu berada 2 kali di venue yang sama kamu akan jadi Mayor di venue tersebut. Eh, bagi yang baru gabung jangan lupa current location kamu di setting memang di kota kamu, biar venue-nya bisa di cek sesuai tempat kamu.