Literasi Bukan Cuma Soal Membaca

Sebenarnya untuk semua hal soal baca dan buku sudah punya tempat sendiri diblog buku saya nike.my.id. Sebelum tahun 2013 saya masih nulis review buku dalam blog ini, kadang saya aja bosen kenapa postingnya banyakan review buku daripada ngomongin hal lain. Dan atas bujukan kawan-kawan di Goodreads, saya akhirnya punya blog buku tersebut dan bergabung ke Blogger Buku Indonesia. Tapi kali ini bukan cuma soal buku dan membaca tapi literasi.

Apa sih literasi itu? Menurut KKBI literasi diartikan :

  • kemampuan menulis dan membaca
  • pengetahuan atau keterampilan dalam bidang atau aktivitas tertentu
  • kemampuan individu dalam mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup
ilustrasi dari shutterstock.com

Literasi sendiri berasal dari bahasa latin literatus yang artinya orang yang belajar. UNESCO mengartikan Literacy is the ability to identify, understand, interpret, create, communicate and compute, using printed and written (and visual) materials associated with varying contexts. Jadi bisa diartikan literasi itu adalah kemampuan individu untuk membaca, memahami, mengartikan dan menulis juga berbicara dalam bidang tertentu.

Mengutip tulisan Najelaa Shihab :
Literasi berkait kompetensi berpikir dan memproses informasi, karenanya bukan hanya soal keterampilan membaca apalagi mengeja. Seseorang dengan tingkat literasi tinggi, mempunyai kemampuan penalaran dan pemecahan masalah dalam berbagai bidang, berkait sains dan numerasi juga finansial.

Read more

Pinjam Buku di Perpustakaan Daerah Sumatera Selatan

Demi menggalakkan #AyoMembaca marilah pinjam buku ke perpustakaan!

Sudah sebulanan ini saya dan keluarga, setiap akhir pekan berkunjung untuk pinjam buku di perpustakaan. Sebenarnya didasari keinginan menumbuhkan minat baca pada anak-anak seiring menariknya visualisasi yang ditawarkan Youtube sekarang ini. Jadi, tiap kali berkunjung selalu saya gak lupa ngetwit dan snap beberapa foto ke Instagram Story. Dari sana lumayan banyak juga yang nanya itu di mana tempatnya, sampe ada yang nanya gimana perpustakaan daerah Sumsel itu saat ini (secara mungkin mereka udah lama gak ke sana). Baiklah, untuk itu tulisan ini dibuat, kali-kali aja temen-temen yang di Palembang jadi tergerak lagi untuk berkunjung ke perpustakaan dan boleh jadi ikut meminjam buku di sana.

Perpustakaan ini sempat sering saya kunjungi saat kuliah, teks buku untuk kuliah biasanya banyak, jadi ya bagus banget kalo bisa pinjam saja, apalagi bukunya kan harganya mahal-mahal ya. Nah, sejak suami yang bikin sistem perpustakaan di sana banyak cerita tentang yang dia buat ya akhirnya berkunjung lagi lah. Bener aja, sekarang sudah jauh terkomputerisasi dengan baik, malah canggih punya mesin untuk pinjam dan pengembalikan buku mandiri alias di tap-tap aja gitu.

Masuk ke perpustakaan, bagi yang mau daftar bisa langsung isi form di komputer yang sudah disediakan dibagian kiri pintu utama. Gak perlu bawa fotokopi ktp atau identitas kok, yang penting isi formnya, isi aja data diri di sana, kalo udah selesai, langsung ke petugas di depan daftar-corner tersebut untuk difoto. Sudah foto, tunggu sebentar kartu perpusnya langsung jadi dan terdaftar untuk 365 hari ke depan alias satu tahun. Kalo udah satu tahun, nanti kalian wajib perpanjang. Gak perlu bikin lagi, cukup bilang ke petugas untuk memperpanjang kartunya.


Read more

Cara Menumbuhkan Minat Baca Pada Anak

Mungkin kita harus sepakat dulu bahwa minat baca itu tidak tumbuh dengan sendirinya? Iya kan?
Nah, dari situ tulisan ini bisa dimulai.

Membaca tulisan Mbak Utami di sini soal minat baca, sebenarnya sudah lama saya ingin ikut menuliskan tentang minat baca ini, tapi baru sekarang akhirnya terwujud menuliskannya :D

Saya sadar, sebagai seseorang yang suka membaca, saya memulai semuanya dari kecil. Bapak saya dulu tidak henti membelikan kami (saya dan adik saya) majalah semacam Bobo dan Donald Bebek dari kios kecil depan restoran tiap kali kami mampir makan di sana. Kalo ke Gramedia ya biasa ya beli komik kayak Doraemon, Dragon Ball gitu. Makin besar bisa langganan majalah dan makin gede lagi, saya belum punya duit sendiri buat beli buku, dari SMP hingga SMA saya sisihkan duit jajan saya yang gak seberapa itu buat nyewa buku di taman bacaan depan sekolah. Harga sewanya 10% dari harga beli bukunya. Saat itu senang saya bisa baca banyak komik dan novel hanya dengan meminjam. Dari sana lah awalnya kebiasaan membaca menjadi hal yang menyenangkan, menjadi hobi yang terus dibawa hingga kini. Dari sana juga saya mengerti bahwa kebiasaan membaca itu haruslah ditumbuhkan sedari kecil, dipupuk agar bisa berkembang dengan baik hingga dewasa.

Saya juga sadar, saat ini berbeda dengan zaman dulu, di mana belum ada smartphone canggih yang bisa ini itu, dulu udah punya komputer buat bikin tugas aja udah alhamdulilah. Kalo mau internetan, mesti ke warung internet (warnet). Anak zaman sekarang dimudahkan dengan gawai (gadget), lebih suka visualisasi yang bisa mereka tonton di Youtube dibanding ilustrasi yang ada dalam buku, lebih menyenangkan memang. Itu lah yang terjadi pada anak-anak saya. Ditengah gempuran Youtube yang menyenangkan buat ditonton, saya bisa dibilang berjuang banget agar buku dan membaca bisa mendapatkan tempat ditiap hari mereka. Beberapa langkah ini yang saya lakukan untuk itu.
Read more

Beli Buku Rajut, Dimana?

Setelah banyak yang nanya saya biasa beli benang rajut dimana, selanjutnya di Instagram banyak juga yang nanya beli buku rajutnya dimana.

Nah, kali ini setelah sempet beres-beresin buku rajut yang kececer dimana-mana (kadang di meja kamar, kadang ditumpukan buku cerita punya Alaya, kadang sengaja ditinggal ditumpukan project rajug yang lagi dikerjain), saya fotoin dulu koleksi buku-buku rajut yang saya punya hingga saat ini, setelah empat tahun saya bisa ngerajut.

C360_2017-03-25-19-12-49-841
buku luar

Saya sih memang suka beli buku (ya beli banyak, bacanya nyicil) ya itu novel memang yang sering dibaca. Tapi sekitar 2 tahun terakhir saya mengurangi beli buku dengan alasan karena lemari buku saya penuh sesak, malah ada 2 rak yang bukunya belum saya baca. Nah, untuk buku rajut ini saya pisahin letaknya sama buku lain. Saya simpen dalem kotak plastik. Itu pun saya pisahin, buku lokal dan buku luar. Walau saya cenderung lebih suka buku luar, saya juga punya buku-buku rajut lokal ๐Ÿ˜ƒ

C360_2017-03-25-19-10-58-222
buku Jepang

Untuk buku lokal alias buku yang ditulis oleh penulis Indonesia, saya biasanya beli di toko buku yang ada aja, kayak di Gramedia gitu, di toko online yang jual peralatan rajut juga banyak kok, bisa cari disana. Satu hal yang saya rasa kurang untuk buku-buku lokal itu karena biasanya gak banyak motif dan warna yang cantik kayak yang biasa kita lihat di tagar #crochet dalam Instagram.

C360_2017-03-25-19-57-55-490
buku lokal

Read more

Antara Buku Beneran dan Ebook

Sadar atau tidak sebenernya setiap hari itu kita melakukan aktivitas membaca. Entah itu baca koran, buku atau baca timeline Facebook/Twitter/Path. Ada sebagian orang yang lebih menyukai bawa buku kemana-mana, hingga sering kali saya menemui orang yang selalu bawa buku dan membaca pas di kendaraan umum atau cafe misalnya. Selalu menyenangkan. Seorang teman malah membuat tagline di blog bukunya, ‘Di Dunia Kami, Menunggu itu Membaca’.

Sekarang, seiring dengan perkembangan teknologi, buku pun bergerak menjadi buku digital alias ebook. Orang gak perlu berat-berat bawa buku beneran, tinggal bawa Ebook Reader atau Tablet aja gitu. Lebih gampang.

Read more

Amazon Akuisisi Goodreads

Mungkin akan Berasa kayak Kindle dan Goodreads jadi satu.

Bagi yang belum tahu, Amazon adalah salah satu situs belanja terbesar di dunia. Dulu banget sih emang jualnya buku-buku, sekarang sih apa aja dijual disana. Amazon sendiri memproduksi ebook reader sendiri yang diberi nama Kindle. Saya salah satu penggunanya.

Goodreads adalah jejaring sosial pencinta buku. Bisa dibilang ini adalah database terbesar buku-buku di dunia. Orang kalo mau cari tahu soal salah satu buku biasanya ngecek ke Goodreads dulu untuk tahu rating dan juga review banyak pembacanya. Eits… tapi jangan salah ya, banyak yang mengira Goodreads menyiapkan banyak buku untuk bisa dibaca secara online. Walau sebenernya bisa baca ebook via aplikasi Goodreads di iOS tapi itu bukanlah keunggulan utama Goodreads.
Read more

Lawan Tulisan Dengan Tulisan

Sebenarnya sudah seminggu tulisan Damar Juniarto tentang Pengakuan Internasional Laskar Pelangi di Kompasiana itu diterbitkan. Saya membaca tulisan panjang itu, dan disanalah saya juga baru tahu nama asli Mas Amang (atau @scriptozoid ) begitu dia dikenal di kalangan Goodreads.

gambar : leverage-pr.com
gambar : leverage-pr.com

Terlepas dari Mas Amang dekat dengan teman-teman Goodreads, saya merasa tulisannya di Kompasiana itu begitu bagus, begitu lengkap, tentunya dia gak akan nulis begitu kalo memang dia gak tahu bener gimana gimananya soal buku penulis ngetop, Andrea Hirata itu.

Saya sendiri penyuka karya Andrea Hirata, silakan buka halaman Goodreads saya disana terlihat penulis favorit saya ya salah satunya Andrea Hirata. Saya kaget ketika kemarin pagi timeline Twitter heboh jika Andrea Hirata memperkarakan tulisan Mas Amang tersebut. Saya gak menyangka langkah tersebut yang diambil oleh Andrea Hirata atas sebuah tulisan tentang karyanya.

Read more