Belajar Parenting ala The Return of Superman

Saya penyuka drama Korea, itu tak usah diragukan lagi. Tapi saya gak terlalu suka K-Pop, penikmat cowok gantengnya aja sik, lagunya gak gitu :p
Satu lagi, saya suka variety show Korea. Ya paling suka Running Man, kalo udah ketinggalan 1 episode aja rasanya gimanaaa gitu, berasa kurang hiburan lah saya :D

Ternyata, variety show The Return of Superman juga menarik. Gak terlalu seru sih kayak RM tapi yang ini lebih kerasa ‘belajar jadi orangtua’nya.

Saya akui dan saya sadar bahwa menjadi orangtua itu suatu pembelajaran seumur hidup. Setidaknya sebagai orangtua, kita banyak belajar entah itu dari orangtua kita, dari buku, seminar parenting atau juga tontonan. Gak semua yang kita baca di buku parenting dan seminar parenting mampu kita terapkan pada anak. Karena itu setiap orangtua punya caranya sendiri dalam bagaimana mendidik anaknya.
image

The Return of Superman yang paling saya suka ya pastinya triplet alias kembar tiga cowo anaknya Song Il Gook yaitu Daehan, Minguk dan Manse. Si kembar tiga ini lucuuuu banget. Selain itu mereka ini anak yang manis walau ya mereka tetap anak-anak yang kadang bertingkah macem-macem. Superman lah si ayahnya. Il Gook adalah ayah hebat yang mampu gendong kembar tiga ini sekaligus dan yang pasti saya suka parenting style-nya.

Read more

Gemilang Airlangga Rasyid

Saya merasakan kembali perjuangan perempuan yang melahirkan.

Akhir September hingga awal Oktober 2015 saya deg-degan terus dan harap-harap cemas karena akan melahirkan anak kedua saya. Hasil USG semuanya baik dan bisa dilahirkan normal. Sepanjang yang saya bisa saya terus berdoa agar diberi kelancaran selama persalinan dan jika bisa normal dan semuanya sehat.

Memasuki 36 minggu, semua sudah siap secara mental. Saya udah sering ngepel jongkok, jalan kaki di rumah (karena gak memungkinkan di luar rumah sejak ada kabut asap), minum air kelapa muda seminggu 3x, rajin bebersih rumah, tas buat ke rs udah siap. Termasuk bilang ke suami untuk siap-siap.

Saya sudah pasrah karena hingga menginjak usia 39 minggu ini anak masih betah aja dalem perut. Kakaknya,  Alaya udah ikutan Eyangnya ke Lampung dan pulang lagi pun si adek belum lahir. Saya udah ketar ketir padahal, agak takut juga si baby lahir ketika ibu saya lagi gak ada deket saya. Jujur saja, ibu adalah seorang yang juga ikut menguatkan selain suami yang harus ada disebelah saya ketika melahirkan.
Read more

Botol Kaca dan Plastik

Mungkin saya seorang yang gemar menyimpan banyak barang. Yang udah gak kepake, semisal kotak sereal atau kotak susu Alaya, kotak sepatu atau botol-botol bekas selai. Dengan satu alasan sebenernya, yaitu… Siapa tahu aja nanti bisa dipake buat apa gitu.

Bener aja sih, kayak botol selai itu bisa dipake lagi buat tempat bumbu dapur seperti garam, merica, kayu manis bubuk, dsb. Kotak sepatu lebih berguna lagi karena saya pake buat kotak serba guna seperti kotak buat mainan Alaya, buat benang-benang rajut dan juga buat tempat taruh underware di laci lemari biar lebih rapi. Kotak sereal biasanya dipake cuma buat kotak hadiah-hadiah sebelum dibungkus kado gitu sih.

Saking senengnya saya sama wadah bekas itu, saya jadi menyimpan itu semua sampe kadang bingung naruhnya dimana lagi. Kayak botol selai yang semakin banyak dan bertumpuk. Akhirnya saya masukin karung karena udah gak tau mau dipake buat apalagi.

Read more

E-KTP Berlaku Seumur Hidup

Setelah menunggu lebih dari 2 tahun, akhirnya e-KTP yang ditunggu-tunggu selesai juga. Awal Agustus suami dapet sms, kalo e-ktpnya sudah selesai dan sudah bisa diambil. Abis baca sms itu, langsung ngucap hamdalah deh :)

Setelah diambil, pas ambil eh kaget pas tahu ternyata e-ktp tersebut berlaku seumur hidup. Soalnya yang saya tahu juga ktp yang berlaku seumur hidup itu yang udah berusia lansia gitu. Ngeliat yang punya adek juga mama sih masih ada masa berlakunya juga, makanya rada kaget pas ternyata berlaku seumur hidup. Hamdalah lagi dong ya, gak ribet lagi mau perpanjang. Untungnya semua data nama, alamat, dsb dsbnya bener semua.

e-ktp Nike
e-ktp Nike

Temen-temen di Wongkito pas saya bilang e-ktpnya berlaku seumur hidup gak percaya, sampe saya tunjukin foto e-ktpnya barulah mereka percaya. Secara kebanyakan kan berlaku hingga 2017 semua. Ternyata setelah di Googling, memang untuk pembuatan e-ktp terhitung sejak pertengahan tahun 2014 itu akan berlaku seumur hidup, katanya sih untuk menghemat biaya. Lah, bukannya dari awal e-ktp itu dicanangkan emang maunya gitu ya.

Tadinya saya kan udah setahun lebih gak pake ktp, sekarang berasa lagi udah jadi penduduk Indonesia lagi. Karena ktp adalah segalanya untuk ngurus ini itu selain Kartu Keluarga, jadi ya rasanya ktp ini hal yang mesti ada dan berlaku.

Saya sih maunya gak cuma e-ktp yang bisa berlaku seumur hidup, tapi SIM dan paspor juga begitu :D

E-KTP Yang Tak Kunjung Selesai

Saya adalah tipe orang yang malas sekali harus mengurus ini itu yang membuang waktu lama. Pengennya sih semua jadi lebih mudah dan cepat, itu tho yang kita semua inginkan? Makanya dibuatlah sistem online. Tapi sepertinya Indonesia atau orang-orang pemerintahannya (apalagi daerah)  seperti tidak mau cepat-cepat belajar untuk sistem yang lebih cepat dan mudah.
Menyebalkan!

Sekitar 2 bulan sebelum KTP lama saya mati, itu awal Januari 2014 saya dan suami mengurus e-KTP. Datanglah kami ke kecamatan, trus dilakukanlah scan sidik jari, ya kesepuluh jari tangan (yang entah apa gunanya sampe harus 10 jari) sampe retina. Saya berdecak kagum karena ternyata orang kecamatan lumayan cekatan dalam hal ini dan juga alatnya. Berikut foto menggunakan kamera DSLR yang disediakan.

Setelah selesai kami pun berharap akan segera selesai dong ya ektpnya. Orang kecamatan bilang akan selesai dalam jangka waktu 1-2 bulan. Tapi… Hingga sekarang ektp yang dijanjikan belum juga selesai.
Sudah setahun lebih, entah apa dan bagaimana seharusnya mengapa semuanya yang harusnya menjadi mudah malah jadi lebih lama.

Read more

Ramadhan 1436H : Alaya Belajar Puasa

Tahun ini bulan September nanti Alaya genap 6 tahun, rasanya gak terasa ini anak udah beranjak besar dan sebentar lagi masuk SD.  Saya dan suami sepakat bahwa tahun ini Alaya harus sudah diperkenalkan dengan puasa Ramadhan, menahan haus dan lapar untuk setengah hari saja dulu hingga adzan zuhur, namanya juga belajar.

Sahur pertama (hingga hari ini) susah gitu bangunnya, mesti digendong Ayah dulu dari kamar sampe meja makan. Dia gak mau makan, maunya cuma minum susu aja segelas. Ya sudah, saya sih gak maksa harus makan juga secara ini anak udah bangun sahur aja kan udah dapet berkahnya.

Bangun pagi biasa dia main sambil nonton Disney, jam 10an barulah dia mulai pegang-pegang perut sambil berkomentar kayak gini :
“Bunda, masih lama ya buka puasa? ”
“Bunda, perut Alaya udah grumbling”
“Bunda, gimana ini Alaya pengen makan (sebut makan yang dia pengen)”
Begitu terus dan akan diulang sejam kemudian hingga menuju adzan zuhur.
Alhamdulilahnya ini anak masih mau dibujukin, bentar lagi bukanya jam 12 trus dia balik ke kamar sambil nonton dan main apa aja, dari play dough sampe mewarnai dan sampe dia tidur-tiduran dikasur :senyum:

Untuk sholat juga udah lumayan dia hafal gerakannya walau masih bertanya ini sholat apa dan berapa jumlah rakaatnya, masih suka kebalik. Nanti belajar lagi Alaya bilang.
Senangnya lagi Alaya juga udah tahu apa itu pahala, gimana biar dapet pahala dan tentang surga.

Read more

Memahami Hubungan Ayah & Anak Dari Toba Dreams

Sukses itu bukan saat kamu berhasi jadi orang kaya, tapi saat kamu berhasil menjadi orang baik.

Seorang teman merekomendasikan film Toba Dreams ini pada saya dengan testimonial bahwa film ini adalah film Indonesia terbaik yang pernah ia tonton. Oke…baiklah, akhirnya dengan tidak menonton trailernya lebih dulu saya putuskan untuk menonton film dimana Vino G. Bastian berakting dengan istrinya sendiri, Marsha Timothy ini. Toh ini bukan film keduanya yang pernah saya tonton, sebelumnya saya sudah pernah menonton Air Mata Terakhir Bunda, dimana pasangan ini juga yang main.

Sesuai judulnya film ini tentu film yang bersetting Danau Toba. Benar saja, sepanjang film mata saya menikmati keindahan Danau Toba nan indah itu. Jelas dari judulnya pun kita suah tahu, film ini akan kental dengan budaya batak walau tak hanya di Balige syutingnya tapi juga tetap ada Jakarta.

Film dimulai dengan Sersan Tebe (Mathias Muchus) yang pensiun dari pekerjaan sebagai anggota TNI Angkatan Darat. Sebagai seorang prajurit pembela negara nan idealis, segera setelah selesai masa kerjanya dia mengajak istri dan 3 anaknya, Ronggul (Vino Bastian), Semurung dan Taruli kembali ke desa tempat dia berasal yaitu di Balige, Toba. Sebagai seorang bapak yang sering bertugas semasa kerjanya, Ronggul sebagai anak tertua tidak mendapat didikan langsung dari Sang Ayah dan ia juga merasa ayahnya tidak sayang padanya dibandingkan 2 adiknya yang lain. Ronggul akhirnya besar menjadi anak yang keras kepala dan selalu berbeda pendapat dengan sang ayah. Pak Tebe mengatakan Ronggul adalah anak yang berperangai buruk. Ronggul sebenarnya ingin menjadi apa yang dia inginkan, bukan menjadi apa yang ayahnya inginkan menjadi seorang prajurit. Sebagai seorang prajurit Pak Tebe mengharuskan anak-anaknya menjadi apa yang ia mau layaknya komandan pada anak buahnya.

Read more