Susahnya Meminta Penjual Tidak Menggunakan Kantong Plastik

Saya termasuk seorang yang suka belanja di pasar tradisional. Selain karena harganya lebih murah dibanding di supermarket, rasanya menyenangkan memilih banyak jenis sayur, buah serta daging, ikan, ayam sampai ke bumbu yang diperlukan di pasar. Paling tidak jika kita belanja di pasar bisa lebih membantu para pedagang kecil. Selain itu, bisa cari sayur dan buah yang lebih segar.

gambar dari http://goodybagbsd.weebly.com

Paling tidak saya ke pasar satu kali dalam seminggu. Jadi, saya akan membeli kebutuhan dapur untuk seminggu itu. Sejak tahun lalu saya mulai mengurangi penggunaan kantong plastik, untuk itu saya bawa keranjang anyaman jika belanja ke pasar. Selain itu, saya juga bawa wadah kotak plastik yang diperlukan untuk wadah daging, ayam potong, ikan, kerang, cumi, udang, tahu sampe cabai dan tomat.

Saya termasuk yang suka mencatat apa saja yang akan dibeli, jadi saya bisa memperkirakan berapa kotak plastik yang saya butuhkan untuk belanja hari itu. Jadi, saya bisa memastikan wadah saya bawa cukup untuk keperluan belanja saya hari itu. Walau begitu, saya merasa masih saja sulit untuk meminta penjual tidak menggunakan kantong plastik, malah ditambah dengan tatapan aneh penjual.

Read more

April 2019 Nanti Bukan Cuma Milih Wiwi Wowo

Saya termasuk yang bosen liat timeline media sosial yang isinya rame-rame soal pasangan capres dan cawapres, tiap hari trending topic Twitter selalu ada aja mereka. Mending kalo ramenya adalah debat berfaedah, malah banyakan saling menjatuhkan diantara kedua kubu. Buzzernya pun kerjanya kenceng banget, banyak sih yang saya follow trus saya mute dulu deh untuk beberapa waktu, paling tidak sampe bulan April nanti.

gambar dari shutterstock.com

Tiap hari berita selalu dipenuhi tentang kegiatan pasangan No 1 dan No 2, ke mana, ngapain aja sampe-sampe mau foto aja sekarang susah pake gaya memperlihatkan jari. Kasih jempol, dianggap memihak No 1. Pake logo peace yang banyak dipake kayak orang Korea gitu, dibilangnya memihak No. 2. Padahal kadang spontan aja, lah wong itu pose yang biasa aja kan. Waktunya aja sekarang yang bikin pose begitu terlihat serba salah. Menyebalkan.

Kemalasan saya ngomongin politik di media sosial itu adalah sikap politik saya. Saya menghargai semua yang saya follow, mau ngomongin politik gimana, ya monggo aja, silakan aja. Jungkir balik tiap hari ngomongin mau milih pasangan yang mana, ya rapopo. Kecuali…. itu orang udah menjelekkan pasangan lain, ngotot, memaksa orang lain memilih sama seperti pilihannya, apalagi sampe sebar-sebar hoaks. Maka saya udah pastikan orang itu saya unfollow atau mute dulu sementara waktu. Kita boleh punya sikap, tapi coba lah untuk menghargai orang lain dengan sikap yang juga dia punya.

Read more

Anak-Anak Korban Orangtuanya

Anak adalah buah hati orangtua, buah cinta kasih orangtuanya. Itu teorinya. Normalnya begitu. Lalu apa ada anak yang ‘tidak normal’? Tidak normal di sini bukan karena seorang anak dilahirkan dengan kekurangan secara fisik, tapi lebih dari itu, kekurangan yang secara psikologis dirasakan si anak, yang dia bawa dari kecil hingga ia besar.

Ada anak-anak yang dilahirkan tanpa cinta, hasil perkosaan misalnya, ada juga anak-anak yang lahir dari sebuah kesalahan dari orangtuanya, yang kadang mati-matian ingin digugurkan sejak dari janin, ada anak-anak yang ditinggal pergi oleh orangtuanya, ‘dititipkan’ ke keluarga lain, pada panti asuhan dan sebagainya. Mereka tetap anak-anak normal, tapi bukan dari keluarga yang dikatakan orang-orang ‘normal’.

Anak dengan label ‘diluar nikah’ misalnya. Sama sekali anak itu gak salah, gak minta kok dia dilahirkan ke dunia, yang salah adalah perbuatan orangtuanya. Berhenti mengungkit atau mencap si anak dengan label seperti itu, dia tetap anak normal yang harus kita samakan dengan yang lainnya, tak berbeda. Cerita Ganda dalam novel No Place Like Home contohnya, menggambarkan rasa sakit hati yang dibawa Ganda atas label anak diluar nikah sejak dia kecil. Kadang malah keluarga terdekat yang paling sering mengungkit dan menjadikan sakit itu lebih parah. Rasa sakit ini malah membawa dendam berkepanjangan pada orangtua sendiri lalu terbawa hingga anak dewasa.

Read more

Literasi Bukan Cuma Soal Membaca

Sebenarnya untuk semua hal soal baca dan buku sudah punya tempat sendiri diblog buku saya nike.my.id. Sebelum tahun 2013 saya masih nulis review buku dalam blog ini, kadang saya aja bosen kenapa postingnya banyakan review buku daripada ngomongin hal lain. Dan atas bujukan kawan-kawan di Goodreads, saya akhirnya punya blog buku tersebut dan bergabung ke Blogger Buku Indonesia. Tapi kali ini bukan cuma soal buku dan membaca tapi literasi.

Apa sih literasi itu? Menurut KKBI literasi diartikan :

  • kemampuan menulis dan membaca
  • pengetahuan atau keterampilan dalam bidang atau aktivitas tertentu
  • kemampuan individu dalam mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup
ilustrasi dari shutterstock.com

Literasi sendiri berasal dari bahasa latin literatus yang artinya orang yang belajar. UNESCO mengartikan Literacy is the ability to identify, understand, interpret, create, communicate and compute, using printed and written (and visual) materials associated with varying contexts. Jadi bisa diartikan literasi itu adalah kemampuan individu untuk membaca, memahami, mengartikan dan menulis juga berbicara dalam bidang tertentu.

Mengutip tulisan Najelaa Shihab :
Literasi berkait kompetensi berpikir dan memproses informasi, karenanya bukan hanya soal keterampilan membaca apalagi mengeja. Seseorang dengan tingkat literasi tinggi, mempunyai kemampuan penalaran dan pemecahan masalah dalam berbagai bidang, berkait sains dan numerasi juga finansial.

Read more

Teman Perjalanan

Siapa yang tidak menyukai perjalanan? Saya kira ada-ada saja, misalnya bagi orang yang sering merasa mabuk dalam perjalanan darat atau laut. Tapi tiap kita pasti melakukan banyak perjalanan, entah itu perjalanan pendek atau yang jaraknya jauh.

Perjalanan mau jaraknya pendek atau dengan jarak jauh sekalipun tetap akan menarik dilakukan bersama teman atau keluarga, tapi bagi traveler sejati, mau sendiri pun tak masalah. Beberapa teman saya contohnya, sering sekali melakukan solo traveling dan mereka merasa senang-senang saja. Walaupun ada beberapa kekhawatiran kala melakukan perjalanan sendirian.

ilustrasi dari shutterstock.com

Dalam IG Story Omnduut pernah melakukan jajak pendapat, apa yang menjadi kekhawatiran dalam melakukan perjalanan sendirian beberapa diantaranya yaitu ;

Read more

Membiasakan Memilah Sampah

Pagi ini, seperti biasa abang yang ngumpulin sampah ngetok rumah, itu artinya harus bayar iuran rutin tiap bulan. Biasanya tiap bulan saya selalu mengeluarkan sampah yang sudah saya pilah yaitu sampah plastik PET juga kardus untuk diberikan ke abangnya.

Saya lupa kebiasaan ini sudah berapa lama saya lakukan. Saya cuma merasa bahwa sudah sewajarnya kita di rumah memilah sampah berdasarkan jenis-jenisnya. Niatnya cuma satu, supaya yang butuh sampahnya untuk didaur ulang bisa dengan mudah ngambilnya. Untuk abang pengangkut sampah juga akan lebih senang menerima sampah yang sudah dipilah, mungkin bisa dia kumpulin ke pengepul sampah dan akhirnya bisa jadi tambahan pemasukan.

Indonesia sudah masuk darurat sampah. Miris rasanya melihat banyak hewan laut yang terdampar dan mati karena memakan banyak sampah plastik. Ini juga untuk kelangsungan hidup bumi ini. Saya bukan lah aktivis lingkungan hidup, tapi kita semua perlu melakukan hal kecil yang berdampak besar bagi kehidupan selanjutnya. Apa hal kecil itu? Banyak sih, sebut aja ;

Read more

Isu Pelecehan Seksual, Dari Drama Hingga Trauma

Tulisan ini di draft sejak lama, saya merasa gatel pengen nulis tentang hal ini setelah isu ini berkali-kali dateng di drama Korea yang saya tonton.

Ya, soal isu pelecehan seksual ini selalu yang banyak jadi korban adalah perempuan, walau memang tetap ada saja korban laki-laki. Drama Korea yang saya tonton jelas sekali banyak mengangkat isu ini, sebut saja salah satunya adalah serial Criminal Minds : Korea dan Live. Live sendiri adalah serial tentang beberapa petugas polisi baru yang jadi polisi patroli dan salah satunya, polisi perempuan pernah menjadi korban pelecehan seksual. Di sana dia harus menyelamatkan anak perempuan yang menjadi korban serupa dirinya. Pada saat itulah dia sadar, bahwa ternyata pengalaman saat itu menyisakan trauma hingga dia dewasa. Dia mencoba untuk mengobati sendiri trauma itu, tapi tetap saja trauma tetaplah trauma. Mengurangi bisa, melupakan mungkin tidak bisa.

Read more