Harta itu semakin besar, semakin mahal, akan semakin lelah kamu menjaganya. Tapi ilmu, semakin dalam, semakin luas, semakin kuat, dialah yang akan menjagamu.
Quote itu saya temui dalam film Air Mata Terakhir Bunda. Saya gak berencana akan menonton film ini jika saja saya tidak mendapati undangan nonton ini dikirimkan Kak Arie beberapa hari yang lalu. Lumayan, karena udah lama gak nonton dan menurut saya film lumayan juga buat ditonton.
Benar saja, film ini bagus, bikin haru, kalian yang nonton mungkin perlu menyiapkan tissue, dan film ini akan membuat kalian lebih mencintai lagi sosok seorang ibu.
Sriyani (Happy Salma) adalah seorang ibu dari Delta (Vino G Bastian) dan kakaknya Iqbal (Rizky Hanggono) yang sehari-harinya berjualan Lontong Kupang di Sidoarjo. Sriyani membesarkan kedua anaknya sendirian setelah berpisah dari suaminya, sejak Delta masih dalam kandungan.
Kemaren nonton film I Give It A Year. Tentang Josh dan Nat. Mereka ketemu, saling jatuh cinta, gak lama langsung menikah. Dalam pernikahan mereka gak ada masalah, mereka bahagia tapi gak bahagia banget. Biasa aja gitu. Sampe keduanya ketemu orang lain yang membuat mereka semangat dan bahagia banget.
Nat yang kerja kantoran dan selalu tampil rapi kadang suka kesel liat Josh yang penulis buku, tampil santai dan terkadang malu-maluin. Nat ketemu Guy dan Josh emang udah lama kenal Chloe. Dari sana, Josh dan Nat merasa mereka punya pasangan yang salah. Tidak ada yang salah dengan pernikahan mereka, cuma mereka gak merasa lebih hidup satu sama lain.
Josh dan Nat menjalani hingga setahun pernikahan dan mereka akhirnya berpisah dengan bahagia (beneran, mereka bahagia banget berdua pas bilang mau pisah) dan bersama orang lain yang bikin hidup mereka lebih hidup dan bahagia.
Bersenang-senanglah karna waktu ini yang kan kita rindukan di hari nanti….
Saya ingat betul waktu perpisahan SMA lagu ini adalah lagu yang paling berasa dan juga satu lagu lagi lagunya Project Pop.
Jika tua nanti kita tlah hidup masing-masing, ingatlah hari ini….
Hal yang menyenangkan ketika lulus SMA. Perasaan bahagia memasuki masa kuliah dan beranjak dewasa. Tapi lirik di kedua lagu itu benar adanya, saat-saat di sekolah, menjadi saat-saat yang saya rindukan sekarang, padahal belum genap 9 tahun dari kelulusan SMA. Kerinduan itu bisa bertemu dan berbagi banyak cerita di sekolah dulu bersama teman. Syukurnya, kami masih sering mengetahui banyak cerita. Thx to BBM dan Facebook :)
Kemaren saya sempet nonton film, judulnya 10 Years. Sebenarnya film biasa, tentang reuni 10 tahun sejak masa mereka SMA. Tapi justru cerita mereka yang bikin saya jadi ikutan kangen masa-masa SMA. Tentunya udah banyak yang menikah dan punya anak. Ada yang jadi lebih gendut, ada yang jadi musisi, ada yang tambah cakep.
Siapa sih yang gak suka nonton? Sesibuk-sibuknya orang kayaknya ada aja yang disempetin nonton. Walau gak sempet nonton bioskop paling gak di rumah nonton film apa gitu kan ya? Kalo saya sih emang banyakan di rumah. Kalo tv gak dikuasai Alaya yang nonton Disney Junior, biasanya pas dia lagi tidur atau dia main ke rumah Eyangnya adalah waktu saya buat nonton film-film seri atau serial tv.
Saya gak suka nonton sinetron Indonesia, suka kesel sendiri. Paling yang masih suka sih nonton ftv. Nah, kalo saya sih suka film serial yang drama gitu deh tapi biasanya yang tayang di tv kabel. Seru aja sih, bisa nonton tiap hari apa gitu. Kalo film seri Korea gitu suka juga sebenernya, cuma ya itu, nontonnya mesti beli dvdnya dulu sih :p
Nah, berikut beberapa serial tv yang menurut saya seru untuk diikutin ceritannya :
Jika jawaban kalian ‘untuk mempunyai keturunan’ maka cobalah untuk menonton film Test Pack karya Monty Tiwa, sekarang filmnya lagi tayang di seluruh bioskop Indonesia.
Tidak ada yang salah dengan jawaban ‘ingin mempunyai keturunan’, hanya saja mungkin seharusnya jawaban itu akan menjadi urutan kesekian dalam suatu niatan menikah. Jika jawaban tersebut menjadi urutan pertama dalam niat menikah, maka ketika mendapati pasangan kalian infertil?
Isu ini yang menjadi tema dalam film Test Pack, dari buku yang berjudul sama karyanya Ninit Yunita. Bukunya saya baca udah lama sih ya, sekitar tahun 2006, masih cover awal. Sekarang sih udah dicetak ulang dengan cover berbeda. Menurut saya bukunya sih bagus tapi dapet visualisasi Reza Rahadian – Acha Septriasa ini yang lebih komplit.
Tata (Acha) dan Rahma (Reza) telah menikah selama 7 tahun namun belum dikarunia anak. Keinginan sangat besar dari Tata untuk bisa mempunyai anak diperlihatkan dengan usahanya melakukan banyak hal, dari mulai makan toge mulu untuk menambah kesuburan, baca buku-buku kesehatan reproduksi hingga periksa ke dr. Peni S (Oon Project Pop) dan disarankan untuk melakukan suntik hormon.
Setelah melakukan banyak cara dan belum menampakkan hasil, dr Peni menyarankan agar Rahmat juga melakukan test kesuburan. Rahmat begitu terpukul saat mengetahui hasilnya tidak sesuai keinginan.
Apa yang terjadi dengan Tata setelah mengetahui kondisi Rahmat? Baiknya temen-temen nonton saja lah. Saya merekomendasikan film ini ditonton tidak hanya untuk pasangan yang sudah menikah, yang belum menikah pun bagus juga kalo nonton film ini. Bahwa ternyata menikah bukan cuma mendengar ‘SAH’ saksi ijab qobul aja, tapi lebih dari itu, bagaimana satu sama lain bisa menerima kekurangan dan melengkapinya dengan kelebihan masing-masing.
Semua orang, tidak terkecuali sebenarnya mampu melakukan perubahan.
Iya, ini tentang film dokumenter kedua dari Linimas(s)a. Bagi yang belum pernah menonton film ini, bisa kok diliat langsung dari Youtube atau kalo yang mau unduh, bisa langsung unduh di webnya Linimassa.
Kalo di film Linimassa 1 ada banyak tokoh di dalamnya, yang rata-rata sudah banyak dikenal, seperti Bibit-Chandra soal korupsi, Prita Mulyasari dengan kasus pencemaran nama baik, Harry van Yogya si tukang becak yang ngehits itu, juga bagaimana JalinMerapi dan juga Blood4Life membantu sesama. Nah, Linimassa kedua ini lebih banyak mengangkat hal-hal di daerah yang dilakukan oleh orang biasa tapi menjadi hal yang luar biasa.
Saya beserta teman-teman blogger juga aktivis informasi lain berkesempatan menonton pemutaran perdana film Linimassa 2 pekan lalu. Sepuluh menit pertama, mata penonton disuguhi dengan cerita Ambon. Diceritakan bagaimana Almas juga teman-teman disana berusaha memberi informasi tentang keadaan Ambon kala itu, dimana media-media mainstream dengan hebohnya memberitakan kerusuhan di Ambon. Disaat Ambon sudah mulai membaik, media mainstream berulang kali menayangkan berita yang hanya membuat banyak orang panik.
Almas dkk memberitakan kejadian langsung dari Ambon melalui social media yang membawa kelegaan dari para pembaca. Saat itu, pelan-pelan social media justru menjadi media yang lebih dipercaya. Belum lagi tayangan keindahan Ambon di film itu ditambah dengan lagu Ambon Manise dari Glenn Fredly membuat saya menyesal kenapa waktu itu gak jadi ikut ke Ambon :D
Ada lagi tentang Kampung Cyber, dimana sekampung itu sudah melek internet, mereka warganya sudah bisa menggunakan internet untuk peluang usaha mereka. Ada juga seorang ibu yang rela mengajar PAUD di sebuah desa tanpa mikirin bayaran, dia buat sebuah kelas untuk belajar dengan bambu dan beratap terpal.
Masih ada lagi Mbak Ayu dari Koalisi Aids yang bercerita bagaimana ia berusaha membantu mensosialisasikan HIV AIDS dengan bantuan web, twitter, FB. Saya pribadi salut dengan Mbak Ayu dengan semua cara yang dia lakukan agar banyak orang tahu bagaimana HIV AIDS itu.
Eh, iya ada juga Bunda Yati, nenek berusia 72 tahun yang aktif belajar ngeblog untuk mengisi banyak waktunya lho, beliau tergabung di Kumpulan Emak-Emak Blogger. Daaaann… ternyata di film tersebut, ada penampakan diriku, dikit sih (malu juga kalo banyak) paling juga 2-3 detik gitu deh :D
Ah, ternyata masih banyak orang-orang biasa yang mampu melakukan hal-hal luar biasa seperti ini ya.
Tanpa bantuan siapapun kita sebenarnya bisa melakukan perubahan ~ Shita Laksmi
Bagi yang mau nonton filmnya, yang sabar ya. Linimassa 2 akan segera didistribusikan. Bagi yang mau ikut nyawer untuk film ini masih boleh lho, cek aja infonya disini ya.
Ketika tombol rewind dalam hidup itu tidak pernah ada.
Saya sadar tidak semua orang menyukai masa lalu yang dia punya. Mungkin saja ada banyak hal yang rasanya ingin kita ubah agar tidak membawa penyesalan saat ini atau nantinya. Tapi, tombol rewind dalam hidup itu tidak pernah ada kawan, sebesar apapun usahamu untuk mengubah masa lalu, tidak akan pernah bisa.
Saya gak suka K-Pop, tapi saya harus akui saya suka film-film Korea khususnya serial dramanya. Bagus aja sih, lucu, romantis dan juga ada pesannya. Sama seperti serial ini. Jadi cerita intinya, si cowo, Kang Bae Ho namanya, suka banget sama cewe yang udah dari umur 8 tahun temenan sama dia. Tapi dia gak pernah punya kesempatan (mungkin juga keberanian) untuk bilang bahwa dia suka sama tuh cewe. Sampe akhirnya si cewe nikah sama orang lain. Padahal si cewe suka banget dari dulu sama dia. Akhirnya ada malaikat yang bisa membawa dia ke masa lalunya, sebagai kesempatan agar dia bisa mengubah sesuatu yang terjadi saat nanti. Sekeras apapun dia berusaha mengubah masa lalu, dia mendapati dia gak mengubah apapun di masa datang.
Oke cerita intinya gitu ya. Coba kita simpen dulu cerita pertama ini, lanjut dulu ke film kedua.
Mungkin banyak yang belum pernah nonton film ini ya. Ini film Indonesia, tapi menurutku film ini punya pesan yang bagus banget. Adalah Aditya (diperankan oleh Yosi Project Pop, iya… dia bisa akting kok) yang punya istri dan 1 anak. Suatu hari dia merasa berada di waktu tersulit dalam hidupnya, dia melihat temannya lebih sukses dan juga bertemu dengan mantan pacarnya dulu yang membuat dia merasa sepertinya kalo dulu dia gak melakukan kesalahan dengan menghamili istrinya yang sekarang, dia bisa lanjut sekolah keluar negeri, lebih kaya dan punya istri yang lebih cantik (mantannya itu maksudnya).
Hingga akhirnya, dia bisa kembali ke masa lalu, dia mencoba mengubah semuanya yang dia sesalkan, tapi ternyata hidupnya pun tidak semudah dan sehebat yang ia prediksikan. Aditya menyadari bahwa hidupnya yang nyata bersama istri dan anaknya sekarang itu jauh lebih membahagiakan.