Bikin Nyaman Traveling Keliling Sumatera dengan Bus PO RAPI

Bagi kawan-kawan yang akan melakukan perjalanan darat untuk traveling menyusuri kota-kota di Sumatera bisa mencoba dengan menggunakan bus, seru lho apalagi kalo rame-rame.

Perjalanan itu memang seru kalo bisa dinikmati, apalagi misalnya ada yang pengen jalan-jalan pelesir ke kota-kota di Sumatera, dari Aceh sampai ke Lampung. Biar lebih irit dan juga bisa lebih banyak menikmati dengan berkunjung di tiap kota, pilih aja perjalanan dengan bus, salah satunya kalian bisa mencoba bus PO RAPI.

Sedikit tentang PO RAPI. Jadi PT. Raja Perdana Inti (RAPI) adalah PO bus yang sudah beroperasi sejak tahun 1998 dan merupakan salah satu moda transportasi publik yang terkenal di Sumatera. Tepatnya Desember 1998 PO Bus ini mulai membuka rute perjalanan dari Medan ke Pekanbaru dan sebaliknya sebanyak dua bus. Setahun kemudian mulai nambah armadanya dan juga rutenya, yaitu rute pergi pulang Medan – Rengat juga Medan – Palembang. Hingga 21 tahun, PO RAPI sudah menyediakan layanannya dengan berbagai rute di 30 kota di Sumatera. Rutenya kemana aja nih? Silakan dicari aja ya info rute lengkap bus RAPI.

Read more

Tsundoku atau Bibliophile?

Saya sadar banyak sekali menumpuk buku bacaan, sampai-sampai bisa disebut timbunan. Kamu juga punya kebiasaan begini kah? Selamat datang di Ordo Penimbun Buku.

Awal mulanya saya pernah ke obral buku di salah satu penerbit di Palembang, banyak buanget buku-bukunya, saya ingat itu mungkin sekitar tahun 2006-2007 gitu. Harga yang ditawarkan begitu menarik, hanya Rp 2.500 – Rp 10.000 saja, alhasil saya yang waktu itu sudah bekerja dan punya sedikit gaji, beli banyak sekali buku. Lanjut setelah menikah kebiasaan beli buku itu semakin besar, suami saya punya kesukaan yang sama, dia juga suka membaca, malah dia masuk kategori orang yang suka dunia IT secara otodidak dengan membaca banyak buku komputer.

Di akhir tahun 2010 saya pernah berangkat ke Jakarta pergi pagi pulang malemnya cuma demi ketemu temen-temen Goodreads Indonesia dan pergi bareng belanja buku karena waktu itu salah satu Gramedia menawarkan diskon 30% untuk semua buku-bukunya. Kalap sudah pasti, pertahanan dompet jebol, kartu kredit tersodor dengan ringan ke kasir dan kawan-kawan di Palembang pun nitip gak nanggung-nanggung, ada yang nitip seri Narnia boxset. Abis itu, saya seneng banget, ya ketemu teman-teman ya beli banyak buku yang sampe sekarang masih ada aja belum terbaca.

Read more

Lebih Nyaman Mana, Baca Buku atau Ebook?

Saya sering banget ditanyain begini, nyaman yang mana sih antara baca ebook atau buku fisik? Kalo ditanya ke saya, ya jawaban saya pasti, keduanya nyaman kok tapi ya dengan cara yang berbeda.

Entah saya sudah pernah menulis tentang ini atau belum, tapi mungkin saya sudah sempat menyinggungnya dalam posting di sini beberapa tahun lalu. Setelah bertahun berlalu, jelas sudah banyak kenyamanan lain yang saya rasakan ketika membaca ebook. Kalo tahun itu saya hanya membaca ebook via Kindle, sekarang ya jelas tawaran kenyamanannya lebih banyak.

Dulu, saya puas dengan baca Kindle, ebooknya diinput ke Kindle, baca nyaman karena Kindle pake e-ink yang bikin mata gak capek kalo baca, enak banget lah. Sekarang tawaran ebook gak cuma itu, ada beragam aplikasi penyedia ebook yang sungguh tak bisa dilewatkan, sebut aja Gramedia Digital, Google Playbook, Bookmate dan Ipusnas. Gak cuma itu, ada beberapa nama lagi kayak Scribd, Wattpad dan mungkin ada banyak lagi aplikasi yang belum saya tahu tapi memberikan fasilitas baca ebook legal yang menarik.

Mau gratis? Bisa pake Ipusnas, koleksi ebooknya buanyak banget, dari fiksi, non-fiksi sampe buku pelajaran sekolah kuliah ada semua. Suka sama terbitan Gramedia group, di Gramedia digital banyak banget koleksinya, temen saya yang tadinya gak suka baca ebook lalu teracuni dan ketagihan baca. Ada lagi temen saya yang suka masak, dia seneng banget bisa liat resep masakan yang buanyak banget.

Read more

Teman Perjalanan

Siapa yang tidak menyukai perjalanan? Saya kira ada-ada saja, misalnya bagi orang yang sering merasa mabuk dalam perjalanan darat atau laut. Tapi tiap kita pasti melakukan banyak perjalanan, entah itu perjalanan pendek atau yang jaraknya jauh.

Perjalanan mau jaraknya pendek atau dengan jarak jauh sekalipun tetap akan menarik dilakukan bersama teman atau keluarga, tapi bagi traveler sejati, mau sendiri pun tak masalah. Beberapa teman saya contohnya, sering sekali melakukan solo traveling dan mereka merasa senang-senang saja. Walaupun ada beberapa kekhawatiran kala melakukan perjalanan sendirian.

ilustrasi dari shutterstock.com

Dalam IG Story Omnduut pernah melakukan jajak pendapat, apa yang menjadi kekhawatiran dalam melakukan perjalanan sendirian beberapa diantaranya yaitu ;

Read more

Diary Film di Letterboxd

Setiap orang pasti suka nonton. Ya kan? Siapa coba yang gak suka? Hampir setiap hari yang kita lakukan adalah menonton. Entah nonton film, nonton serial tv, nonton iklan, nonton Youtube sampe mungkin nonton orang kelahi.

gambar dari ajra.es

Sekarang nonton pun gak harus di bioskop, nonton juga bisa di tv rumah, bisa dari laptop sampe dari smartphone. Lebih mudah lagi, sekarang udah banyak aplikasi nonton film walau harus berbayar untuk langganan, tetap aja menonton dengan gawai sudah bisa jadi pilihan asyik.

Sebut saja, Netflix yang paling beken. Walau harus bayar langganan sekitar 100-200 ribu per bulan, orang banyak yang rela bayar kok demi bisa nonton banyak film, serial yang ditawarkan Netflix. Trus ada Iflix juga kalo di Indonesia, sayangnya filmnya kurang banyak dan agak lawas gitu. Ada lagi Hooq dan Viu. Buat penyuka serial Korea kayak saya, Viu adalah aplikasi andalan buat nonton serial Korea terkini. Saya rela bayar 150rb per tahun (kalo dapet promo) untuk premium Viu.

Read more

Pinjam Buku di Perpustakaan Daerah Sumatera Selatan

Demi menggalakkan #AyoMembaca marilah pinjam buku ke perpustakaan!

Sudah sebulanan ini saya dan keluarga, setiap akhir pekan berkunjung untuk pinjam buku di perpustakaan. Sebenarnya didasari keinginan menumbuhkan minat baca pada anak-anak seiring menariknya visualisasi yang ditawarkan Youtube sekarang ini. Jadi, tiap kali berkunjung selalu saya gak lupa ngetwit dan snap beberapa foto ke Instagram Story. Dari sana lumayan banyak juga yang nanya itu di mana tempatnya, sampe ada yang nanya gimana perpustakaan daerah Sumsel itu saat ini (secara mungkin mereka udah lama gak ke sana). Baiklah, untuk itu tulisan ini dibuat, kali-kali aja temen-temen yang di Palembang jadi tergerak lagi untuk berkunjung ke perpustakaan dan boleh jadi ikut meminjam buku di sana.

Perpustakaan ini sempat sering saya kunjungi saat kuliah, teks buku untuk kuliah biasanya banyak, jadi ya bagus banget kalo bisa pinjam saja, apalagi bukunya kan harganya mahal-mahal ya. Nah, sejak suami yang bikin sistem perpustakaan di sana banyak cerita tentang yang dia buat ya akhirnya berkunjung lagi lah. Bener aja, sekarang sudah jauh terkomputerisasi dengan baik, malah canggih punya mesin untuk pinjam dan pengembalikan buku mandiri alias di tap-tap aja gitu.

Masuk ke perpustakaan, bagi yang mau daftar bisa langsung isi form di komputer yang sudah disediakan dibagian kiri pintu utama. Gak perlu bawa fotokopi ktp atau identitas kok, yang penting isi formnya, isi aja data diri di sana, kalo udah selesai, langsung ke petugas di depan daftar-corner tersebut untuk difoto. Sudah foto, tunggu sebentar kartu perpusnya langsung jadi dan terdaftar untuk 365 hari ke depan alias satu tahun. Kalo udah satu tahun, nanti kalian wajib perpanjang. Gak perlu bikin lagi, cukup bilang ke petugas untuk memperpanjang kartunya.


Read more

Cara Menumbuhkan Minat Baca Pada Anak

Mungkin kita harus sepakat dulu bahwa minat baca itu tidak tumbuh dengan sendirinya? Iya kan?
Nah, dari situ tulisan ini bisa dimulai.

Membaca tulisan Mbak Utami di sini soal minat baca, sebenarnya sudah lama saya ingin ikut menuliskan tentang minat baca ini, tapi baru sekarang akhirnya terwujud menuliskannya :D

Saya sadar, sebagai seseorang yang suka membaca, saya memulai semuanya dari kecil. Bapak saya dulu tidak henti membelikan kami (saya dan adik saya) majalah semacam Bobo dan Donald Bebek dari kios kecil depan restoran tiap kali kami mampir makan di sana. Kalo ke Gramedia ya biasa ya beli komik kayak Doraemon, Dragon Ball gitu. Makin besar bisa langganan majalah dan makin gede lagi, saya belum punya duit sendiri buat beli buku, dari SMP hingga SMA saya sisihkan duit jajan saya yang gak seberapa itu buat nyewa buku di taman bacaan depan sekolah. Harga sewanya 10% dari harga beli bukunya. Saat itu senang saya bisa baca banyak komik dan novel hanya dengan meminjam. Dari sana lah awalnya kebiasaan membaca menjadi hal yang menyenangkan, menjadi hobi yang terus dibawa hingga kini. Dari sana juga saya mengerti bahwa kebiasaan membaca itu haruslah ditumbuhkan sedari kecil, dipupuk agar bisa berkembang dengan baik hingga dewasa.

Saya juga sadar, saat ini berbeda dengan zaman dulu, di mana belum ada smartphone canggih yang bisa ini itu, dulu udah punya komputer buat bikin tugas aja udah alhamdulilah. Kalo mau internetan, mesti ke warung internet (warnet). Anak zaman sekarang dimudahkan dengan gawai (gadget), lebih suka visualisasi yang bisa mereka tonton di Youtube dibanding ilustrasi yang ada dalam buku, lebih menyenangkan memang. Itu lah yang terjadi pada anak-anak saya. Ditengah gempuran Youtube yang menyenangkan buat ditonton, saya bisa dibilang berjuang banget agar buku dan membaca bisa mendapatkan tempat ditiap hari mereka. Beberapa langkah ini yang saya lakukan untuk itu.
Read more