9 Alasan Sip Pilih Rumah dijual di Bandung

foto : Wikipedia

Seorang teman bercerita bahwa dalam waktu dekat dia dan keluarganya akan pindah ke Bandung. Selain karena anaknya rencana akan kuliah di Bandung, agaknya teman saya ini ngefans sama Pak Ridwan Kamil atau yang akran dipanggil Kang Emil, yang sekarang menjabar gubernur Jawa Barat. Oh kalo alasan terakhir itu sih, saya juga termasuk di dalamnya.

Sejak dua tahun lalu teman saya itu sudah ngurus ini itu, mulai dari cari-cari rumah di Bandung untuk ditempati nantinya sampe jual rumah yang sekarang di Palembang. Kalo jual rumah terbilang susah-susah gampang ya, gitu juga dengan cari-cari rumah yang sesuai keinginan dan budget yang dipunya.

Bandung sendiri memang punya banyak daya tarik yang bikin setiap orang ingin berlama-lama di sana, dari mulai liburan sampe keinginan untuk tinggal menetap bersama keluarga. Apalagi sekarang udah lebih rapi karena diurusin dengan serius sama Kang Emil sewaktu menjabat walikota. Nah, saya mau bagi ada 9 nilai sip Bandung yang membuat rumah dijual di Bandung jadi lebih menarik untuk ditinggali.

1. Ruang terbuka hijau dan udara yang sejuk

foto : DPKP3 Kota Bandung

Ruang Terbuka Hijau (RTH) sendiri berarti area yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman baik secara alami atau sengaja ditanam. Ini poin sip pertama yang pastinya berasa beda dari kota urban lain yang terasa lebih gersang karena kurangnya pepohonan. Ruang terbuka hijau di Bandung terdiri dari taman unit lingkungan; taman sepanjang sempadan jaringan jalan, jalan tol, rel kereta api, sungai, irigasi, dan SUTT; kawasan pemakaman; dan hutan kota

Bandung disebut dengan Kota Kembang karena memiliki banyak pohon besar. kabarnya sejak zaman kolonial, di mana para gadis Belanda sering mengadakan karnaval menggunakan sepeda berhias bunga. Karena dikelilingi oleh pegunungan, Bandung terasa sejuk dan dingin. Konon, dahulu Bandung merupakan danau purba yang besar, dikenal dengan sebutan ‘Danau Bandung’ atau ‘Situ Hiang.’

Sekitar 3.000 tahun yang lalu, danau ini mulai surut dan membentuk bentangan tataran yang luas, yang kini menjadi kawasan Bandung. Percaya atau nggak, Bandung terasa lebih sejuk kan ya?

2. Mantapnya aksesbilitas

Poin kedua yang akan menguntungkan jika membeli rumah dijual di Bandung adalah aksesbilitasnya yang mantap. Dilihat dari posisinya, Bandung memiliki kemudahan akses oleh kota-kota besar lain di Indonesia dan dunia internasional, yang dapat ditempuh lewat jalur darat, kereta api maupun udara.

Adanya Tol Cipularang membuat volume arus lalu lintas dan tingkat mobilitas penduduk antara Jakarta-Bandung dan daerah sekitarnya menjadi mudah. Sehingga, tidak masalah lagi untuk kamu yang harus keluar masuk Bandung setiap minggunya. Aksesibilitas jalur transportasi darat lain termasuk melalui Nagreg, Jalan Raya Lembang, dll.

Gak lupa Bandung juga punya stasiun yang sudah terbilang paling lama, yaitu Stasiun Bandung atau biasa disebut Stasiun Hall. Untuk jalur udara, ada Bandara Husein Sastranegara yang melayani penerbangan ke berbagai macam tempat. Bakal ada juga pembangunan jalur kereta cepat Jakarta-Bandung, ini akan membuat waktu tempuh semakin cepat dan menambah daya tarik investor. Juga dengan pengoperasian Tol Soroja yang turut mendukung Bandung untuk menjadi pilihan menarik dalam memilih tempat tinggal juga berinvestasi jangka panjang.

Read more

Antara Karya dan Pribadi Si Pembuat Karya

Saya selalu terkagum kepada mereka yang suka menggambar, entah itu ilustrasi, lukisan atau gambar doodle sekalipun, walaupun saya juga gak ngerti seni yang gimana- gimana banget ya. Karena itu saya mengikuti beberapa orang yang hobi dalam urusan menggambar, melukis dan apapun nama lainnya lah. Menarik dan menyenangkan sekali buat saya yang gak bisa gambar ini.

Sama halnya dengan blogger, saya juga sering mengunjungi blog kawan-kawan blogger untuk membaca tulisan mereka atas banyak hal. Dulu sih saya masih suka ketawa ngakak membaca tulisan Raditya Dika dalam blognya dan saya masih bisa membaca cerita melankolis khas teman saya, walau kini hal yang remeh begitu udah jarang banget bisa dibaca dalam sebuah blog pribadi.

Blog zaman dulu isinya terlihat personal karena memang berupa jurnal harian, di mana kadang sedih dan senang bisa diceritakan. Sekarang ya susah menemukan tulisan begitu, walau teman-teman saya masih banyak yang melakukannya. Saya pun ingin menulis lebih banyak seperti dulu, lebih mengalir tanpa khawatir siapa saja yang akan membacanya.

Read more

Belajar Menghargai Waktu

Satu kali dalam pertemuan tahunan SAFENET di tahun 2017, Daeng Ipul yang didaulat sebagai time keeper bilang “Jangan menghukum yang tepat waktu dengan menunggui yang terlambat“, jelas saya sangat setuju.

ilustrasi dari shutterstock.com

Saya orang yang berusaha tepat waktu jika ada janji bertemu (ini menjadi lain halnya jika hanya janji temu hangout bareng teman ya) atau harus datang ke sebuah acara atau apapun yang sudah disepakati untuk terjadi hari dan jam sekian. Untuk ke suatu acara seminar misalnya, jika dalam undangan tertera jam 9 pagi maka saya berusaha sampai di tempat acara sebelum jam 9 pagi. Sayangnya hal ini hampir tidak jadi satu yang begitu penting bagi yang punya acara, asalkan yang hadir ramai. Seringkali saya harus menunggui peserta lainnya, hingga acara dimulai setengah jam atau bahkan satu jam setelah jam yang tertera di undangan.

Ada rasa sebal jika harus menunggui peserta lain yang belum hadir. Entah apa acara memang dijadwalkan akan mulai justru setengah atau satu jam setelah jam yang tertera di undangan atau memang jadinya harus molor karena peserta belum ramai yang hadir. Menunggui yang terlambat itu adalah suatu kesalahan yang tak seharusnya terjadi, tapi justru kejadian berkali-kali hingga jadi sebuah tradisi.

Read more

Ketika Tiket Pesawat Makin Mahal, Naik Bus Bisa Jadi Pilihan Baik

Tiket pesawat domestik tiba-tiba naik di awal tahun 2019. Naiknya gak tanggung-tanggung nih, bisa dua kali lipat dari harga yang biasanya. Desember 2018 tiket untuk satu kali penerbangan Palembang – Jakarta dengan maskapai paling murah hanya sekitar Rp. 400 ribuan. Malah bisa jadi lebih murah dikit kalo dapet harga promo.

Awal tahun 2019 ini, setelah heboh masyarakat mengeluhkan kenaikan tiket pesawat domestik, saya cek paling murah untuk penerbangan sekali jalan Palembang – Jakarta sekitar Rp. 700 ribuan. Itu gak seberapa mungkin jika dibandingkan jika tujuannya ke Indonesia bagian timur atau sebaliknya dari timur hendak ke barat. Mahalnya mengerikan (setidaknya buat kantong saya).

Jika dihitung-hitung penerbangan ke luar negeri justru lebih murah. Dari Palembang ke Kuala Lumpur misalnya, tiket penerbangan pergi pulang bisa didapatkan dengan harga dibawah satu juta rupiah saja. Pikir aja deh ke Jakarta jauh lebih mahal dibanding ke negeri tetangga. Teman yang di Aceh malah bilang, untuk ke Jakarta mereka lebih baik singgah dulu ke Malaysia karena hitungannya jadi lebih murah.

Begitu juga dengan teman yang di Jayapura setelah dihitung dan dicek lagi harga tiketnya justru lebih murah ke Singapura dibanding ke Jakarta. Bisa diakali katanya, beli tiket saja ke Singapura, cari yang pesawatnya transit di Jakarta lalu sesampainya di Jakarta, tak usah ikut penerbangan ke Singapura dan berikan sedikit alasan. Ya gimana orang-orang Indonesia lebih milih ke luar negeri dibanding berwisata ke negeri sendiri, wong tiket pesawatnya memang lebih murah ke luar negeri.

Read more

Pelestarian Hutan, Pengelolaan dan Cara Baik Menggunakan Hasilnya

Ngomongin hutan berarti kita akan membahas banyak hal sebenarnya, itu juga yang saya tangkap dari hasil datang ke acara Forest Talk with Bloggers di Kuto Besak Theater, 23 Maret 2019 lalu. Acara yang diselenggarakan oleh Yayasan Dr. Sjahrir dan The Climate Reality Project Indonesia yang diberi judul Menuju Pengelolaan Hutan Lestari ini memang banyak banget bahas soal hutan dan cara pengelolaannya. Apa aja yang dibahas, saya coba bagi ya.

Pertama, ada Ibu Amanda Katiti yang bahas bagaimana dengan perubahan iklim yang terjadi saat ini. Kadang yang sampe panas banget dibelahan dunia satu dan dibelahan dunia satu lagi malah dingin banget. Seperti juga kita ngerasa di Indonesia yang cuma ada dua musim saja, kadang udah gak sesuai lagi kapan musim tersebut datang. Musim penghujan eh kemaraunya ternyata lebih lama trus pas musim kemarau eh hujan juga kadang lebih sering datang malah sampe banjir. Ini juga salah satunya dikarenakan oleh hutan yang sekarang mulai berkurang lahannya.

Bahasan dilanjutkan sama Mbak Atiek Widayanti dari Tropenbos Indonesia yang memaparkan bagaimana kondisi hutan Indonesia dulu dan saat ini. Dalam hal ini Mbak Atiek lebih banyak berbagi tentang pengelolaan hutan dan lanskap yang berkelanjutan. Bagaimana berkurangnya hutan yang ada hingga populasi hewan di sana juga pastinya ikut berkurang. Dijelaskan juga deforestasi, degradasi hutan, konvensi hutan hingga upaya mengembalikan fungsi hutan. Gak lupa ada juga solusi kolaborasi yang bisa dilakukan.

Read more

Mending Bekas Daripada Bajakan

Beberapa minggu lalu seorang teman membagikan di Instagram story ajakan untuk melaporkan sebuah toko online yang menjual buku-buku bajakan. Lalu saya berpikir, apa iya toko-toko yang menjual produk bajakan/palsu itu memang menyalahi pedoman komunitas (community guidelines) di Instagram?

tangkapan layar dari @sastra.alibi

Sama seperti halnya ada akun Instagram yang menjual produk KW atau palsu entah itu tas, sepatu dan yang lainnya. Saya rasa pasti banyak sekali. Kenapa ada banyak orang yang menjual produk palsu? Ya jawabannya gampang, karena memang ada demand-nya, ada permintaan pasar. Bisa jadi karena memang harga yang asli sangat sangat mahal hingga beli yang palsu menjadi lebih terjangkau atau memang karena ketidaktahuan pembeli bahwa produk tersebut tidak asli. Eh, tapi bagaimana dengan yang jelas-jelas mengatakan dideskripsi produknya bahwa itu adalah produk yang non original (non ori)? masih mau beli?

Saya gak tahu kalo untuk produk seperti tas dan sepatu yang aslinya memang harganya mahal banget, mungkin aja orang akan beramai-ramai beli produk palsunya dengan harga lebih murah dengan pemahaman bahwa kualitasnya jelas akan berbeda dengan produk asli. Ada harga ada rupa.

Tapi bagaimana dengan buku? Apakah teman-teman pernah beli buku bajakan? Kenapa? Apakah karena lebih murah? Apa karena dibohongi penjual? Jika membeli online jelas memang kita tidak bisa melihat dengan jelas apa itu bajakan apa itu asli, tapi saya rasa dari sisi harga pun kita sudah bisa melihat apa itu buku asli atau bajakan. Belum lagi deskripsi produknya kadang terlihat jelas bahwa disebutkan buku itu non-ori.

Read more

Ucapan Ulang Tahun

Bertahun-tahun lalu waktu zaman kuliah, seorang teman pernah mengingatkan saya akan ulang tahunnya yang sebentar lagi tiba. Tujuannya agar diberi ucapan selamat, doa dan juga kado. Lalu saya bilang padanya begini, seorang teman yang baik akan mengingat hari ulang tahunmu tanpa perlu diberitahu sebelumnya. Dia lalu mengiyakan sambil mengangguk-angguk dan tersenyum.

gambar dari pixfeeds.com

Saya sendiri punya kalender di ponsel (bukan kalender Facebook) yang mengingatkan saya tanggal-tanggal ulang tahun teman, sahabat dan keluarga. Berguna banget buat saya. Saya paling tidak, bisa ikut memberikan ucapan selamat dan juga mengirimkan doa yang walau sepertinya template banget, tapi setidaknya tulus dari dalam hati untuk mendoakan. Oh ya, satu hal lagi, itu cara saya untuk mengingat kebaikan yang sudah diberikan teman/sahabat/keluarga.

Pun untuk teman yang sudah berpulang. Saya mengingat kapan ulang tahunnya. Saya berusaha untuk selalu mengingat dia tetap seperti dia masih ada di dunia. Tapi dengan doa yang berbeda, agar dia selalu diliputi kebahagiaan di atas sana sambil mengingat apa yang pernah saya lewatkan bersamanya. Sedih, sudah jelas. Tapi juga sebagai pengingat, bahwa kita semua akan berpulang, entah kapan waktunya.

Read more