Mencoba Damri Bandara Sebagai Alternatif Transportasi Dari dan Menuju Bandara

Yang sering naik bus Damri dari bandara biar lebih hemat, mana suaranya? Termasuk saya dong salah satunya. Sering memang pake bus Damri yang gede itu kan ya, tapi keselnya suka lama gitu bus dengan tujuan yang kita gunakan. Ternyata sekarang ada Damri bandara gitu atau disebut juga Damri shuttle bandara yang bisa jadi alternatif dari dan ke bandara. Gimana jadwalnya? Oke, mari kita cek info jadwal Damri bandara ini ya.

Damri bandara

Damri bandara ini ternyata sudah banyak armadanya, tapi mungkin belum banyak dipake karena mungkin gak banyak info soal armada ini, yang lebih banyak ditungguin ya bus yang gede itu dibanding damri bandara bis kecil ini. Padahal ada banyak kemudahan dengan bis damri bandara yang ini, selain pastinya gak perlu nungguin banyak orang untuk penuh, harganya juga lebih terjangkau dan asyiknya lagi tiketnya bisa dibeli via Traveloka.

Read more

Tips Hemat Belanja Produk Skincare

Ini bagi kalian yang gemar belanja skincare offline (maksudnya langsung ke tokonya) maupun online (dibanyak marketplace) kayak saya :)

Sebenarnya saya bukanlah orang yang suka perawatan kulit dan tubuh. Buat saya yang punya duit gak seberapa ini, perawatan itu adalah sebuah hal yang bisa dikatakan pemborosan. Jelas hal ini mungkin gak berlaku bagi temen-temen yang duitnya banyak ya. Saya akan lebih suka menghemat biaya perawatan apalah-apalah itu untuk belanja buku.

Saya pernah satu kali (seumur hidup) melakukan perawatan menyeluruh dari atas rambut hingga ujung kaki, dari massage alias pijet pijet badan, kepala sampe manicure pedicure, itu adalah saat saya akan menikah (sekitar 12 tahun lalu). Dah waktu itu aja, rasanya gimana? Ya enak gitu hehehehe. Abis itu kalo liat biayanya yang lumayan mahal, saya lebih suka melakukan perawatan mandiri deh alias perawatan ala rumahan aja.

Kalo badan, saya masih rutin seminggu 2x pake body scrub sewaktu mandi. Untuk manicure dan pedicure, saya gak begitu suka. Kuku tangan saya gak bisa panjang karena sejak kecil kalo saya kuku tangannya panjang dikit aja (kelupaan potong seminggu misalnya) udah mulai gatel dibagian ujung kukunya trus kulitnya jadi kering banget, lalu pecah-pecah dan mengelupas. Saya pun gak pernah pake kuteks. Pernah pengen banget, tapi rasanya ribet ntar baru bagus diwarnain eh harus dilepas karena gak bisa salat, walau ya katanya ada yang bisa dipake salat juga.

Read more

Puasa Ramadhan dan Idul Fitri 1440H

Baru nyadar selama bulan puasa tahun ini saya males bener posting blog. Karena, masih bulan syawal rasanya gak apa ya ngomongin puasa tahun ini dan lebaran kami sekeluarga.

Puasa tahun ini belajar untuk lebih sederhana buat menu buka puasa dan sahur. Saya, suami dan Alaya gak ribet banget makannya, gak banyak maunya yang biasanya terjadi kala laper puasa. Masaknya dan nyiapinnya pun gampang, alhamdulilah. Ini juga terjadi untuk beli-beli kue buat lebaran. Kami (saya dan Alaya) memilih kue-kue yang memang disukai dan dalam jumlah yang cukup, gak kebanyakan.

Tahun ini puasa ramadan ke 4 Alaya. Sebelumnya dia gak pernah batal puasa satu hari pun sejak dia mulai puasanya kelas 1 SD. Tapi tahun ini, suatu hari pulang sekolah mukanya pucat, dia bilang kalo sakit perut, jadi ya sudah saya bilang batal saja puasanya. Saya dan suami gak pernah maksa dia dari awal puasa ramadan mesti puasa penuh 30 hari gitu, tapi dari dia sendiri. Soal mengaji, sebelum bulan ramadan Alaya alhamdulilah udah khatam alquran kedua kali. Thanks to Ayahnya yang sabar menghadapi alasan Alaya tiap kali disuruh ngaji :D

Read more

9 Alasan Sip Pilih Rumah dijual di Bandung

foto : Wikipedia

Seorang teman bercerita bahwa dalam waktu dekat dia dan keluarganya akan pindah ke Bandung. Selain karena anaknya rencana akan kuliah di Bandung, agaknya teman saya ini ngefans sama Pak Ridwan Kamil atau yang akran dipanggil Kang Emil, yang sekarang menjabar gubernur Jawa Barat. Oh kalo alasan terakhir itu sih, saya juga termasuk di dalamnya.

Sejak dua tahun lalu teman saya itu sudah ngurus ini itu, mulai dari cari-cari rumah di Bandung untuk ditempati nantinya sampe jual rumah yang sekarang di Palembang. Kalo jual rumah terbilang susah-susah gampang ya, gitu juga dengan cari-cari rumah yang sesuai keinginan dan budget yang dipunya.

Bandung sendiri memang punya banyak daya tarik yang bikin setiap orang ingin berlama-lama di sana, dari mulai liburan sampe keinginan untuk tinggal menetap bersama keluarga. Apalagi sekarang udah lebih rapi karena diurusin dengan serius sama Kang Emil sewaktu menjabat walikota. Nah, saya mau bagi ada 9 nilai sip Bandung yang membuat rumah dijual di Bandung jadi lebih menarik untuk ditinggali.

1. Ruang terbuka hijau dan udara yang sejuk

foto : DPKP3 Kota Bandung

Ruang Terbuka Hijau (RTH) sendiri berarti area yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman baik secara alami atau sengaja ditanam. Ini poin sip pertama yang pastinya berasa beda dari kota urban lain yang terasa lebih gersang karena kurangnya pepohonan. Ruang terbuka hijau di Bandung terdiri dari taman unit lingkungan; taman sepanjang sempadan jaringan jalan, jalan tol, rel kereta api, sungai, irigasi, dan SUTT; kawasan pemakaman; dan hutan kota

Bandung disebut dengan Kota Kembang karena memiliki banyak pohon besar. kabarnya sejak zaman kolonial, di mana para gadis Belanda sering mengadakan karnaval menggunakan sepeda berhias bunga. Karena dikelilingi oleh pegunungan, Bandung terasa sejuk dan dingin. Konon, dahulu Bandung merupakan danau purba yang besar, dikenal dengan sebutan ‘Danau Bandung’ atau ‘Situ Hiang.’

Sekitar 3.000 tahun yang lalu, danau ini mulai surut dan membentuk bentangan tataran yang luas, yang kini menjadi kawasan Bandung. Percaya atau nggak, Bandung terasa lebih sejuk kan ya?

2. Mantapnya aksesbilitas

Poin kedua yang akan menguntungkan jika membeli rumah dijual di Bandung adalah aksesbilitasnya yang mantap. Dilihat dari posisinya, Bandung memiliki kemudahan akses oleh kota-kota besar lain di Indonesia dan dunia internasional, yang dapat ditempuh lewat jalur darat, kereta api maupun udara.

Adanya Tol Cipularang membuat volume arus lalu lintas dan tingkat mobilitas penduduk antara Jakarta-Bandung dan daerah sekitarnya menjadi mudah. Sehingga, tidak masalah lagi untuk kamu yang harus keluar masuk Bandung setiap minggunya. Aksesibilitas jalur transportasi darat lain termasuk melalui Nagreg, Jalan Raya Lembang, dll.

Gak lupa Bandung juga punya stasiun yang sudah terbilang paling lama, yaitu Stasiun Bandung atau biasa disebut Stasiun Hall. Untuk jalur udara, ada Bandara Husein Sastranegara yang melayani penerbangan ke berbagai macam tempat. Bakal ada juga pembangunan jalur kereta cepat Jakarta-Bandung, ini akan membuat waktu tempuh semakin cepat dan menambah daya tarik investor. Juga dengan pengoperasian Tol Soroja yang turut mendukung Bandung untuk menjadi pilihan menarik dalam memilih tempat tinggal juga berinvestasi jangka panjang.

Read more

Antara Karya dan Pribadi Si Pembuat Karya

Saya selalu terkagum kepada mereka yang suka menggambar, entah itu ilustrasi, lukisan atau gambar doodle sekalipun, walaupun saya juga gak ngerti seni yang gimana- gimana banget ya. Karena itu saya mengikuti beberapa orang yang hobi dalam urusan menggambar, melukis dan apapun nama lainnya lah. Menarik dan menyenangkan sekali buat saya yang gak bisa gambar ini.

Sama halnya dengan blogger, saya juga sering mengunjungi blog kawan-kawan blogger untuk membaca tulisan mereka atas banyak hal. Dulu sih saya masih suka ketawa ngakak membaca tulisan Raditya Dika dalam blognya dan saya masih bisa membaca cerita melankolis khas teman saya, walau kini hal yang remeh begitu udah jarang banget bisa dibaca dalam sebuah blog pribadi.

Blog zaman dulu isinya terlihat personal karena memang berupa jurnal harian, di mana kadang sedih dan senang bisa diceritakan. Sekarang ya susah menemukan tulisan begitu, walau teman-teman saya masih banyak yang melakukannya. Saya pun ingin menulis lebih banyak seperti dulu, lebih mengalir tanpa khawatir siapa saja yang akan membacanya.

Read more

Belajar Menghargai Waktu

Satu kali dalam pertemuan tahunan SAFENET di tahun 2017, Daeng Ipul yang didaulat sebagai time keeper bilang “Jangan menghukum yang tepat waktu dengan menunggui yang terlambat“, jelas saya sangat setuju.

ilustrasi dari shutterstock.com

Saya orang yang berusaha tepat waktu jika ada janji bertemu (ini menjadi lain halnya jika hanya janji temu hangout bareng teman ya) atau harus datang ke sebuah acara atau apapun yang sudah disepakati untuk terjadi hari dan jam sekian. Untuk ke suatu acara seminar misalnya, jika dalam undangan tertera jam 9 pagi maka saya berusaha sampai di tempat acara sebelum jam 9 pagi. Sayangnya hal ini hampir tidak jadi satu yang begitu penting bagi yang punya acara, asalkan yang hadir ramai. Seringkali saya harus menunggui peserta lainnya, hingga acara dimulai setengah jam atau bahkan satu jam setelah jam yang tertera di undangan.

Ada rasa sebal jika harus menunggui peserta lain yang belum hadir. Entah apa acara memang dijadwalkan akan mulai justru setengah atau satu jam setelah jam yang tertera di undangan atau memang jadinya harus molor karena peserta belum ramai yang hadir. Menunggui yang terlambat itu adalah suatu kesalahan yang tak seharusnya terjadi, tapi justru kejadian berkali-kali hingga jadi sebuah tradisi.

Read more

Ketika Tiket Pesawat Makin Mahal, Naik Bus Bisa Jadi Pilihan Baik

Tiket pesawat domestik tiba-tiba naik di awal tahun 2019. Naiknya gak tanggung-tanggung nih, bisa dua kali lipat dari harga yang biasanya. Desember 2018 tiket untuk satu kali penerbangan Palembang – Jakarta dengan maskapai paling murah hanya sekitar Rp. 400 ribuan. Malah bisa jadi lebih murah dikit kalo dapet harga promo.

Awal tahun 2019 ini, setelah heboh masyarakat mengeluhkan kenaikan tiket pesawat domestik, saya cek paling murah untuk penerbangan sekali jalan Palembang – Jakarta sekitar Rp. 700 ribuan. Itu gak seberapa mungkin jika dibandingkan jika tujuannya ke Indonesia bagian timur atau sebaliknya dari timur hendak ke barat. Mahalnya mengerikan (setidaknya buat kantong saya).

Jika dihitung-hitung penerbangan ke luar negeri justru lebih murah. Dari Palembang ke Kuala Lumpur misalnya, tiket penerbangan pergi pulang bisa didapatkan dengan harga dibawah satu juta rupiah saja. Pikir aja deh ke Jakarta jauh lebih mahal dibanding ke negeri tetangga. Teman yang di Aceh malah bilang, untuk ke Jakarta mereka lebih baik singgah dulu ke Malaysia karena hitungannya jadi lebih murah.

Begitu juga dengan teman yang di Jayapura setelah dihitung dan dicek lagi harga tiketnya justru lebih murah ke Singapura dibanding ke Jakarta. Bisa diakali katanya, beli tiket saja ke Singapura, cari yang pesawatnya transit di Jakarta lalu sesampainya di Jakarta, tak usah ikut penerbangan ke Singapura dan berikan sedikit alasan. Ya gimana orang-orang Indonesia lebih milih ke luar negeri dibanding berwisata ke negeri sendiri, wong tiket pesawatnya memang lebih murah ke luar negeri.

Read more