Bagi kalian yang hobi nonton drama Korea, pasti gak asing dengan aplikasi nonton online, Viu. Di aplikasi Viu, tinggal download, kita bisa nonton banyak banget judul drama Korea. Saya salah satu penggunanya. Saya merasa gak ketinggalan update drama Korea terbaru dah dengan aplikasi tersebut. Waktu itu saya juga pernah menuliskannya di sini.
Nah, baru-baru ini saya kenalan lagi dengan aplikasi nonton juga, yaitu Tribe. Di Tribe sama sih kayak Viu, kita bisa nonton banyak drama Korea. Saya yakin ada banyak aplikasi nonton yang bereday di Play Store yang mungkin bisa kamu pilih, tapi saya sengaja kali ini mau membandingkan antara Viu dan Tribe.
Online shop emang sering banget bikin kaum perempuan ngiler dan mupeng belanja!
Sekitar 2,7 juta netizen di Indonesia pernah melakukan jual/beli online, begitu menurut survei yang dilakukan Majalah The Marketeers edisi November 2012 lalu. Tidak hanya di Facebook, toko-toko online sekarang menjamur karena memang digemari oleh banyak orang. Entah memang orang di Indonesia udah lebih mengerti efisiensi waktu dengan belanja online atau memang gak punya waktu untuk sekedar jalan-jalan, saking sibuknya :p
Dalam survey itu juga dikatakan faktor utama yang mendorong melakukan transaksi jual beli online karena harga dan diskon yang banyak diberikan oleh online shop. Metode transfer rekening bank masih menjadi metode pembayaran paling digemari karena kemudahannya, dan BCA adalah bank nomer 1 yang paling banyak dipilih orang dalam belanja online di Indonesia.
Sebesar 30% survei Markplus Insight Netizen 2012 memilih BCA sebagai most favorite netizen brand untuk kategori bank. Saya rasa ini dipilih karena memang BCA memberikan kemudahan-kemudahan dalam transaksi apalagi sekarang sudah ada Klikpay BCA.
Setelah kembali dari Jogja akhir bulan lalu, saya dihubungi Kang Iwok untuk bisa diwawancara via email tentang Fellow. Maka, saya pun diminta untuk memberikan jawaban atas sekitar 15 pertanyaan tentang saya dan kegiatan fellow. Karena, udah nulis terus di blog tentang fellow di blog, maka jawaban yang ada saya kasih aja tautan ke blog :)
Eh, bagi yang belum tau. BZ! ini adalah majalah online yang dihadirkan komunitas blogger ‘Blogfam‘ untuk semua blogger. Berisi banyak hal tentang dunia blog seperti profil banyak blogger, info tentang kompetisi blog, profil komunitas blogger, dan masih banyak lagi info tentang perbloggeran.
Saya merasa seneng akhirnya BZ! ini bisa muncul lagi setelah sempat ‘mogok’ karena kesibukan orang-orang didalamnya. Bisa dibilang Blogfam ini adalah kumpulan blogger-blogger senior di Indonesia lho. Jadi banyak sekali yang mungkin bisa di share soal blog oleh para blogger-blogger aktif didalamnya.
Hari kamis-sabtu kemarin saya berkesempatan ke Jakarta. Sejak beberapa minggu yang lalu saya di undang untuk hadir ke acara Focus Group Discussion (FGD) Kode Etik Online dari ICT Watch. Saya berangkat malem sih dari Palembang, sampe di hotel Harris, tempat acara itu diadakan malah tengah malam, jam 12 malam tepatnya. Jadi, ga sempet ngobrol banyak langsung ke kamar hotel. Saya sekamar dengan Mbak Tuteh yang ternyata jauh-jauh dari Ende, NTT. Saya dan Mbak Tuteh akhirnya ngobrol banyak sampe sekitar jam 1.30 pagi.
Paginya, acara di mulai jam 9.30 emang ga langsung diskusi sih. Ada sharing dulu untuk amunisi kita sebagai peserta dalam diskusi siang harinya. Dibuka oleh Mas Donny BU, lanjut deh sharing dari Mas Sammy dari APJII tentang pentingnya komunitas dalam perkembangan internet dan Mas Sigit dari PANDI tentang domain .id. Sesi kedua lanjut sharing dari Mas Anggara selaku pengacara publik yang ngerti soal hukum dan undang-undangnya, beliau memberikan beberapa kasus hukum terkait kebebasan berekspresi. Mas Nezar selaku jurnalis dari Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) sharing soal pewarta warna (citizen journalism).
Sesi ketiga dimulai setelah sholat jumat dan istirahat siang yaitu dari perwakilan Google Asia Pasific , Ross LaJeunesse dan Mike Orgill bercerita tentang kebijakan Google terhadap etika online dan peraturan pemerintah di sejumlah negara, mereka bahkan membuat halaman khusus Google Transparancy Report. Lanjut lagi sharing dari Pak Nukman yang memberi tahu beberapa contoh kasus di dunia online dan memberikan informasi soal perbedaan kasta di era social media saat ini. Menariknya, ada Kang Onno W Purbo yang jadi moderator, sesi ketiga ini jadi lebih bikin mata seger :)
Setelah ketiga sesi itu, barulah kita lanjut ke sesi diskusi. Diskusi yang pertama, kita dibagi menjadi dua grup, yaitu grup yang pro akan perlunya etika online dan grup satunya yang kontra. Saya ada di grup pertama yang pro adanya etika online. Kita diminta menuliskansekitar 12 alasan pro dan kontra ke kartu yang telah dibagikan. Setelah itu akhirnya kita diadu dengan kartu-kartu yang telah kita tulis tadi. Akhirnya, grup yang pro menang…. horeee… :senyum:
Blog ga hanya tempat berbagi cerita keseharian. Tapi juga berbagi semua, tak terkecuali berjualan. Hanya saja, jualan yang di maksud adalah jualan online yang dijajakan dengan menampilkan berbagai foto barang yang di jual.
Saya sendiri termasuk wanita yang hobi belanja *inget iklan WRP kan ya? :D*, mau itu belanja di toko beneran ataupun toko virtual seperti lewat blog, nah inilah yang dinamakan dengan e-commerce. Singkatnya, belanja belanji lewat internet lah. Entah itu situs belanja yang dibuat sedemikian rupa seperti Bhineka, Baliwae dan tanah abang, atau dengan penjajaan simpel fasilitas blog, misal menggunakan Multiply (yg paling banyak) dan Blogspot juga WordPress. Lebih-lebih lagi, sekarang sudah banyak yang berjualan via jejaring sosial, seperti Frindster (FS) dan Facebook (FB).
Sebenarnya tujuan dari penjualan online seperti ini adalah memudahkan kegiatan belanja bagi orang sibuk. Ya, sibuk karena ga sempet ke toko beneran. Apapun yang di pakai, mau pake jejaring sosial kek, blog kek atau buat web beneran, sebenernya yang terpenting dari kegiatan penjualan seperti ini adalah : 1. bagaimana kita bisa membangun network,
2. bagaimana kita memasarkan apa yang kita jual, dan
3. bagaimana kita memberikan service yang baik bagi pelanggan.
Apabila, ketiga hal itu dengan mudah dan konsisten dilakukan…. percayalah, kegiatan penjualan anda bisa eksis :)
Kalo ngomong soal banyak atau tidak penjualan, ya itu tergantung juga sama produk dan harga yang anda tawarkan.
Seorang teman bertanya pada saya, “bagaimana ya memulai berjualan online?”
– apa perlu langsung buat web yang sedemikian rupa?
– budgetnya brp?
Pernah denger lagunya Saykoji yang judulnya Online ?? :siul:
Kalo blom pernah denger, coba deh dengerin lagunya*unduh aja* dan saya mau sekalian bagi liriknya deh :
siang malam ku selalu
menatap layar terpaku
untuk on line on line
on line on line
jari dan keyboard beradu
pasang earphone dengar lagu
aku on line online
on line on line
verse 1:
tidur telat bangun pagi pagi
nyalain komputer online lagi
bukan mau ngetik kerjaan
e-mail tugas diserahkan
tapi malah buka facebook
padahal face masih ngantuk
beler kayak orang mabuk
pala naik turun ngangguk-ngangguk
sambil ngedownload empitri
colok i pod usb kiri
ngecekin postingan forum
apa ada balesannye? belum
biar belum sikat gigi belum mandi
tapi kalo belum on line paling anti
liat friendster myspace, youtube
me and him, everybody you too
cerse 2:
nah udah mandi siap berangkat
langsung cabut takut terlambat
tak lupa flash disk gantung di leher
malah lupa sepatu jadi nyeker
flashdisk isinya bokep atau lagu
kalau ada kerjaanpun gue ragu
kalo emang berani coba pada ngaku
cek isi foldernya satu satu
di kantor online pakai proxy
walau diblok server bisa dilolosi
namanya udah ketagihan internet
produktifitaspun kepepet
jam kerja malah chatting ym
ngobrol online sama ehehem
atasan lewat langsung klik data
pura pura kerja di depan mata
bridge:
makan siangpun aku cari sinyal wifi
mengapa ku kecanduan oh why why
kadang terasa bagai tak berdaya
ingin ku berubah.. eh ada e-mail dah dulu ya
verse 3:
cek e-mail spam semua
email benerannya cuma dua
yang satu email lama
yang satu forwardan yang sama
ngarep komentar buka friendster
loading, gue tinggal beser
pas balik ngecek komputer kok lagi maintenance server
ya udah download lagu
bajakan gratis gak pake ragu
saykoji satu album
setengah jam bisa rampung
sore sore bosen hambar
ide nakal cari cari gambar
download video dengan sabar
ketahuan pacar digampar
Nih lagu bener abis kan yah ?? hayo ngaku deh… yang di kantornya bisa konek internet pasti kayak gini, kayaktemenku ini nih :ting:
Ngaku deh…. sering gitu kan…. awas dimarahin bos yak…. :senyum:
Seminggu sebelum hari raya Idul Adha tiba, saya sempat kebingungan untuk cari hewan kurban. Maklum, tahun ini adalah tahun idul adha pertama saya bersama suami, dan pertama kali pula saya akhirnya ikut serta mikirin kurban. Tanya mama akhirnya, dan mama mengusulkan agar beli aja hewan kurbannya di tempat terdekat. Sayang, seribu sayang, si kakak yang notabennya kepala keluarga, kagak sempet, liatin kambing ato sapi di satu minggu terakhir.
Berkurban itu utamanya niat. Jadi, banyak cara jika udah ada niat. Cobalah kita untuk mengunjungi Rumah Zakat. Walo bukan yang pertama kali mempercayai jasa mereka, tapi saya masih agak kurang ‘dapet’ aja berkurban lewat jasa ini. Bukan… bukan tidak baik, dan saya melihat jasa mereka sangat dapat dipercaya, tapi saya berasa akan lebih seneng kalo yang dikurbanin diliat beneran. Berkurban itu soal kepercayaan, disanalah kita diuji untuk memaknai kepercayaan, juga untuk jasa seperti ini.
Sedikit review saya soal Rumah Zakat dot org ini :